Ayah di Langit

fajarsany

New member
Siang itu Talita berjalan pelan keluar dari gerbang sekolahnya sambil sesekali mengusap air mata yang membasahi pipinya. Pandangannya tertuju pada tanah dibawah yang basah setelah diguyur hujan. Teman-temannya berjalan melewati, bersama ayah dan ibu masing-masing.

Di rumah, dia termenung sendiri di kamar, sambil memandangi langit sore lewat jendela. Lasri, pembantu yang sekaligus tetangganya, pamit untuk pulang. Beberapa menit kemudian, sebuah mobil sedan putih tiba di depan pagar rumah, ibunya pulang.

“Dedek, mamah pulang!”Sambil membawa sebungkus roti kukus.

Biasanya dia akan langsung memakannya, tapi sekarang tidak.

“Dedek kenapa cemberut begitu?”

Dia masih terdiam memandang keluar jendela.

“Mah...”

“Iya sayang?”

“Kenapa mamah tadi pagi tidak datang ke sekolah Lita? Teman-teman datang ke sekolah bersama ayah ibunya.”

“Dan... mamah... ayah Lita siapa,teman-teman yang lain punya ayah?”

Ibunya mendekat lalu memeluknya.

“Maafkan mamah sayang, tadi mamah kira pekerjaan di kantor bisa dilewat, tapi ternyata tidak, mamah menyesal sekali. Dan... tentang ayah, sebenarnya Lita juga punya ayah; dia orangnya baik, pintar, dan tampan. Tanpanya, Lita tidak akan pernah lahir. Mata Lita juga sama dengan mata ayah.”

“Sekarang dia ada dimana, kenapa Lita belum pernah bertemu?” Tanyanya pelan.

“Ada... ayah ada... tapi sekarang dia sedang berada di langit. Dan suatu hari nanti kita akan bertemu ayah disana.”

“Di langit... apa yang sedang ayah lakukan di langit?”

“Dia... dia sedang berbahagia sekarang, dan terkadang dia melihat kita dari sana. Sekarang, makan dulu nih rotinya ya.”

Kemudian Talita memakan roti kukus tersebut.

***​

Keesokan harinya di sekolah, Talita terlibat pertengkaran dengan beberapa temannya; hingga salah seorang dari mereka menyinggung tentang ayahnya.

Sepulang sekolah, Talita menangis sendiri di taman dekat sekolah. Seorang guru yang kebetulan melewatmenghampirinya, kemudian mengobrol sebentar, lalu mengantarnya pulang.

“Mamah, aku benar-benar ingin bertemu ayah! Jangan bohong ayah ada dimana!”

“Mamah tidak bohong dek, dia ada dilangit. Sekarang mamah harus pergi, ada pertemuan dengan klien!” Kata ibunya sambil sesekali menjawab obrolan di telepon genggam. Kemudian dengan terburu-buru menuju halaman depan, lalu pergi mengendarai mobil. Tinggal dia dan Lasri berdua di rumah.

***​

Sore itu, Lasri berada di kantor polisi, duduk menghadap seorang lelaki yang menginterogasi dirinya. Sementara itu di ruangan lain, ibu Talita sedang menangis.

“Ketika saya sampai disana, dia sudah berada di atas tembok, kemudian ketika saya berteriak menyuruhnya turun,dia malah meloncat sambil berusaha menggapai langit.” Jawab Lasri sedikit gemetaran.

“Apa ada kata-kata yang dia ucapkan sebelum jatuh?” Tanya penyidik.

“Ada, sebelumnya saya tanya apa yang sedang dia lakukan disana, dia menjawab ingin bertemu ayahnya di langit, kemudian meloncat dan... jatuh.”

Sebelumnya, siang itu Talita ditemukan tewas di halaman belakang setelah terjatuh dari atap rumahnya.
 
Back
Top