Bangkai Levina Makan Korban

elbar

New member
PENCARIAN Tim SAR menyisir perairan Muara Gembong di sekitar lokasi karamnya bangkai KM Levina I yang meminta korban jiwa, selain 42 penumpang yang dinyatakan tewas akibat kapal terbakar pada 22 Februari lalu

JAKARTA (SINDO) ? Peristiwa tragis terjadi pada saat dilakukan penyelidikan terhadap penyebab terbakarnya KM Levina I di Perairan Muara Gembong, Bekasi, kemarin. Seorang tewas dan tiga lainnya hilang setelah rombongan wartawan dan tim investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) serta Puslabfor Polda Metro Jaya ikut tenggelam bersama bangkai KM Levina I.
Musibah ini bermula ketika bangkai KM Levina I berada di Perairan Muara Gembong, sekitar tiga mil dari bibir pantai untuk tujuan penyelidikan. Bangkai kapal ini berada di Perairan Muara Gembong seusai ditarik sejauh 80 mil, setelah terbakar di Perairan Kepulauan Seribu, tepatnya antara Pulau Kelapa dan Rakit pada Kamis (22/2) lalu. Sekitar pukul 13.00 WIB, bangkai kapal disidik oleh delapan anggota Puslabfor Polda Metro Jaya,empat orang anggota KNKT dan 12 wartawan, dua orang dari antv, satu dari MetroTV, dua dari SCTV, dua dari RCTI, dua dari Indosiar, dua dari Lativi, dan seorang wartawan Radio Elshinta. Ke-24 orang tersebut naik ke atas kapal tanpa dilengkapi pelampung.
Setelah sekitar 24 orang semuanya berada di atas dek dan lantai tiga, tibatiba bangkai kapal tersebut oleng dan perlahan tenggelam. Dalam kurun waktu tiga menit, bangkai kapal sudah hilang ditelan laut.?Kejadian begitu cepat. Tidak ada guncangan sama sekali, tiba-tiba kapal terasa oleng,? kata Ariefliamsyah Harahap,wartawan antv yang selamat dari musibah tersebut. Arief mengaku selamat setelah meloncat dari jendela saat bangkai kapal tersebut tenggelam. Dia mengaku berenang mendekati kapal boatyang membawanya.?Selama beberapa menit, saya terombang- ambing di kapal boat.Tenaga saya habis, sampai ada kapal yang menyelamatkan saya,? kata Arief.
Wartawan MetroTV Edi Widodo bercerita,ketika kapal mulai karam, semua orang yang berada di atas berhamburan. Dia mengaku melihat salah satu rekannya masih memegang kamera, meskipun sudah berada di laut.?Untungnya saya bisa berenang, jadi saya langsung mencari kapal boat,? kata Edi Widodo. Nahas bagi kamerawan Lativi, Suherman,31.Saat tenggelam,dia tidak bisa menyelamatkan diri hingga ditemukan tewas di Perairan Muara Gembong.
Suherman tidak bisa menyelamatkan diri karena saat itu tersedot arus kapal yang tenggelam. Selain Suherman, tiga orang anggota rombongan lain hingga kemarin belum ditemukan. Mereka adalah kamerawan SCTV,Muhammad Guntur, dan dua anggota Puslabfor Polda Metro Jaya, Sugeng Widodo dan Widyantoro. Sementara, tercatat sebanyak dua orang mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke RS Port Medical Center (PMC), Jakarta, yaitu anggota Komite Nasional Keselamatan Transportasi Ruthanna Simatupang dan seorang kamerawan RCTI,Bima.
Hingga kemarin, upaya pencarian terhadap ketiga korban yang hilang terus dilakukan dengan mengirim satu tim pasukan katak dari Komando Pasukan Amfibi TNI AL berjumlah tujuh orang. ?Ke sana dengan tujuan utama pencarian korban yang belum ditemukan,? ujar Kepala Penerangan Armabar Letkol Laut Hendra Pakan. Hingga kemarin, penyebab karamnya KM Levina I belum bisa dipastikan. Akan tetapi, dugaan kuatnya karena kapal sudah bocor sehingga air masuk ke buritan kapal dengan sangat cepat. ?Mungkin karena sehabis kebakaran ada yang bocor,?tambahnya.
Mendengar kabar tersebut,Menteri Perhubungan Hatta Rajasa langsung mengunjungi markas Dirpolair Polda Metro Jaya di Pondok Dayung, Tanjung Priok. Dia langsung mengadakan pertemuan dengan pihak yang bertanggung jawab atas karamnya kapal tersebut. Wakapolri Komjen Pol Makbul Padmanagara, di RS PMC, mengaku sangat prihatin dengan kejadian tersebut. Terkait adanya korban dalam peristiwa itu, dia mengaku akan berusaha mencari tahu penyebab kejadian. ?Itu adalah kewajiban kami,? katanya setelah kurang lebih lima menit mengunjungi korban. Ketua KNKT Setio Rahardjo sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Terlebih, petugas saat itu sedang sibuk dan terkonsentrasi melakukan penyelidikan.
