chickenfighter
New member
Semburan awan aneh berwarna biru tipis tampak menghampar di batas atmosfer Bumi dan luar angkasa. Pemandangan yang tidak biasa tersebut terihat dengan jelas dari dalam kabin stasiun antariksa internasional (ISS) yang berada di orbit Bumi.
Awan yang kelihatan menyala di kegelapan itu berada pada ketinggian 75-85 kilometer di atas permukaan tanah. Fenomena pembentukan awan yang beberapa kali terlihat di musim panas tersebut masih misterius meski telah diketahui sejak 120 tahun terakhir.
?Sungguh indah dan pemandangan ini menunjukkan begitu tingginya awan tersebut terbentuk di batas atmosfer,? ujar Gary Thomas, pakar atmosfer dari Universitas Colorado, AS. Awan seperti ini sering disebut awan mesosfer kutub karena sering terlihat di dekat kutub utara maupun selatan.
Sebagai perbandingan, awan cirrus yang biasa terlihat dari permukaan Bumi sebagai semburat tipis memanjang hanya berada pada ketinggian 18 kilometer. Awan yang lebih tebal dan berat lebih dekat dengan permukaan Bumi. Sementara awan tersebut terbentuk di lokasi yang udaranya hanya seperseratus juta kali udara di Gurun Sahara.
Thomas mengatakan uap air mungkin saja bergerak hingga lokasi setinggi itu. Sebagian di antaranya mungkin uap air dari penguapan yang tinggi di wilayah tropis yang menembus hingga batas ketinggian maksimum.
Sebagian lainnya mungkin uap air dari hasil oksidasi methan di lapisan tersebut. Konsentrasi methan diketahui mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat dalam 100 tahun terakhir. Masuk akal kalau terjadi perubahan pola awan tinggi dalam beberapa tahun terakhir akibat hal ini.
Apalagi, awan seperti ini pertama kali dilaporkan tak lama setelah Gunung Krakatau meletus pada 1883. Robert leslie dari Southampton, Inggris melaporkan awan tersebut pada senja hari pada Juli 1885 dan melaporkan hasil pengamatannya dalam jurnal Nature.
Selanjutnya, awan-awan sejenis dilaporkan dari kawasan utara seperti negara-negara Skandinavia, Skotlandia, dan Siberia. Munculnya awan yang ?menyala dalam gelap? itu juga pernah dilaporkan dari Washington dan Oregon, AS, hingga Turki dan Iran. Awan serupa juga muncul tak lama setelah pesawat ulang alik Columbia yang membawa air 400 ton meledak tahun 2003.
Namun, asal-usulnya makin misterius saat satelit AIM (Aeronomy of Ice in the Mesosphere) diluncurkan tahun 2007. Satelit tersebut mendeteksi bahwa awan yang menyala di lapisan terluar atmosfer terbentuk dari kristal-kristal es yang ukurannya kurang dari 30 nanometer. Bagaimana kristal es sekecil itu terbentuk masih menjadi tanda tanya hingga kini.
Sumber : SPACE.COM
Awan yang kelihatan menyala di kegelapan itu berada pada ketinggian 75-85 kilometer di atas permukaan tanah. Fenomena pembentukan awan yang beberapa kali terlihat di musim panas tersebut masih misterius meski telah diketahui sejak 120 tahun terakhir.
?Sungguh indah dan pemandangan ini menunjukkan begitu tingginya awan tersebut terbentuk di batas atmosfer,? ujar Gary Thomas, pakar atmosfer dari Universitas Colorado, AS. Awan seperti ini sering disebut awan mesosfer kutub karena sering terlihat di dekat kutub utara maupun selatan.
Sebagai perbandingan, awan cirrus yang biasa terlihat dari permukaan Bumi sebagai semburat tipis memanjang hanya berada pada ketinggian 18 kilometer. Awan yang lebih tebal dan berat lebih dekat dengan permukaan Bumi. Sementara awan tersebut terbentuk di lokasi yang udaranya hanya seperseratus juta kali udara di Gurun Sahara.
Thomas mengatakan uap air mungkin saja bergerak hingga lokasi setinggi itu. Sebagian di antaranya mungkin uap air dari penguapan yang tinggi di wilayah tropis yang menembus hingga batas ketinggian maksimum.
Sebagian lainnya mungkin uap air dari hasil oksidasi methan di lapisan tersebut. Konsentrasi methan diketahui mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat dalam 100 tahun terakhir. Masuk akal kalau terjadi perubahan pola awan tinggi dalam beberapa tahun terakhir akibat hal ini.
Apalagi, awan seperti ini pertama kali dilaporkan tak lama setelah Gunung Krakatau meletus pada 1883. Robert leslie dari Southampton, Inggris melaporkan awan tersebut pada senja hari pada Juli 1885 dan melaporkan hasil pengamatannya dalam jurnal Nature.
Selanjutnya, awan-awan sejenis dilaporkan dari kawasan utara seperti negara-negara Skandinavia, Skotlandia, dan Siberia. Munculnya awan yang ?menyala dalam gelap? itu juga pernah dilaporkan dari Washington dan Oregon, AS, hingga Turki dan Iran. Awan serupa juga muncul tak lama setelah pesawat ulang alik Columbia yang membawa air 400 ton meledak tahun 2003.
Namun, asal-usulnya makin misterius saat satelit AIM (Aeronomy of Ice in the Mesosphere) diluncurkan tahun 2007. Satelit tersebut mendeteksi bahwa awan yang menyala di lapisan terluar atmosfer terbentuk dari kristal-kristal es yang ukurannya kurang dari 30 nanometer. Bagaimana kristal es sekecil itu terbentuk masih menjadi tanda tanya hingga kini.
Sumber : SPACE.COM