Belasan Bayi Meninggal Nyaris Bersamaan

Kalina

Moderator
25675large.jpg


PM Erdogan: Mereka Mungkin Diabaikan

ANKARA - Kematian 13 bayi yang baru lahir dalam jangka waktu hanya kurang dari 24 jam di rumah sakit yang sama disorot pemerintah Turki. Otoritas kesehatan setempat menginvestigasi kematian bayi-bayi di Rumah Sakit Tepecik, Kota Izmir, itu.

Mehmet Ozkan, kepala Departemen Kesehatan Izmir, menyatakan bahwa sebuah tim investigasi telah dibentuk untuk menyelidiki meninggalnya bayi-bayi prematur tersebut. Tim itu terdiri atas dokter-dokter dari berbagai universitas di Izmir. Mereka akan mengambil sampel dari unit tempat bayi-bayi itu dirawat.

Harian Turki melaporkan kemungkinan adanya infeksi di rumah sakit itu yang mengakibatkan kematian bayi. "Dalam kondisi normal, kami kehilangan lima atau enam bayi dalam tiga hari dan kurang dari 20 tiap bulan," ungkap Profesor Gazi Yigitbasi, dokter kepala di Rumah Sakit Tepecik. Bayi-bayi itu meninggal antara Sabtu malam hingga Minggu pagi di unit bayi yang sama.

Otopsi akan dilakukan terhadap tubuh bayi-bayi yang sudah meninggal tersebut. Lima bayi yang telah telanjur dikubur pun akan digali untuk otopsi. Yang lain telah ditempatkan di unit otopsi.

Ozkan menyatakan, tim investigasi harus menemukan penyebab kematian itu dalam beberapa hari mendatang. ''Kami belum bisa memastikan apakah infeksi merupakan penyebabnya," lanjut Ozkan.

Dugaan lain kematian bayi-bayi itu adalah akibat kelalaian pengelola rumah sakit. Namun, pengelola rumah sakit membantahnya. Rumah Sakit Tepecik menangani 41 bayi baru lahir Sabtu malam lalu (20/9). Setelah kematian 13 bayi itu, unit tersebut dikarantina dan tidak ada tambahan bayi lagi setelahnya. Rumah sakit tersebut mempunyai 30 inkubator dan mampu mengakomodasi 45 bayi.

Rumah sakit di kota kecil umumnya mengalami masalah kekurangan unit yang khusus menangani bayi prematur. Bayi-bayi prematur dengan risiko kematian tinggi biasanya langsung dirujuk ke rumah sakit di kota besar seperti Istanbul, Ankara, atau Izmir. Persatuan Pekerja Kesehatan Turki menyatakan rumah sakit besar pun juga sering kekurangan petugas dan peralatan untuk merawat bayi-bayi yang baru lahir.

"Kematian bayi-bayi malang ini sangat menyedihkan," ujar Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. "Mereka mungkin telah diabaikan. Semua akan jelas setelah penyelidikan. Kelahiran prematur memang berisiko tinggi. Mungkin, ini menjadi salah satu faktor penyebabnya," lanjut Erdogan.

Tingkat kematian bayi di Turki memang cukup tinggi. Menurut data Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pengembangan (OECD), 24 di antara seribu kelahiran di Turki mengalami kematian. Angka itu memang tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian bayi di Yunani, hanya 4 di antara 1.000 kelahiran.

Kasus tersebut bukanlah kasus pertama di Turki. Juli yang lalu, 27 bayi baru lahir mati dalam waktu 15 hari di rumah sakit ibu kota, Ankara. Rumah Sakit Ankara menyatakan, kematian itu disebabkan hipertensi, gagal jantung, dan komplikasi pada kelahiran. Namun, pihak lain menyatakan kematian itu disebabkan infeksi yang ditimbulkan oleh buruknya kondisi sanitasi rumah sakit.
 
Back
Top