Bandara Internasional Banyuwangi - Salahsatu Bandara Terbaik Dunia

spirit

Mod
PicsArt_06-11-08.57.06-750x375.jpg

Bandara Internasional Banyuwangi

20 Bandara Diakui Memiliki Arsitektur Terbaik di Dunia, Satu di Indonesia

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bandara Internasional Banyuwangi di Jawa Timur yang dikelola PT Angkasa Pura (AP) II diakui sebagai salah satu bandara dengan arsitektur terbaik di dunia.

Hal ini merujuk dalam daftar 20 bangunan bandara dengan arsitektur terbaik di dunia 2022 yang dirilis The Aga Khan Award for Architecture (AKAA).

Aga Khan Award memiliki standar penilaian sehingga mengakui suatu bangunan sebagai yang terbaik, mulai dari keunggulan arsitektur kontemporer, social housing, berkontribusi dalam pengembangan masyarakat, pelestarian sejarah, konservasi kawasan, desain lanskap dan perbaikan lingkungan, serta juga melihat pemanfaatan sumber daya lokal, penggunaan teknologi secara inovatif, serta aspek lain seperti misalnya insinyur dan pengrajin.

Arsitektur Bandara Banyuwangi dirancang oleh arsitek Indonesia, Andra Matin, di mana terminal penumpang pesawat mengusung konsep green airport yang tidak mengandalkan pendingin udara namun tetap terasa nyaman bagi penumpang pesawat.

Terminal penumpang seluas 7.000 meter persegi dan berkapasitas 3 juta penumpang/tahun ini dibangun oleh Pemerintah Daerah Banyuwangi dan mengadopsi konsep atap rumah Suku Osing masyarakat asli Banyuwangi. Keindahan arsitektur terminal penumpang ini kemudian menjadi salah satu landmark di Jawa Timur.

Pada 2017, Bandara Banyuwangi kemudian dikelola oleh Angkasa Pura (AP) II dan pengembangan bandara pun terus berlanjut.

AP II mengembangkan sisi udara yaitu: penebalan runway, pelebaran dan perpanjangan runway menjadi 2.450 x 45 m dan perluasan apron (parkir pesawat) menjadi 16.200 meter persegi, serta pembangunan taxiway.

Dalam perkembangan terkininya, Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan bahwa pengembangan sisi udara guna mendukung operasional pesawat berbadan sedang (narrow body) sekelas Boeing 737-900 ER dan Airbus A320 yang saat ini menjadi pesawat komersial rute jarak pendek dan menengah paling banyak digunakan maskapai di Indonesia atau bahkan di dunia.

“Saat ini, di tengah periode pemulihan penerbangan dari dampak pandemi COVID-19, Bandara Banyuwangi melayani rute Jakarta – Banyuwangi yang dioperasikan oleh Citilink dan Batik Air, serta Sumenep – Banyuwangi oleh Susi Air,” ujarnya melalui keterangan resmi, Sabtu (11/6/2022).

Dia pun berharap pemulihan penerbangan secara berkelanjutan berjalan lancar seiring dengan membaiknya penanganan pandemi, sehingga rute-rute lain akan kembali dibuka di Bandara Banyuwangi.

AP II juga sedang memperkuat implementasi green airport. Bandara Banyuwangi sudah memiliki terminal penumpang dengan arsitektur yang luar biasa indah dan sangat mendukung penerapan green airport.

“AP II akan memperkuat penerapan green airport ini dan menjadikan Bandara Banyuwangi sebagai bandara pertama di Indonesia yang mendapat sertifikasi Greenship Existing Building,” ujarnya.

Untuk memperkuat penerapan green airport ini, AP II telah menyiapkan program efisiensi dan konservasi energi melalui pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai salah satu sumber energi di bandara ini.

“Program ini sudah berjalan, AP II didampingi Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkolaborasi untuk mendorong pemanfaatan PLTS di bandara-bandara termasuk di Bandara Banyuwangi,” jelasnya.

Dari evaluasi yang telah dilakukan, pemanfaatan PLTS di Bandara Banyuwangi dimungkinkan dilakukan di atas atap seluas 3.300 meter persegi dengan maksimal kapasitas on-grid sebesar 150 KWp (kilowatt peak). Panel surya dalam sistem PLTS akan dipasang di atap gedung Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF) dan gedung Main Power Station (MPS).

Implementasi PLTS ini juga sejalan dengan pengembangan Bandara Banyuwangi untuk selalu mengikuti tren global, di mana AP II akan mendorong seamless journey experience di melalui pemanfaatan mesin self check in, layanan dengan mobile apps, self baggage drop dan fasilitas lainnya seperti biometrik facial recognition untuk naik ke pesawat.

“Penumpang pesawat atau traveler yang saat ini didominasi kalangan milenial lebih memilih penggunaan teknologi untuk memproses keberangkatan penerbangan dan merasakan seamless journey experience,” imbuhnya.

Menurutnya, melalui pengembangan sisi darat yang mencakup terminal penumpang berarsitektur terbaik dunia, lalu pengembangan sisi udara mencakup runway, apron, taxiway, serta pengembangan infrastruktur teknologi dan energi baru, terbarukan, Bandara Banyuwangi akan menjadi pilot project pengembangan bandara modern untuk mendukung wisata.

“Traveler yang melalui bandara ini akan merasakan aura berlibur yang sangat kental, bebas ribet, bebas stress dan bebas hambatan,” tandasnya. (ATN)

.
 
Back
Top