Ada beberapa kiat bagi pelaku UMKM agar bisa bertahan dan sukses di era digital versi mereka yaitu:
1. Produk
Pelaku UMKM harus melakukan riset pasar sebelum memutuskan untuk membuat produk, jadi pastikan dulu produk Anda bisa diterima pasaran.
2. Kreativitas.
Putera menilai, saat ini makin banyak perusahaan, termasuk yang berskala besar yang masuk ke dunia internet. Untuk itu, kreativitas lah yang membedakan antara bisnis satu dengan bisnis lainnya.
3. Komitmen
Pelaku UMKM diharapkan memiliki komitmen penuh saat memutuskan untuk terjun saat memasarkan produknya secara digital.
Berawal dari kesulitan mencari sepatu dengan ukuran yang sesuai dengan kakinya, Muhammad Yukka Harlanda pemuda berusia 28 tahun ini membuka sebuah bisnis jual beli sepatu kulit lokal yang bernama Brodo Footwear.
Ide bisnis ini berawal karena ia selalu kesulitan mencari sepatu yang sesuai dengan ukuran kakinya yang cukup besar yaitu 46. Ukuran tersebut memang tidak lazim ada di Indonesia.
Kemudian Yukka mulai menerima jasa custom sepatu. Saat itu, Yukka mendatangi salah satu pusat produksi sepatu terbesar di Bandung yaitu Cibaduyut. Di tempat tersebut, Yukka mulai bertanya-tanya bagaimana cara membuat sepatu, memesan hingga jenis dan bahan baku sepatu kepada pengrajin.
Tak disangka banyak dari rekan-rekannya yang menyukai sepatu buatan Yukka, sehingga ia memberanikan diri untuk memesan kembali beberapa lusin sepatu di Cibaduyut. Untuk membeli tiga lusin sepatu Cibaduyut, Yukka hanya memerlukan modal Rp 7 juta, modal itu dibantu bersama rekannya Putera Dwi Karunia yang sekaligus menjadi COO di brandnya saat ini.
Akhirnya tidak disangka produk sepatu yang didapatnya dari para pengrajin di Cibaduyut laku dijual kembali dan mendapatkan apresiasi dari para pembeli. Yukka terus mengembangkan usahanya hingga memberikan label Brodo Footwear bagi setiap produk sepatu kulit yang dijualnya di tahun 2011.
Di usia yang muda, Yukka Harlanda telah menjadi sosok penting pengusaha sukses di bisnis Brodo Footwear yang dikenal kalangan luas terutama di Kota Bandung. Namun dibalik suksesnya ia pun tak luput dari sebuah kendala karena ia tidak menguasai ilmu desain untuk fashion, bisnis, marketing, analisa dan laporan keuangan, namun ia terus berjalan dan belajar dari kesalahan.
Hal terburuk yang pernah dialami adalah ia pernah tertipu karena membeli sepatu kulit yang harga jualnya mahal padahal kualitasnya buruk. Namun hal tersebut tidak membuatnya jera, ia mampu meneruskan usahanya hingga kini meraih kesuksesan.
Berkat kegigihannya, Brodo Footwear kini telah menjelma menjadi sebuah produk sepatu kulit lokal yang memiliki kualitas premium. Yukka menjelaskan bila produk sepatu kulit yang dijual hanya untuk pria. Cara ini dilakukan agar Brodo Footwear memiliki identitas yang dikenal masyarakat. Yukka optimis bisnis sepatu kulit Brodo Footwear akan berkembang dari tahun ke tahunnya. Dengan alasan yang cukup simpel, yaitu karena pasar Indonesia yang begitu besar.
Kesuksesan Brodo Footwear saat ini diakui juga berkat memanfaatkan teknologi. Karena teknologi sangat dibutuhkan oleh orang-orang dan teknologi dapat memudahkan pekerjaan.
Sumber: Platform Umkm Indonesia
1. Produk
Pelaku UMKM harus melakukan riset pasar sebelum memutuskan untuk membuat produk, jadi pastikan dulu produk Anda bisa diterima pasaran.
2. Kreativitas.
Putera menilai, saat ini makin banyak perusahaan, termasuk yang berskala besar yang masuk ke dunia internet. Untuk itu, kreativitas lah yang membedakan antara bisnis satu dengan bisnis lainnya.
3. Komitmen
Pelaku UMKM diharapkan memiliki komitmen penuh saat memutuskan untuk terjun saat memasarkan produknya secara digital.
Berawal dari kesulitan mencari sepatu dengan ukuran yang sesuai dengan kakinya, Muhammad Yukka Harlanda pemuda berusia 28 tahun ini membuka sebuah bisnis jual beli sepatu kulit lokal yang bernama Brodo Footwear.
Ide bisnis ini berawal karena ia selalu kesulitan mencari sepatu yang sesuai dengan ukuran kakinya yang cukup besar yaitu 46. Ukuran tersebut memang tidak lazim ada di Indonesia.
Kemudian Yukka mulai menerima jasa custom sepatu. Saat itu, Yukka mendatangi salah satu pusat produksi sepatu terbesar di Bandung yaitu Cibaduyut. Di tempat tersebut, Yukka mulai bertanya-tanya bagaimana cara membuat sepatu, memesan hingga jenis dan bahan baku sepatu kepada pengrajin.
Tak disangka banyak dari rekan-rekannya yang menyukai sepatu buatan Yukka, sehingga ia memberanikan diri untuk memesan kembali beberapa lusin sepatu di Cibaduyut. Untuk membeli tiga lusin sepatu Cibaduyut, Yukka hanya memerlukan modal Rp 7 juta, modal itu dibantu bersama rekannya Putera Dwi Karunia yang sekaligus menjadi COO di brandnya saat ini.
Akhirnya tidak disangka produk sepatu yang didapatnya dari para pengrajin di Cibaduyut laku dijual kembali dan mendapatkan apresiasi dari para pembeli. Yukka terus mengembangkan usahanya hingga memberikan label Brodo Footwear bagi setiap produk sepatu kulit yang dijualnya di tahun 2011.
Di usia yang muda, Yukka Harlanda telah menjadi sosok penting pengusaha sukses di bisnis Brodo Footwear yang dikenal kalangan luas terutama di Kota Bandung. Namun dibalik suksesnya ia pun tak luput dari sebuah kendala karena ia tidak menguasai ilmu desain untuk fashion, bisnis, marketing, analisa dan laporan keuangan, namun ia terus berjalan dan belajar dari kesalahan.
Hal terburuk yang pernah dialami adalah ia pernah tertipu karena membeli sepatu kulit yang harga jualnya mahal padahal kualitasnya buruk. Namun hal tersebut tidak membuatnya jera, ia mampu meneruskan usahanya hingga kini meraih kesuksesan.
Berkat kegigihannya, Brodo Footwear kini telah menjelma menjadi sebuah produk sepatu kulit lokal yang memiliki kualitas premium. Yukka menjelaskan bila produk sepatu kulit yang dijual hanya untuk pria. Cara ini dilakukan agar Brodo Footwear memiliki identitas yang dikenal masyarakat. Yukka optimis bisnis sepatu kulit Brodo Footwear akan berkembang dari tahun ke tahunnya. Dengan alasan yang cukup simpel, yaitu karena pasar Indonesia yang begitu besar.
Kesuksesan Brodo Footwear saat ini diakui juga berkat memanfaatkan teknologi. Karena teknologi sangat dibutuhkan oleh orang-orang dan teknologi dapat memudahkan pekerjaan.
Sumber: Platform Umkm Indonesia
Last edited: