Balas Dendam, Kopassus Tewaskan 4 Tahanan Lapas Sleman

asksalman

New member
Kucoba.com - Kopassus Terlibat Penyerangan LP Sleman
oknum-kopasus-menyerang-lp-sleman.jpg

Sabtu dinihari penyerangan dilakukan pada LP Sleman mereka bersenjatakan lengkap menerobos masuk kedalam lapas. Tanpa panjang lebar mereka langsung memaksa sipir untuk menjunjukan sel tahanan ke empat pelaku penganinayaan Hugo's Cafe begitu sampai langsung menembaki ke empat narapidana.

Kejadian ini disinyalir butut dari ulah pelaku penganinayaan yang menyebabkan rekan mereka anggota Kopassus, Sersan Satu Santoso. Santoso tewas ditusuk di Hugo's Cafe, Jalan Adisutjipto, Km 8,5, Maguwoharjo, Sleman, pada Selasa, 19 Maret 2013. Video CCTV, yang dipasang dipenjara mereka ambil.

Opini About Oknum Kopasus Terlibat Penyerangan LP Sleman : Menurut saya terlalu berlebihan jika mereka berbuat seperti itu. Kasus ini harus diusut tuntas, berani berbuat harus berani bertanggung jawab dan diadili seadil adilnya.


Hot
Hari Kartini
Jadwal Indonesia vs Arab Saudi
Prediksi Skor Indonesia vs Arab Saudi
Tata Cara Mandi Wajib
 
Last edited:
wah aparat keamanan di lawan

melawan aparat keamanan sama aja dengan bermain main dengan semut merah atau rangrang

semut merah apabila rumah nya di hancurkan pasti akan keluar semua semut nya terus mengigit siapa saja

sama juga dengan aparat keamanan teman nya di aniaya yang pasti akan membalas
 
Kalau membaca berita yang berseliweran siapapun itu sangat logis (menurut logika saya) kalau kemudian menduga teman yang terbunuh yang ambil tindakan.
 
Sigmanews – Mabes Polri mengatakan bahwa tim penyidik di lapangan sudah mengantongi ciri-ciri para pelaku bersenjata laras panjang dan bertopeng dalam aksi penyerangan ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/03) minggu lalu.

Hal itu dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar saat acara Rakernis Humas Polri di Jakarta, Rabu (27/03).

"Jelas kita sudah punya info itu dari keterangan saksi cuma kita belum bisa sampaikan kepada publik karena akan digunakan lagi untuk penyelidikan. Itu bagian dari pendalaman penyelidikan," kata dia.

Boy juga menyebutkan, ada kemungkinan para pelakunya mengunakan bahasa daerah tertentu, hal ini terkait lokasi kejadiannya berlangsung di pulau Jawa.

“Masih di keep dulu, istilahnya ini kan rahasia dapur jadi belum bisa diinfokan ke publik," ungkapnya.

Boy juga mengatakan aksi sadis yang dilakukan belasan pria bertopeng itu adalah aksi berencana. "Dibilang terencana iya betul. Ini direncanakan dengan baik," tegasnya. (srr/pmd)

Sumber: http://www.sigmanews.us/id/read/162...ai-info-pelaku-penembakan-lapas-cebongan.html
 
VIVAnews - Pengeroyokan terhadap anggota Den Intel Kodam IV Diponegoro, Serka Heru Santosa di Hugo's Cafe oleh empat tersangka yang tewas ditembak di Lapas Cebongan, dinilai bukan pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Menurut Ketua Komnas HAM, Siti Nurlaela, pengeroyokan hingga menewaskan anggota Kopassus Kandang Menjangan Kartosuro itu adalah pelanggaran pidana murni.

"Untuk kejadian tewasnya Serka Heru Santosa tidak bisa dikategorikan pelanggaran HAM, meski korban tewas. Kejadian tersebut lebih ke arah tindak pidana murni," kata Siti Nurlaela usai bertemu dengan Sri Sultan HB X di Kepatihan Yogyakarta, Kamis 28 Maret 2013.

Siti mengatakan, peristiwa pengeroyokan di Hugo’s Cafe merupakan satu rentetan dengan peristiwa penyerangan di Lapas Cebongan. Penyerangan itu menargetkan empat pelaku pengeroyokan di Hugo’s Cafe yang menewaskan mantan anggota Kopassus.

"Kalau kejadian di Lapas Cebongan itu ada indikasi kuat merupakan pelanggaran HAM," ucapnya.

