Balada Seorang Rendra

06 Februari 1989,di sebuah desa lahirlah diriku,yang di beri nama RENDRA FEBRINA ADITYA,aku lahir dari keluarga sederhana (umum di kampung halamanku),aku dan kedua orang tuaku tinggal di rumah buyutku,sebuah rumah megah namun kuno,
310488_272762166092606_100000764758136_666903_1578558164_n.jpg

Di sinilah aku tinggal dulu

pada waktu itu Ibuku bekerja di sebuah koperasi,dan ayah ikut membantu,sementara aku di titipkan kepada seorang petani,yang kemudian menjadi ibu asuhku.

masa kecilku tidak bahagia,karena ketika aku berusia tiga tahun ayah dan bunda merantau ke jakarta,dan aku dititipkan kepada nenekku di kampung,aku ingin sekali ikut dengan mereka,namun selalu di cegah oleh nenek,apalah dayaku hanya seorang balita tak mampu melawan.

hari demi hari berlalu,selama bertahun-tahun aku hidup tanpa belaian kasih sayang orang tua,anak sekecil itu harus menderita hanya demi satu tujuan,satu kata yang terucap dari ayahku,"Agar kelak kau mandiri dan tidak cengeng",ayah dan bunda menengokku hanya sebulan sekali,dengan membawa banyak mainan untukku,namun itu semua tidaklah akan cukup untuk menebus rasa hausku akan kasih sayang mereka,

setiap mereka hendak kembali ke jakarta aku selalu merengek ingin ikut,karena hanya itulah yang bisa di lakukan seorang anak kecil,namun tetap saja tiada mampu,

ketika ku lihat teman-teman sebayaku bersama ayah atau ibunya aku selalu menangis,ingin aku rasakan seperti mereka,dalam hati aku berkata,"aku pun ingin sama merasakan kebahagiaan seperti kalian,akupun sama ingin rasakan belaian papah dan mamah di setiap saat".hal ini membuat aku menjadi seorang yang pendiam dan pemalu,

hingga pada usiaku 9 tahun,akupun jatuh sakit,tekanan batin yang aku pikul mencapai batasnya,lalu ayah dan bunda memutuskan agar aku tinggal bersama mereka,harapanku tergapai sudah,sejak saat itu aku tinggal bersama keluargaku,namun terkadang ada rasa cemburu,kenapa hanya aku saja yang di asingkan?kenapa adik-adikku tidak?

kini aku beranjak menjadi seorang pemuda berusia 22 tahun,aku bekerja di sebuah restoran kecil di jakarta,tujuanku bekerja hanya satu,untuk membantu kedua orang tuaku,karena itulah aku tidak sempat memikirkan untuk memiliki seorang kekasih,meskipun aku sering di ejek namun aku tetap diam tak melawan.

aku suka sekali menggambar,aku selalu berharap dapat menjual karya-karya ku,namun sepertinya tiada yang tertarik,sempat aku berfikir untuk berhenti saja menggambar,namun sulit sekali,hasrat untuk menggambar selalu ada,aku hanyalah seorang seniman gagal,aku tidak lah hebat seperti kakek dan ayahku yang seorang seniman juga,

"aku hanyalah seorang pemuda desa yang polos dan tak mengerti apa-apa"
 
oouh...cupcupcup...nice story

semua pasti ada jalannya, kita tinggal berdoa dan berusaha...

reppu + 4 u brother
 
Back
Top