Forbian_Syah
New member
Upaya menuju pembicaraan damai di Timur Tengah masih terus digulirkan. Wakil Presiden AS, Joe Biden, yang berada di Mesir, mengatakan, AS sedang mencari cara-cara baru untuk menangani blokade atas Jalur Gaza.
“Kami berkonsultasi erat dengan Mesir serta sekutu kami lainnya. Fokus kami mencari cara mengatasi masalah kemanusiaan, ekonomi, keamanan, dan aspek politik atas situasi di Gaza,” kata Biden usai bertemu Presiden Mesir, Husni Mubarak, Senin (7/6).
Pembicaraan kedua pemimpin dilakukan selama 90 menit di resor Laut Merah, Sharm el-Sheikh. Kunjungan Biden ini terjadi setelah pasukan komando Israel menyerang armada kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza yang menewaskan sembilan orang, termasuk seorang berkewarganegaraan ganda AS-Turki.
Menteri Luar Negeri Mesir Abmed Abul Gheit, mengatakan, Israel harus merasa malu atas serangan brutal itu. Ia berharap insiden itu tak memengaruhi pembicaraan damai tak langsung Israel-Palestina. Dia mengingatkan, menghambat negosiasi ini berarti menghambat harapan status negara Palestina merdeka.
“Jika ada yang berkata untuk mengakhiri pembicaraan ini, artinya mencegah orang-orang Palestina dan mencapai aspirasi mereka melalui jalur politik,” kata Abul Gheit. Meskipun serangan Israel itu menuai kecaman warga dunia, Gedung Putih tetap menolak secara eksplisit menyalahkan Israel atas insiden ini. Biden menyatakan, Israel memiliki hak melindungi keamanan terhadap kapal-kapal yang menuju Gaza, tetapi menambahkan bahwa AS akan tens mendesak Israel memperbaiki kondisi hidup rakyat Palestina.
“Saya pikir Israel memiliki hak mutlak untuk menangani kepentingan keamanan,” kata Biden dalam siaran wawancara televisi PBS. “Satu hal yang harus kita lakukan adalah tak melupakan nasib Palestina. Mereka sedang dalam kondisi buruk,” lanjut Biden.
Sementara itu, di Turki, Presiden Suriah, Bashar Asad, meminta embargo dan blokade Gaza dicabut. “Pada waktu yang sama, Israel harus diletakkan di penjara kejahatan. Israel harus berada dalam karantina sehingga tak menyebarkan penyakit ke tubuh orang lain,” tambahnya.
Harian Israel, Jerusalem Post, melaporkan, sekitar 10 ribu ton barang-barang bantuan kemanusiaan di kapal-kapal yang disita Israel, Senin (31/5) lalu, hingga kini belum dikirim ke Gaza.
Barang-barang itu, menurut Kementerian Pertahanan Israel, Senin (8/6), telah dipindahkan dari Pelabuhan Ashdod ke Pangkalan Militer Tzrifin di dekat Rishon Lezion. Barang yang belum dikirim itu, termasuk peralatan medis yang kedaluwarsa, pakaian, kursi roda, dipan, dan karpet.
Sumber : Republika
“Kami berkonsultasi erat dengan Mesir serta sekutu kami lainnya. Fokus kami mencari cara mengatasi masalah kemanusiaan, ekonomi, keamanan, dan aspek politik atas situasi di Gaza,” kata Biden usai bertemu Presiden Mesir, Husni Mubarak, Senin (7/6).
Pembicaraan kedua pemimpin dilakukan selama 90 menit di resor Laut Merah, Sharm el-Sheikh. Kunjungan Biden ini terjadi setelah pasukan komando Israel menyerang armada kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza yang menewaskan sembilan orang, termasuk seorang berkewarganegaraan ganda AS-Turki.
Menteri Luar Negeri Mesir Abmed Abul Gheit, mengatakan, Israel harus merasa malu atas serangan brutal itu. Ia berharap insiden itu tak memengaruhi pembicaraan damai tak langsung Israel-Palestina. Dia mengingatkan, menghambat negosiasi ini berarti menghambat harapan status negara Palestina merdeka.
“Jika ada yang berkata untuk mengakhiri pembicaraan ini, artinya mencegah orang-orang Palestina dan mencapai aspirasi mereka melalui jalur politik,” kata Abul Gheit. Meskipun serangan Israel itu menuai kecaman warga dunia, Gedung Putih tetap menolak secara eksplisit menyalahkan Israel atas insiden ini. Biden menyatakan, Israel memiliki hak melindungi keamanan terhadap kapal-kapal yang menuju Gaza, tetapi menambahkan bahwa AS akan tens mendesak Israel memperbaiki kondisi hidup rakyat Palestina.
“Saya pikir Israel memiliki hak mutlak untuk menangani kepentingan keamanan,” kata Biden dalam siaran wawancara televisi PBS. “Satu hal yang harus kita lakukan adalah tak melupakan nasib Palestina. Mereka sedang dalam kondisi buruk,” lanjut Biden.
Sementara itu, di Turki, Presiden Suriah, Bashar Asad, meminta embargo dan blokade Gaza dicabut. “Pada waktu yang sama, Israel harus diletakkan di penjara kejahatan. Israel harus berada dalam karantina sehingga tak menyebarkan penyakit ke tubuh orang lain,” tambahnya.
Harian Israel, Jerusalem Post, melaporkan, sekitar 10 ribu ton barang-barang bantuan kemanusiaan di kapal-kapal yang disita Israel, Senin (31/5) lalu, hingga kini belum dikirim ke Gaza.
Barang-barang itu, menurut Kementerian Pertahanan Israel, Senin (8/6), telah dipindahkan dari Pelabuhan Ashdod ke Pangkalan Militer Tzrifin di dekat Rishon Lezion. Barang yang belum dikirim itu, termasuk peralatan medis yang kedaluwarsa, pakaian, kursi roda, dipan, dan karpet.
Sumber : Republika