Alasannya, keempat tersangka pengeroyokan sedang menjalani proses hukum akibat perbuatannya. Namun dibunuh dengan cara ditembaki di dalam Lapas.

Di sisi lain, kata Siti, pelaku penyerangan jelas melakukan pelanggaran terhadap penghormatan lembaga negara. "Kejadian di Lapas Cebongan ada proses hukum yang tidak dihormati dan ada lembaga negara yang tidak dihormati," katanya. (eh)

Sumber: http://nasional.news.viva.co.id/new...oyokan-anggota-kopassus-bukan-pelanggaran-ham
 
Ini Dia Temuan Identifikasi Kasus LP Cebongan

Polri masih menyelidiki kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman, Yogyakarta pada Sabtu 23 Maret 2013 yang menewaskan empat tahanan. Empat tahanan itu adalah tersangka kasus pembunuhan seorang anggota Kopassus dalam perselisihan di Hugo’s Caf, Yogyakarta.

Saat ini, proses identifikasi yang dilakukan Polri hampir rampung. Sumber INILAH.COM yang mengetahui bocoran hasil identifikasi itu menyebutkan proses identifikasi antara lain dilakukan pada bidang teknologi informasi yang menyangkut percakapan ponsel dan pengumpulan fakta di lapangan.

Identifikasi itu antara lain menemukan informasi bahwa penyerangan itu terjadi empat hari setelah anggota Kopassus terbunuh di Hugo’s Caf. Setelah pembunuhan itu, muncul berbagai tekanan terhadap Polres Sleman.

Sumber tersebut juga mengungkapkan, akibat tekanan itu, tahanan kemudian dipindahkan ke Yogyakarta. Namun demikian, tekanan masih muncul sehingga tahanan dititipkan ke LP Cebongan, Sleman.

Selain itu, muncul pula SMS yang dikirim kepada Kapolres Sleman pada hari yang sama saat terjadinya penyerangan. Pada hari itu, sekitar sore hari muncul SMS kepada Kapolres dari anggota Kopassus yang isinya dia khawatir tidak bisa mengendalikan anak buahnya. Disebutkan pula bahwa ada anggota Kopassus yang melakukan latihan di luar markas Kopassus.

SMS tersebut kemudian di-forward ke Kapolda DIY dan Danrem. Oleh Kapolda, SMS tersebut di-forward lagi ke Pangdam Diponegoro. Namun, Pangdam menyatakan SMS tersebut palsu dan dikirim bukan oleh orang Kopassus. Sebab, tidak mungkin Kopassus mengirim SMS ke polisi.

Indikasi lainnya, adalah, saat penyerangan terjadi, kelompok penyerang mendatangi rumah Kalapas untuk meminta kunci. Saat itu, ada seseorang yang menyuruh Kalapas untuk berbicara dengan Komandannya karena Kalapas menolak menyerahkan kunci. “Anda bicara sama komandan saya!” kata sumber tadi menirukan ucapan salah satu penyerang.

Menurut sumber tadi, keterangan-keterangan tersebut dikumpulkan dari berbagai saksi yang telah dimintai keterangan.

Dari penyelidikan di lokasi kejadian juga, tim identifikasi menemukan sejumlah informasi. Antara lain mengenai keberadaan saksi mutiara berinisial Ksn. Saksi itu menyebutkan, saat penambakan terjadi, seorang penyerang menyuruh saksi bertepuk tangan. "Tepuk tangan kalau tidak mau mati." Para tahanan yang memang bukan jadi target pembunuhan itu akhirnya tepuk tangan.

Di sela-sela itu, Ksn berteriak "Hidup Kopassus!" Ksn juga mengaku mengetahui wajah para pelaku karena sempat diancam ingin dibunuh.

Baca juga: Tahanan Polres Diperkosa Sejumlah Oknum Polisi
 
Re: Ini Dia Temuan Identifikasi Kasus LP Cebongan

semakin tak jelas. data2 diatas janggal.

1. benar kata pangdam tak mungkin Korps Kopassus kirim SMS ke Polri karena dianggapnya dibawah strata

2. Jika berteriak " Hidup Kopassus" itu menandakan penyerang itu bukan Kopassus. mana mungkin mereka meninggalkan jejak seperti itu setelah membunuh.

.
 
