spirit
Mod
![20100921101526forum.jpg](http://img97.imageshack.us/img97/4293/20100921101526forum.jpg)
MEDAN - Amir Jamaah Anshorut Tauhid Abubakar Baasyir disebut ikut terkait dalam jaringan teroris sekaligus perampokan Bank CIMB Niaga di Medan, Sumatera Utara. Juru Bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Iskandar Hasan menyebut, Ba'asyir diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan teroris Medan, yang satu per satu dibekuk polisi.
"Biaya pelatihan di Sinabung juga diduga berasal dari Ba'asyir," kata Iskandar dalam jumpa pers di Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Senin 20 September 2010. Yang dimaksudkan Iskandar adalah pelatihan militer kelompok Medan yang sebelumnya disebutkan Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri.
Kepada wartawan, Bambang mengungkapkan, para anggota jaringan teroris Al-Qaidah Tanzim Aceh tidak hanya pernah melakukan latihan militer di Jalin Jantho, Aceh Besar. Kelompok yang belakangan dituduh beraksi dalam sejumlah perampokan itu juga pernah menggelar latihan di Sinabung dan Deli Serdang, Sumatera Utara. "Kami luput dari informasi ini," kata Bambang dalam jumpa pers yang sama.
Menurut Bambang, pelatihan di Sinabung dan Deli Serdang baru diketahui saat para tersangka perampokan Bank CIMB Niaga Medan tertangkap. Menurut para tersangka, selain di Aceh, ada lokasi pelatihan di dua lokasi lain di Sumatera Utara.
Namun ihwal keterkaitan para teroris dengan jaringan Jamaah Ansharut Tauhid, yang didirikan Abu Bakar Ba'asyir, Bambang tak menjelaskan secara terperinci. "Masih didalami," kata dia.
Tadi malam, sekitar pukul 20.00 WIB, belasan aktivis Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Sumatera Utara mendatangi markas Detasemen Khusus 88 Antiteror Polda Sumatera Utara. Penasihat hukum MMI, Julheri Sinaga, mengatakan mereka datang untuk mempertanyakan alasan penangkapan Bendahara MMI Kasman Hadiyono, 43 tahun.
Menurut Julheri, pihaknya menduga Kasman ditahan hanya karena memiliki kaitan sebagai abang ipar Marwan alias Nanong, yang tewas ditembak Densus 88 Antiteror Polri dalam penyergapan di Deli Serdang.
Namun, di Markas Densus 88, para anggota MMI ini tidak mendapatkan informasi tentang Kasman. Hal yang sama mereka alami ketika mendatangi Markas Polda Sumatera Utara sebelumnya. "Kami heran mengapa polisi begitu tertutup," kata Julheri. Dari markas Densus 88, belasan aktivis MMI itu berangkat menuju Rumah Sakit Bhayangkara untuk mengetahui keberadaan Kasman.
sumber: tempointeraktif