Sungguhnya ironis yang dialami kaum muslimin baik di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia lainnya dalam hal penentuan awal bulan ramadhan dan syawal mereka selalu berselisih padahal jika mereka mau merujuk kepada kitabullah dan sunnah rasulNYA disana terdapat solusi dari permasalahan ini. Ingat ALLAH telah berfirman Annisa’-59
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Lihatlah kaum muslimin dari ayat diatas hanya orang yang benar imannya yang akan melakukan amal ini yaitu jika mereka berselisih dalam masalah apapun apalagi dalam masalah agamanya mereka rujuk kembali kepada kitabullah dan sunnah rasulNYA premis logisnya jika mereka tidak mau melakukan rujuk seperti yang tercantum pada ayat diatas maka iman mereka adalah dusta.
Nah dari titik tolak inilah akan timbul suatu pertanyaan bagaimana sih perbuatan Rasullullah dalam menentukan awal bulan ramadhan dan syawal ??.
Rasullullah sekitar 15 abad yang lampau telah bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalm kitab shiyam No. 1907.
الشهر تسع وعشرون ليلة فلا تصومو ?*تى تروه فإن غم عليكم فأكملو العدة ثلاثين
Satu bulan itu 29 malam, maka janganlah kamu berpuasa sampai kalian melihatnya (melihat hilal/awal bulan). Jika kalian terhalang dalam melihatnya maka genapkan ( 1 bulan menjadi ) 30 hari.
Terlihat pada hadis diatas fiil amar dalam bentuk larang yang bersyarat yang terdapat pada kata berikut ini فلا تصومو ?*تى تروه artinya maka janganlah kamu berpuasa sampai kalian melihatnya.
Banyak hadis-hadis shohih yang senada seperti yang tertera pada Imam Bukhari dalam kitab shiyam No. 1906, riwayat muslim dalam kitab shaum No. 2496 dan yang lainnya.
Apakah kaum muslimin lupa bagaimana kita bersikap terhadap perintah yang diberikan Rasul pada umatnya yaitu kita dengar dan kita taat seperti yang sudah tertera pada ayat sebelumnya. Dan juga pada ayat-ayat berikut ini:
115. Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu[348] dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. Annisa-115
[348] Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan.
92. Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (Almaidah:92)
36. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata. (Al-ahdzab:36)
Sesungguhnya penentuan awal bulan ramadhan dan syawal adalah masalah yang sudah ada tuntunan dari Rasullullah sehingga barangsiapa yang menyelisihinya takut wahai kaum muslimin terhadap ancaman ALLAH dalam surat Annisa-59 dan Al-ahdzab:36.
Janganlah kamu tentang perkataan rasul hanya dengan berdalih organisasi kami telah memutuskan demikian (fanatik terhadap organisasinya)
dan jangalah kamu mengatakan ini adalah istihad sesunggunya istihad itu dilakukan jika tuntunan yang ada samar baginya tetapi dalam hal penentuan awal bulan ramadhan dan syawal terang bagaikan bulan purnama.
Tak takutkah kalian terhadap amal yang dilakukan tanpa dalil adalah tertolak seperti sabda beliau
من عمل عملا ليس أمرن فهو رد
Barangsiapa yang beramal dengan amalan yang bukan urusan kami (agama ini) maka dia tertolak. Riwayat Imam muslim
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan awal bulan ramadhan dan syawal adalah dengan melihat hilal bukan selainnya. Wallahu a’lam.
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Lihatlah kaum muslimin dari ayat diatas hanya orang yang benar imannya yang akan melakukan amal ini yaitu jika mereka berselisih dalam masalah apapun apalagi dalam masalah agamanya mereka rujuk kembali kepada kitabullah dan sunnah rasulNYA premis logisnya jika mereka tidak mau melakukan rujuk seperti yang tercantum pada ayat diatas maka iman mereka adalah dusta.
Nah dari titik tolak inilah akan timbul suatu pertanyaan bagaimana sih perbuatan Rasullullah dalam menentukan awal bulan ramadhan dan syawal ??.
Rasullullah sekitar 15 abad yang lampau telah bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalm kitab shiyam No. 1907.
الشهر تسع وعشرون ليلة فلا تصومو ?*تى تروه فإن غم عليكم فأكملو العدة ثلاثين
Satu bulan itu 29 malam, maka janganlah kamu berpuasa sampai kalian melihatnya (melihat hilal/awal bulan). Jika kalian terhalang dalam melihatnya maka genapkan ( 1 bulan menjadi ) 30 hari.
Terlihat pada hadis diatas fiil amar dalam bentuk larang yang bersyarat yang terdapat pada kata berikut ini فلا تصومو ?*تى تروه artinya maka janganlah kamu berpuasa sampai kalian melihatnya.
Banyak hadis-hadis shohih yang senada seperti yang tertera pada Imam Bukhari dalam kitab shiyam No. 1906, riwayat muslim dalam kitab shaum No. 2496 dan yang lainnya.
Apakah kaum muslimin lupa bagaimana kita bersikap terhadap perintah yang diberikan Rasul pada umatnya yaitu kita dengar dan kita taat seperti yang sudah tertera pada ayat sebelumnya. Dan juga pada ayat-ayat berikut ini:
115. Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu[348] dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. Annisa-115
[348] Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan.
92. Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (Almaidah:92)
36. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata. (Al-ahdzab:36)
Sesungguhnya penentuan awal bulan ramadhan dan syawal adalah masalah yang sudah ada tuntunan dari Rasullullah sehingga barangsiapa yang menyelisihinya takut wahai kaum muslimin terhadap ancaman ALLAH dalam surat Annisa-59 dan Al-ahdzab:36.
Janganlah kamu tentang perkataan rasul hanya dengan berdalih organisasi kami telah memutuskan demikian (fanatik terhadap organisasinya)
dan jangalah kamu mengatakan ini adalah istihad sesunggunya istihad itu dilakukan jika tuntunan yang ada samar baginya tetapi dalam hal penentuan awal bulan ramadhan dan syawal terang bagaikan bulan purnama.
Tak takutkah kalian terhadap amal yang dilakukan tanpa dalil adalah tertolak seperti sabda beliau
من عمل عملا ليس أمرن فهو رد
Barangsiapa yang beramal dengan amalan yang bukan urusan kami (agama ini) maka dia tertolak. Riwayat Imam muslim
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan awal bulan ramadhan dan syawal adalah dengan melihat hilal bukan selainnya. Wallahu a’lam.
=b=