Re: Ini Dia Temuan Identifikasi Kasus LP Cebongan

2. Jika berteriak " Hidup Kopassus" itu menandakan penyerang itu bukan Kopassus. mana mungkin mereka meninggalkan jejak seperti itu setelah membunuh.

seperti difilm atau analisa di cerita detektif saja ini, he, tapi benar juga
mengerikan sekali yang seperti ini terjadi didunia nyata, bukan di film action atau cerita detektif, bisa terbongkar ga ya kasus ini
 
Re: Ini Dia Temuan Identifikasi Kasus LP Cebongan

seperti difilm atau analisa di cerita detektif saja ini, he, tapi benar juga
mengerikan sekali yang seperti ini terjadi didunia nyata, bukan di film action atau cerita detektif, bisa terbongkar ga ya kasus ini

jika serius menangani kasus ini pastilah dapat terkuak siapa pelakunya. Wiranto aja sesumbar jika hanya butuh 1 hari utk menangkap pelaku penyerangan itu.
 
Re: Ini Dia Temuan Identifikasi Kasus LP Cebongan

seperti film FBI aja, mungkin ada sineas yang tertarik menfilmkannya?
 
VIVAnews - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat mengumumkan pelaku penyerbuan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah 11 personel Komando Pasukan Khusus.
TNI AD menyatakan, 11 oknum melakukan penyerbuan yang menewaskan empat tahanan tersangka pembunuhan prajurit TNI AD Sersan Kepala, Heru Santoso, itu akan diusut sesuai hukum yang berlaku.

Ketua Tim Investigasi TNI AD Brigadir Jenderal (CPM), Unggul K Yudhoyono, mengatakan, lancarnya proses investigasi yang dilakukan timnya karena dilandasi kejujuran dan keterbukaan para pelaku. "Menjadi catatan khusus, bahwa para pelaku secara kesatria telah mengakui perbuatan sejak hari pertama penyelidikan, 29 Maret 2013," ujar Unggul dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis 4 April 2013.

"Penyerangan tersebut merupakan tindakan seketika yang dilatarbelakangi jiwa korsa dan membela kesatuan," kata Unggul.

Para pelaku ini berdinas di Kopassus Grup Dua, Kandang Menjangan, Kartosuro, Jawa Tengah. Unggul melanjutkan, penyerangan itu dilakukan setelah mereka mendengar salah satu anggota Kopassus, Serka Heru Santoso, diserang oleh sekelompok preman di Hugo's Cafe, Yogyakarta, hingga tewas pada 19 Maret 2013 dan pembacokan Sertu Sriyono pada 20 Maret 2013.

"Mereka membela kesatuan setelah mendapat kabar tentang pengeroyokan dan pembunuhan secara sadis dan brutal terhadap anggota Kopassus atas nama Serka Heru Santoso," tuturnya.

Dari 11 orang itu hanya satu yang bertindak sebagai eksekutor, inisialnya U. Prajurit berinisial U, yang memimpin serangan, dibantu dengan delapan pendukung melakukan penyerangan menggunakan Mobil Avanza biru dan Suzuki APV hitam. "Dari 11 orang tersebut, 3 orang berasal dari pelatihan Gunung Lawu," kata Unggul.

Menurut dia, selain motif membela kehormatan kesatuan, pelaku penembakan juga mengaku memiliki utang budi kepada Heru saat bertugas. "Serka Heru merupakan atasan langsung pelaku yang juga pernah berjasa menyelamatkan jiwa pelaku saat melakukan operasi," kata Unggul.

Kini tim investigasi menyampaikan bahwa pelaksanaan penyelidikan sudah dilakukan, berjalan dengan lancar dan dapat menetapkan kesimpulan awal dalam masa kerja 6 hari, dengan kejujuran dan keterbukaan.

Latihan di Gunung Lawu

Beberapa prajurit Kopassus tersebut sedang latihan di Gunung Lawu ketika mendengar ada teman meraka dikeroyok dan dibunuh dengan keji, sadis dan brutal, pada pertengahan Maret lalu.
Selasa 19 Maret dini hari, pukul 02.45, Sersan Satu Heru Santosa yang tercatat mantan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan Kartosuro tewas di tempat hiburan Hugo's Cafe, Jalan Adisucipto, Depok, Sleman.

Heru tewas setelah ditikam dengan pecahan botol minuman keras di bagian dada. Insiden ini berawal ketika korban dikeroyok oleh 7 orang yang salah satunya berinisial DA yang tinggal di asrama Nusa Tenggara Timur di Lempuyangan, Yogyakarta. "Pelakunya adalah DA. Semua orang tahu siapa DA. Pelaku sudah diamankan oleh pihak keamanan Hugos Cafe," kata salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya.

