thinksmart
New member
Jessica
Pada suatu malam Budi seorang eksekutif sukses seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas2 pekerjaan kantor yg dibawa pulang kerumahnya karna keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham, ketika sedang asik menyeleksi dokumen kantor tersebut putrinya Jessica datang mendekati tepat berdiri di sampingnya sambil memegang buku cerita baru, buku itu bergambar peri kecil yang sangat menarik perhatian Jessica.
“Pa liat Jessi punya buku baru bagus deh” Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya Budi menengok kearahnya sambil menurukan kacamatanya kalimat yang keluar hanya kalimat basa – basi “wah bagus yah Jes, iya papa” Jessica merasa senang karena ada tanggapan dari ayahnya “bacain jessi donk pa” minta jessi dengan lembut “wah papa sedang sibuk sekali nih jangan sekarang deh “ sanggah Budi dengan cepat lalu ia segera mengalih kan perhatiannya pada kertas2 yang berserekan didepannya Jessica diam tapi ia blm menyerah dengan suara lembut dan sedikit manja dia kembali merayu ayahnya “pa mama bilang papa mau baca untuk Jessi , lain kali Jessica sana papa lagi banyak kerjaan nih” Budi berusaha memusatkan perhatian nya pada lembar kertas2 tadi menit demi menit berlalu Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu berdiri di tempat penuh harap dan tiba2 dia memulai percakapan lagi “pah gambarnya bagus2 deh papa pasti suka, Jessica papa bilang lain kali” Budi membentaknya denga keras kali ini Budi berhasil membuat Jessica mundur matanya berkaca2 dan dia bergeser menjauhi ayahnya “iya pah lain kali aja ya pah” ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan ayahnya “pa kalo papa ada waktu papa baca keras2 yah pa, supaya Jessica bisa dengar”.
hari demi hari berlalu tampa terasa dua pekan berlalu namum permintaan Jessica kecil blm terpenuhi buku cereta peri kecil blm pernah di bacakan bagi dirinya hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaran seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraan nya dengan kencang di depan rumah Budi. Tubuh Jessica mungil terlempar beberapa meter dalam keadaan yg begitu panik ambulan didatangkan secepatnya selama perjalanan menuju rumah sakit Jessica kecil sempat berkata begitu lirih “papa mama jessi takut pah jessi sayang papa dan mama” darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi hingga sampai rumah sakit terdekat.
kejadian hari itu begitu mengguncang hati nurani Budi tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji kini yang ada hanya penyesalan permintaan sang buah hati yang sangat sederhana pun tidak ia penuhi masih segar terbayang dalam ingatan budi tangan kecil anaknya yg memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita kini sentuhan itupun terasa sangat berarti sekali. Sore itu setelah segalanya berlalu yang tersisa hanyalah keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi budi mulai membuka buku cerita peri kecil yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan, bukunya sudah tidak baru lagi sampulnya telah usang dan koyak bebrapa coretan tidak berbentuk menghiasi lebaran halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil, Budi menguatkan hati dengan mata berkaca2 ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan suara keras tampak sekali dia berusaha untuk membacanya dengan keras ia terus membacanya dengan keras2 halaman demi halaman dengan berlinangan air mata “Jessi dengar papa baca untukmu nak” selang beberapa kata hatinya memohon lagi “ jessi papa mohon ampun nak papa sayang sama jessi” seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya tak kuasa menahan sakit Budi bersujud dan menangis memohon pada Tuhan di beri satu kesempatan lagi untuk belajar mencintai.
Pada suatu malam Budi seorang eksekutif sukses seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas2 pekerjaan kantor yg dibawa pulang kerumahnya karna keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham, ketika sedang asik menyeleksi dokumen kantor tersebut putrinya Jessica datang mendekati tepat berdiri di sampingnya sambil memegang buku cerita baru, buku itu bergambar peri kecil yang sangat menarik perhatian Jessica.
“Pa liat Jessi punya buku baru bagus deh” Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya Budi menengok kearahnya sambil menurukan kacamatanya kalimat yang keluar hanya kalimat basa – basi “wah bagus yah Jes, iya papa” Jessica merasa senang karena ada tanggapan dari ayahnya “bacain jessi donk pa” minta jessi dengan lembut “wah papa sedang sibuk sekali nih jangan sekarang deh “ sanggah Budi dengan cepat lalu ia segera mengalih kan perhatiannya pada kertas2 yang berserekan didepannya Jessica diam tapi ia blm menyerah dengan suara lembut dan sedikit manja dia kembali merayu ayahnya “pa mama bilang papa mau baca untuk Jessi , lain kali Jessica sana papa lagi banyak kerjaan nih” Budi berusaha memusatkan perhatian nya pada lembar kertas2 tadi menit demi menit berlalu Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu berdiri di tempat penuh harap dan tiba2 dia memulai percakapan lagi “pah gambarnya bagus2 deh papa pasti suka, Jessica papa bilang lain kali” Budi membentaknya denga keras kali ini Budi berhasil membuat Jessica mundur matanya berkaca2 dan dia bergeser menjauhi ayahnya “iya pah lain kali aja ya pah” ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan ayahnya “pa kalo papa ada waktu papa baca keras2 yah pa, supaya Jessica bisa dengar”.
hari demi hari berlalu tampa terasa dua pekan berlalu namum permintaan Jessica kecil blm terpenuhi buku cereta peri kecil blm pernah di bacakan bagi dirinya hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaran seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraan nya dengan kencang di depan rumah Budi. Tubuh Jessica mungil terlempar beberapa meter dalam keadaan yg begitu panik ambulan didatangkan secepatnya selama perjalanan menuju rumah sakit Jessica kecil sempat berkata begitu lirih “papa mama jessi takut pah jessi sayang papa dan mama” darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi hingga sampai rumah sakit terdekat.
kejadian hari itu begitu mengguncang hati nurani Budi tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji kini yang ada hanya penyesalan permintaan sang buah hati yang sangat sederhana pun tidak ia penuhi masih segar terbayang dalam ingatan budi tangan kecil anaknya yg memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita kini sentuhan itupun terasa sangat berarti sekali. Sore itu setelah segalanya berlalu yang tersisa hanyalah keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi budi mulai membuka buku cerita peri kecil yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan, bukunya sudah tidak baru lagi sampulnya telah usang dan koyak bebrapa coretan tidak berbentuk menghiasi lebaran halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil, Budi menguatkan hati dengan mata berkaca2 ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan suara keras tampak sekali dia berusaha untuk membacanya dengan keras ia terus membacanya dengan keras2 halaman demi halaman dengan berlinangan air mata “Jessi dengar papa baca untukmu nak” selang beberapa kata hatinya memohon lagi “ jessi papa mohon ampun nak papa sayang sama jessi” seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya tak kuasa menahan sakit Budi bersujud dan menangis memohon pada Tuhan di beri satu kesempatan lagi untuk belajar mencintai.