?Sehingga kami tidak memperhatikan orang di luar tim penyidik yang naik ke KM Levina I,? katanya. Di tempat terpisah, Direktur Polair Mabes Polri, Brigjen I Nengah Sutisna mengaku, pihaknya tidak punya kewenangan untuk mengizinkan orang masuk dan keluar kapal.Menurut dia, yang berhak memberi kewenangan adalah Administratur Pelabuhan (Adpel) Tanjung Priok. Polisi, katanya, mempunyai fungsi melakukan penyelidikan jika ada suatu pelanggaran yang terjadi, seperti pada kasus terbakarnya KM Levina I. ?Jadi, polisi tidak mempunyai wewenang,? katanya. Humas Lativi Raldi belum bisa berkomentar banyak atas tewasnya salah satu wartawan mereka. Menurut Raldi,pihak manajemen saat ini sedang berduka karena kehilangan salah seorang karyawan andal mereka.
Dia juga mengaku masih melakukan koordinasi dengan pihak keluarga untuk proses pemakaman dan sebagainya. ?Kami sangat berduka dengan kejadian ini,? katanya. Terkait dengan kejadian itu, RCTI yang menyertakan wartawannya dalam peliputan tersebut mengaku ikut berduka. Apalagi, salah satu kamerawan mereka,Bima, turut menjadi korban dan saat ini tengah dirawat di RS Mitra Kemayoran. Kondisi korban kritis karena paru-parunya kemasukan air.Dikhawatirkan,dengan masuknya air tersebut,paru-paru korban terinfeksi. ?Ya, kita berdoa semoga kondisi Bima semakin membaik dan bisa bertugas kembali sebagaimana biasa,? ujar Pemimpin Redaksi RCTI Arif Suditomo.
Menurut Arif,ke depannya,harus ada perbaikan manajemen penanganan dari tim evakuasi dan tim penyidik atas sebuah musibah kecelakaan. Pemimpin Redaksi SCTV Rosiana Silalahi menegaskan, pihaknya tetap fokus pada pencarian Muhammad Guntur, kamerawan SCTV yang hilang dalam musibah tersebut. ?Pencarian pada Minggu sore dihentikan sementara karena cuaca buruk, tapi Senin pagi kami akan turut membantu pencarian, dibantu juga dari tim Global Rescue,? kata Rosi di Jakarta,Minggu.
Guntur, lanjut Rosi, telah mengabdi selama 13 tahun di SCTV dan telah memiliki banyak pengalaman sebagai juru kamera. ?Kami sudah hubungi pihak keluarga dan kita tidak mau berpikir macam-macam dulu, yang terpenting adalah fokus pada upaya pencarian,? ujarnya singkat. Berdasarkan pengamatan SINDO, sehari sebelum kapal karam (24/02),kondisi bangkai kapal mengalami kerusakan sangat parah.Di mana-mana,terlihat besi kapal yang telah mengelupas dan terbakar. Puluhan bangkai kendaraan tinggal besi-besinya saja. Buritan sebelah kiri kapal pun sudah terendam air. Sementara itu, anggota KNKT Ruthanna Simatupang saat ini tengah dirawat di RS PMC Jakarta.
? Kondisinya sudah stabil,tidak ada luka-luka, tapi masih agak shock.Rencananya,dia akan dipindahkan ke RS UKI oleh keluarganya, tapi sekarang belum,? ujar Ketua KNKT Setio Rahardjo. Atas kejadian ini, Menteri Perhubungan Hatta Rajasa menyatakan, sebenarnya sudah ada prosedur keamanan sebelum tim dari Puslabfor, KNKT, dan wartawan berangkat menuju bangkai KM Levina. Anggota rombongan mendapatkan pengarahan sebelum berangkat ke lokasi. ?Briefing sudah dilakukan di markas Polair, demikian juga pembagian baju pelampung,? kata Hatta dalam konferensi pers di Markas Polair Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Menurut Hatta, saat itu, sekitar pukul 11.00 WIB, penyidik Labfor dan KNKT melakukan koordinasi di markas Polair. Beberapa wartawan yang hadir menyampaikan keinginannya untuk ikut naik ke KM Levina I. ?Saat pemberian briefing,diberi tahu bahwa tempattempat berbahaya di kapal tidak boleh didatangi,?ujar Hatta. Hatta menambahkan, tim kemudian tiba di lokasi di perairan Muara Gembong sekitar pukul 12.00 WIB menggunakan kapal Polair. Selanjutnya, sekitar pukul 13.00 WIB, kapal miring dan dalam hitungan menit bangkai KM Levina tenggelam.
(andi saputra/sucipto/m.yamin/meutia rahmi/ant)
 
Back
Top