spirit
Mod
Di tengah gempuran bom, darah dan kematian yang menghantui, solidaritas kaum muslim dan Kristen di Gaza justru makin erat. Umat muslim Gaza 'terpaksa' menjalani aktifitas ibadahnya di bulan suci Ramadan di dalam area Gereja Saint Porphyrius.
Kaum Kristiani Gaza juga menawarkan penampungan kepada pengungsi muslim di halaman gereja tersebut. Bahkan kaum muslim pengungsi dari utara Palestina tersebut disambut dengan 'marhaban' oleh masyarakat Kristen.
"Kaum Kristiani menawarkan kepada kami. Kami berterima kasih kepada mereka atas penyambutan tersebut, untuk berdiri di sisi kami," ujar Mahmud Khalaf, seorang penduduk Gaza, sebagaimana dikutip dari International Business Times, Minggu (27/7/2014).
Khalaf mengatakan bahwa masyarakat Kristiani di Gaza sangat ramah dan menjadi saudara mereka.
"Mereka mengajak kami berdoa. Itu mengubah pandangan saya tentang orang Kristen. Saya belum tahu hal ini sebelumnya, bahkan mereka terbuka terhadap saudara-saudara kita," tutur pria berusia 27 tahun ni.
Dia juga menambahkan bahwa memang sulit melaksanakan salat di dalam gereja, tapi mereka harus terbiasa untuk itu karena masyarakat Kristen sudah terbiasa membantu kaum muslim Gaza untuk salat dan berbuka puasa.
"Kaum Kristiani tidak berpuasa, tapi mereka sangat menghormati dengan tidak makan di depan kami selama Ramadan. Mereka tidak merokok ataupun minum di sekitar kami," imbuhnya.
Gereja tersebut menampung lebih dari 500 pengungsi Gaza dan menawarkan kepada mereka fasilitas agar dapat mengisi bulan suci Ramadan dengan damai. Lebih dari 800 warga Gaza tewas sejak Israel melancarkan operasi militer 'Protective Edge' di Gaza.
Hamas telah meluncurkan lebih dari 2000 roket ke Israel selama perang berlangsung, dan 34 orang Israel tewas, termasuk 32 tentara dan seorang pekerja asal Thailand.
~detik
.