spirit
Mod
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, beban utang maskapai Garuda Indonesia (GIAA) terberat terletak pada biaya sewa pesawat ke lessor. Pihaknya pun berupaya untuk negosiasi dengan lessor soal pembayaran sewa.
Namun, dia menegaskan bahwa BUMN atau Garuda juga enggan berdebat panjang dengan lessor apabila tidak menemukan titik terang penyelesaian masalah.
"28 persen biaya atau cost daripada Garuda itu lessor dan itu tertinggi di dunia. Jadi, makanya kita sedang fokus negosiasi dengan lessor. Tapi, kami tidak mau dalam negosiasi kita dilemahkan, silakan saja ambil pesawatnya (Garuda)," ujarnya dalam diskusi virtual, dikutip MediaIndonesia.com, Kamis, 16 September 2021.
Erick pun mengakui memang masalah finansial bisnis Garuda merupakan kesalahan pihaknya, soal mahalnya penyewaan pesawat dari lessor. Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas telah menyusun agenda penyelamatan bisnis maskapai nasional itu. Diketahui, utang Garuda menggunung hingga Rp70 triliun.
"Khusus Garuda ini memang kesalahan kita. Tapi, kami ini menjadi bagian pembelajaran. Kalau business-to-business kemahalan, kami coba negosiasi ulang. Kami optimistis ada jalan keluar dari masalah ini," tuturnya.
Upaya yang dilakukan BUMN ialah dengan mengubah fokus rute penerbangan Garuda ke domestik. Hal ini dianggap bakal menguntungkan perusahaan itu karena adanya masa pembatasan aktivitas.
Erick memaparkan, data penerbangan nasional saat ini didominasi oleh penumpang domestik, dengan 78 persen penumpang menggunakan pesawat untuk bepergian antar pulau di Tanah Air dengan perkiraan perputaran uang tembus Rp1.400 triliun.
"Kami akan merubah strategi besar, kita akan fokus pada domestik market. Toh kalau kita lihat dari data sebelum covid-19 sendiri, 78 persen adalah turis lokal, sisanya turis asing. Kami akan memfokuskan kepada penerbangan dalam negeri saja," tutupnya.
Sebelumnya, Garuda telah mengembalikan 14 pesawat milik perusahaan persewaan (lessor) milik Aercap Ireland Limited (Aercap). Beberapa waktu lalu, perusahaan lessor yang berbasis di Dublin, Irlandia itu, mencabut gugatan pailit ke Garuda Indonesia karena masalah pembayaran penyewaan.
Saat dikonfirmasi, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra membenarkan bahwa awalnya sudah memulangkan sembilan Boeing 737-800 ke perusahaan leasing AerCap. Lalu, jumlah tersebut bertambah lima unit lagi.
"Ini hasil kesepakatan dengan Aercap. Iya, sekitar segitu (14 pesawat yang dipulangkan)," kata Irfan kepada Media Indonesia.