Saya akan nukilkan dari ungkapan Jalalu'ddin Rumi yang semoga bisa dijadikan cermin, tanpa bermaksud untuk menggurui sampeyan..
"Jadilah kekasih bagi dirimu sendiri yang selalu berbaik sangka duhai manusia baik!
Lihatlah kilauan wajah itu (baca; istri) dan sadarlah akan dirimu sendiri!
Barangsiapa yang melihat sesuatu pada sebab-sebab, maka dia akan menjadi pemuja bentuk. Namun orang yang mampu menatap pada 'sebab pertama', maka dia akan menemukan cahaya yang memancarkan makna."
Tidak mudah untuk menghilangkan sebuah perasaan, apalagi kita sering bertemu dengan orang yang kita cintai. Berdasarkan pengalaman, ini akan saya utarakan, sbb;
1. Mencoba bercermin kepada diri kita sendiri, bahwa kita sesungguhnya memang sudah berumah tangga. Dan di atas sampeyan juga sudah saling menyadari akan hal ini, baguslah.
2. Saya akan mengganti nomer ponsel yang dia ketahui, jika hal ini sulit ---- karena berbagai sebab--- sampeyan bisa memakai cara aplikasi beberapa fitur yang bisa menolak halus sebuah telpon yang masuk. Intinya, nomer telpon dia ter-blok dengan sendirinya.
3. Saya tidak akan menjawab apapun yang bersifat "cinta" dari dia, walau hanya sebuah SMS dan akan segera mengalihkan pembicaraan ketika ia menyinggung tentang hubungan yang sudah terjalin sebelumnya.
Ke poin di atas adalah versi saya, yang pernah saya lakukan, dan berhasil!!
Sayang sekali, sampeyan tidak menceritakan, apakah sampeyan sudah pernah melakukan hubungan suami istri atau belum. Karena kasus penyelesaiannya jelas akan sangat berbeda. Kenapa saya bertanya demikian, karena banyak sekali kasus; mereka yang sudah ber-RT dan selingkuh, pernah mengarah ke UUD (Ujung-ujungnya 'Denyutan').
Jika memang memungkinkan, tak ada salahnya untuk pindah almamater, agar tidak sering bertemu. Dan terakhir, semua tergantung pada diri sampeyan sendiri; mau pergi dari dia atau go to hell !! Maaf jika bahasa saya agak sulit pahami....
>:'(