Keesokan harinya, lagi seorang prajurit TNI, Sersan Satu Sriyono, yang dikeroyok di Jalan Sutomo, Yogyakarta. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Yogyakarta Komisaris Dodo Hendra Kusuma menceritakan sebelum terjadi pengeroyokan, Sriyono sempat bertengkar dengan seseorang. "Kemudian datang belasan orang dengan menggunakan satu mobil dan sekitar tujuh sepeda motor. Salah satunya perempuan," kata Dodo, Kamis 21 Maret 2013.

Usai bertengkar, Sriyono dikeroyok oleh belasan orang tersebut. Dia sempat berlari ke arah utara hingga depan bekas Bioskop Mataram. “Di lokasi Tersebut dia dikeroyok lagi. Dalam pengeroyokan pelaku menggunakan senjata tajam dan tongkat pemukul berantai (double stick)."

Korban pun terkapar karena luka akibat senjata tajam. Kepala Sriyono robek karena sabetan senjata tajam. Warga yang melihat kemudian melarikannya ke RS Bethesda Yogyakarta. Kepala Sriyono harus dijahit karena luka yang cukup dalam.

Baru Kamisnya, polisi menangkap empat orang termasuk yang diduga menikam Sertu Heru sampai tewas, yakni Hendrik Benyamin Sahetapy Engel alias Dicky Ambon (31 tahun), Yohanes Juan Mambait alias Juan (38 tahun), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29 tahun), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33 tahun).
Dicky Ambon adalah gembong preman yang lama meresahkan warga Yogyakarta. Ia punya banyak catatan kriminal di wilayah Yogyakarta. Bahkan, pria lelaki kelahiran Kupang, Nusa Tenggara Timur, tersebut tertera pada data Polresta Yogyakarta pernah ditahan dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan. Yang lebih "hebat" lagi, saat ditangkap dalam kasus pemerkosaan, dia baru saja bebas bersyarat dengan sisa masa tahanan 2,5 tahun akibat kasus pembunuhan di Jalan Solo pada tahun 2002.

Unggul menuturkan, belasan oknum Kopassus lalu mendengar informasi mengenai pembunuhan itu secara tidak sengaja dari masyarakat yang mengetahui adanya pembunuhan tersebut. "Ini informasi didapatkan secara tak sengaja. Di jalan, dengar dari orang. Makanya mereka bergerak ke Lapas Cebongan, jadi tidak ada info yang disampaikan resmi. Jadi secara kebetulan. Masyarakat ditanya di jalan," tuturnya.

Setelah mendengar kematian Sertu Heru yang mengenaskan, belasan prajurit ini pun naik pitam. "Karena jiwa rasa korsa mereka reaksi dan ajak temannya yang berjumlah 11 orang. Ini karena jiwa korsa tinggi. Apalagi proses penganiayaan begitu sadis, brutal dan biadab," kata Unggul. "Namun, penerapan jiwa korsa tersebut adalah penerapan yang tidak tepat."

Tim bergerak dengan menggunakan dua unit mobil, Toyota Avanza biru dan Suzuki APV warna hitam. Sementara 2 orang prajurit yang menggunakan kendraan Daihatsu Feroza tidak dapat mencegah tindakan penembakan itu.

"Dua orang menggunakan kendaraan Daihatsu Feroza yang berusaha mencegah tindakan rekan-rekannya tersebut. 11 Orang tersebut terdapat tiga orang berasal dari daerah latihan Gunung Lawu," kata Unggul. "Serangan tersebut menggunakan 6 pucuk senjata. Terdiri dari 3 pucuk jenis AK-47 yang di bawa dari daerah latihan, 2 pucuk AK-47 replika dan 1 pucuk pistol Sig Sauer replika."

Dan setelah berhasil melakukan pembunuhan empat tahanan itu, mereka membawa kabur kamera CCTV beserta rekamannya. "Mereka mengakui barang bukti yang dibawa sudah dimusnahkan dan dibuang ke Sungai Bengawan Solo," kata Unggul di Media Center Dinas Penerangan Angkatan Darat, Jakarta, Kamis 4 April 2013.

Unggul lantas menanyakan dengan cara apa mereka memusnahkan. "Mereka jawab dibakar sebagian," ujarnya.

