Adalah seorang dosen yang sedang memberi kuliah kepada para mahasiswanya. Dengan penuh semangat dia berdiri di depan kelas dan berkata,”Okay.. sekarang waktunya kuis.” Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, ”Menurut kalian...apakah ember ini telah penuh?”
Semua mahasiswa serentak berkata, ”Ya!”
“Benarkah demikian?”ujar sang dosen lagi. Kemudian dari dalam meja dia mengeluarkan sekantung batu kerikil. Sang dosen menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil jatuh di sela-sela batu dalam ember. Kemudian dia berkata sekali lagi,” Nah..apakah sekarang apakah ember ini sudah penuh?” Semua terdiam.”Mungkin tidak”celetuk salah satu mahasiswa setelah beberapa saat.
”Bagus..!.” sahut dosen. Kemudian dia memasukkan segenggam pasir ke dalam ember, butiran pasir tersebut masuk melalui celah-celah kosong antara kerikil dan batu. Dia bertanya lagi,” Nah..sekarang bagaimana, apakah sudah penuh??”
”Belum...”serempak mahasiswa menjawab.
”Bagus..bagus sekali..”sahut dosen. Dia segera mengambil segelas air lalu menuangkan air tersebut ke dalam ember...sehingga air seluruhnya bisa masuk ke dalam ember.
”Nah..apa yang bisa kita petik dari peristiwa ini?”tanya sang dosen. Semuanya terdiam tidak ada yang menjawab.
”Sekarang dengarkan...Illustrasi di atas mengajarkan kita bahwa kita harus memasukkan ’batu besar’ terlebih dahulu agar kita bisa memasukkan yang lainnya...”kata dosen.
”Apa yang dimaksud dengan ’batu besar’ dalam hidup anda? Anak-anak anda....pendidikan....pasangan anda...mengajarkan berbuat baik ke orang lain...melakukan pekerjaan yang disenangi...kesehatan...waktu untuk diri sendiri...teman anda...ataukah yang lain yang menurut anda berharga..”
”Ingatlah untuk selalu memasukkan ’batu besar’ pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil atau pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu...karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting....
Oleh karena itu, setiap pagi atau malam,...renungkanlah...dan tanyailah diri anda..apakah ’batu besar” dalam hidup saya?..Lalu kerjakanlah pertama kali” ujar sang dosen lagi.
Semua mahasiswa serentak berkata, ”Ya!”
“Benarkah demikian?”ujar sang dosen lagi. Kemudian dari dalam meja dia mengeluarkan sekantung batu kerikil. Sang dosen menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil jatuh di sela-sela batu dalam ember. Kemudian dia berkata sekali lagi,” Nah..apakah sekarang apakah ember ini sudah penuh?” Semua terdiam.”Mungkin tidak”celetuk salah satu mahasiswa setelah beberapa saat.
”Bagus..!.” sahut dosen. Kemudian dia memasukkan segenggam pasir ke dalam ember, butiran pasir tersebut masuk melalui celah-celah kosong antara kerikil dan batu. Dia bertanya lagi,” Nah..sekarang bagaimana, apakah sudah penuh??”
”Belum...”serempak mahasiswa menjawab.
”Bagus..bagus sekali..”sahut dosen. Dia segera mengambil segelas air lalu menuangkan air tersebut ke dalam ember...sehingga air seluruhnya bisa masuk ke dalam ember.
”Nah..apa yang bisa kita petik dari peristiwa ini?”tanya sang dosen. Semuanya terdiam tidak ada yang menjawab.
”Sekarang dengarkan...Illustrasi di atas mengajarkan kita bahwa kita harus memasukkan ’batu besar’ terlebih dahulu agar kita bisa memasukkan yang lainnya...”kata dosen.
”Apa yang dimaksud dengan ’batu besar’ dalam hidup anda? Anak-anak anda....pendidikan....pasangan anda...mengajarkan berbuat baik ke orang lain...melakukan pekerjaan yang disenangi...kesehatan...waktu untuk diri sendiri...teman anda...ataukah yang lain yang menurut anda berharga..”
”Ingatlah untuk selalu memasukkan ’batu besar’ pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil atau pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu...karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting....
Oleh karena itu, setiap pagi atau malam,...renungkanlah...dan tanyailah diri anda..apakah ’batu besar” dalam hidup saya?..Lalu kerjakanlah pertama kali” ujar sang dosen lagi.