andree_erlangga
New member
Banjir di Bekasi, Jawa Barat, menelan korban jiwa. Dua warga setempat dilaporkan tewas dan dua orang lainnya hilang. Banjir yang terjadi selama lima hari. Hampir seluruh kegiatan masyarakat lumpuh karena jalan rata-rata tergenang air setinggi satu meter.
Situasi Kota Bekasi yang sehari-hari biasa terlihat sibuk saat ini lengang. Warga memilih tinggal di rumah karena jalan kebanjiran. Kondisi ini akibat hujan deras yang terus mengguyur sejak tadi malam. Namun ada juga warga nekat menembus banjir karena dikejar pekerjaan. Sedangkan di sepanjang Jalan Kartini, pengendara mobil dan sepeda motor terpaksa berputar arah, karena jalan tertutup air.
Air setinggi 50 sentimeter atau sekitar selutut orang dewasa juga mengepung areal Rumah Sakit Islam Subki Abdul Kadir, Bekasi sehingga menyebabkan kegiatan pelayanan lumpuh total. Pengelola rumah sakit terpaksa tidak menerima pasien baru lagi. "Pasien yang sudah ada dinaikkan ke ruang perawatan di lantai dua," kata Edison, karyawan RS Subki Abdul Kadir.
Di Tangerang, Banten, kawasan yang kebanjiran antara lain Ciledug Indah dan Puri Kartika. Penduduk yang tinggal di kedua pemukiman itu kesulitan menuju Jakarta atau pusat kota Tangerang karena ketinggian air mencapai satu setengah meter. Sedangkan wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan, sejak Kamis hingga saat ini masih terendam banjir.
Setelah semalaman diguyur hujan genangan air di Pesanggrahan terus meninggi. Karena kondisi begitu, sepulang dari bekerja, warga terpaksa menggunakan perahu karet atau gerobak untuk mencapai rumah. Mereka tidak mengungsi meski air sudah masuk ke rumah. Mereka bertahan di atas genting atau di dalam mobil.
Arief, seorang warga Pesanggrahan mengakui banjir yang terjadi kali ini tergolong besar. Menurut dia, genangan air pada tahun-tahun sebelumnya maksimal hanya selutut orang dewasa. Banjir itu pun tidak sampai masuk ke rumah penduduk.
Sementara bagi warga RW 13, Kampung Lio, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, banjir memang kerap melanda jika intensitas hujan tinggi. Mengingat banjir terjadi berulang kali warga akhirnya memilih bertahan di rumah dan berharap air segera surut.
Meski banjir dianggap sudah langganan, sebagian penduduk tetap merasa terganggu. Apalagi genangan air menghambat arus lalu lintas. Akibat buruk lain, banyak kendaraan roda dua dan roda empat mogok di jalan.
Situasi Kota Bekasi yang sehari-hari biasa terlihat sibuk saat ini lengang. Warga memilih tinggal di rumah karena jalan kebanjiran. Kondisi ini akibat hujan deras yang terus mengguyur sejak tadi malam. Namun ada juga warga nekat menembus banjir karena dikejar pekerjaan. Sedangkan di sepanjang Jalan Kartini, pengendara mobil dan sepeda motor terpaksa berputar arah, karena jalan tertutup air.
Air setinggi 50 sentimeter atau sekitar selutut orang dewasa juga mengepung areal Rumah Sakit Islam Subki Abdul Kadir, Bekasi sehingga menyebabkan kegiatan pelayanan lumpuh total. Pengelola rumah sakit terpaksa tidak menerima pasien baru lagi. "Pasien yang sudah ada dinaikkan ke ruang perawatan di lantai dua," kata Edison, karyawan RS Subki Abdul Kadir.
Di Tangerang, Banten, kawasan yang kebanjiran antara lain Ciledug Indah dan Puri Kartika. Penduduk yang tinggal di kedua pemukiman itu kesulitan menuju Jakarta atau pusat kota Tangerang karena ketinggian air mencapai satu setengah meter. Sedangkan wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan, sejak Kamis hingga saat ini masih terendam banjir.
Setelah semalaman diguyur hujan genangan air di Pesanggrahan terus meninggi. Karena kondisi begitu, sepulang dari bekerja, warga terpaksa menggunakan perahu karet atau gerobak untuk mencapai rumah. Mereka tidak mengungsi meski air sudah masuk ke rumah. Mereka bertahan di atas genting atau di dalam mobil.
Arief, seorang warga Pesanggrahan mengakui banjir yang terjadi kali ini tergolong besar. Menurut dia, genangan air pada tahun-tahun sebelumnya maksimal hanya selutut orang dewasa. Banjir itu pun tidak sampai masuk ke rumah penduduk.
Sementara bagi warga RW 13, Kampung Lio, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, banjir memang kerap melanda jika intensitas hujan tinggi. Mengingat banjir terjadi berulang kali warga akhirnya memilih bertahan di rumah dan berharap air segera surut.
Meski banjir dianggap sudah langganan, sebagian penduduk tetap merasa terganggu. Apalagi genangan air menghambat arus lalu lintas. Akibat buruk lain, banyak kendaraan roda dua dan roda empat mogok di jalan.