Salah Dihukum, Benar Dibela

Tim Investigasi ini dibentuk KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo pada 29 Maret 2013 lalu. Sejak dibentuknya tim, kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Rukman Ahmad, para pelaku sudah mengakui perbuatannya.

Dia menegaskan, TNI AD akan menjunjung tinggi proses penegakan hukum terhadap siapapun pelaku penyerangan Lapas Cebongan. "Sehubungan dengan ini, TNI AD telah membuktikan jaminan penegakan hukum bagi prajurit yang bersalah," kata Rukman yang jumpa pers bersama Unggul.

Bercermin pada kasus pembakaran Mapolres Ogan Komering Ulu, kata Rukman, tim investigasi bekerja dengan cepat dan berupaya mencapai hasil sebaik-baiknya, selengkap-lengkapnya, dan transparan.

Sabtu lalu, Jenderal Edhie Pramono Wibowo sendiri menyampaikan menjamin akan menindak anggotanya jika terlibat dalam penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta yang menewaskan empat orang. "Intinya yang salah saya hukum, yang benar saya bela," kata Edhie Pramono di Mabes TNI AD.

Sementara Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengapresiasi tim investigasi TNI yang berhasil mengungkap kasus penyerangan Lapas Cebongan ini. "Apresiasi yang tinggi kepada KSAD dan tim investigasi yang telah bergerak cepat sesuai instruksi Presiden melalui Panglima TNI dan Kapolri," kata Djoko.

Menurut Djoko, ini baru babak awal dari jawaban atas kasus yang menewaskan empat tahanan titipan Polda DI Yogyakarta. "Harus terus dilakukan penyidikan-penyidikan yang lebih tajam sebelum diajukan ke Mahkamah Militer," ujar dia.

Kini persoalannya, jika terbukti memang personel TNI yang melakukan penyerangan, bisa dikategorikan pelanggaran hak asasi manusia. Ketua Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia Siti Nurlaela jauh-jauh hari sudah menyatakan ada indikasi pelanggaran HAM.

Alasannya, Dicky Ambon cs sedang menjalani proses hukum akibat perbuatan kriminal mereka, namun dibunuh secara brutal dengan cara diberondong di sel mereka di dalam Lapas. Siti juga menyatakan gerombolan yang menyerbu penjara melakukan pelanggaran berat terhadap kehormatan lembaga negara. "Dalam kejadian di Lapas Cebongan, ada proses hukum dan keberadaan lembaga negara yang tidak dihormati," kata Nurlaela.

Sumber: http://fokus.news.viva.co.id/news/read/402718-oknum-kopassus-akui-tembak-mati-4-preman-di-lapas
 
Re: Ini Dia Temuan Identifikasi Kasus LP Cebongan

iya ya tersangka yang diumumkan penyelidik, memang anggota kopasus, dan memang untuk membalas dendam anggota mereka yang diduga dibunuh oleh 4 preman tersebut


2. Jika berteriak " Hidup Kopassus" itu menandakan penyerang itu bukan Kopassus. mana mungkin mereka meninggalkan jejak seperti itu setelah membunuh.
berarti ada teriakan ini beneran oleh kopasus ya, jujur juga ya mereka, kalau memang mau sejujur itu, yang masih mengganjal kenapa harus mematikan cctv dan tidak langsung menyerahkan diri setelah melakukan perbuatan tersebut, jika karena kehormatan
 
Hutang darah dibayar darah, hutang nyawa dibayar nyawa

jadi sudah impas kasus ini harus di tutup

di buat komnas ham anda juga harus memberi keadilan pada istri sertu heru santoso yang lagi hamil tua sertu santoso juga sebagai korban jadi anda(komnas ham) harus memberikan keadilan jangan hanya membela 4 pelaku pembunuh sertu santoso

ada asap pasti ada api pasti kejadian ini ada yang mulai duluan

tidak akan ngamuk kopasus kalau tidak ada yang mulai duluan
 
Hutang darah dibayar darah, hutang nyawa dibayar nyawa

jadi sudah impas kasus ini harus di tutup

di buat komnas ham anda juga harus memberi keadilan pada istri sertu heru santoso yang lagi hamil tua sertu santoso juga sebagai korban jadi anda(komnas ham) harus memberikan keadilan jangan hanya membela 4 pelaku pembunuh sertu santoso

ada asap pasti ada api pasti kejadian ini ada yang mulai duluan

tidak akan ngamuk kopasus kalau tidak ada yang mulai duluan

BETTOEL!
 
Back
Top