beQ
New member
Belasan Janda Muda Direkrut Jadi Pelacur
JAKARTA (Pos Kota) ? Belasan janda muda dari Bandung, Ciamis, serta Cianjur yang direkrut sebagai pemijat ?plus? ditangkap polisi bersama dua germo mereka di sebuah rumah penampungan di Jalan Tamansari 11, Jakarta Barat, Selasa (15/1) siang. Mereka dipekerjakan sebagai budak seks di Panti Pijat MTR 2, Kelapa Gading, Jakarta Utara, dengan tarif Rp 300.000.
Janda-janda muda itu mengaku baru dua minggu bekerja di Panti Pijat MTR 2.?Kami sebenarnya datang ke Jakarta dijanjikan sebagai waitress (pelayan, red) di tempat hiburan. Tapi pada kenyataannya malah menjadi pelacur,? kata Murni, 20, satu dari 14 wanita yang kini masih dimintai keterangan di Mapolres Jakarta Barat.
Menurut Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Kompol Suyudi Arioseto SH. Sik, Selasa (15/1) siang, ditangkapnya belasan pelacur muda itu setelah mendapat informasi dari masyarakat.
?Beberapa waktu lalu kami mendapat informasi jika rumah milik germo Rocky dijadikan tempat penampungan wanita dari daerah yang dikomersilkan sebagai pelacur,? ujarnya didampingi Kanit Kriminal Umum AKP Pujiyarto.
Rumah berlantai dua dan berpagar tinggi itu selalu tertutup, anggota unit voice control (VC) Polres Jakarta Barat, dipimpin Iptu Budi Setiadi SH. M.Hum, mengepung mess wanita pemijat plus itu Selasa pagi Pk 10:00.
?Ketika mess itu digerebek, dua germo keluar dari rumah itu bersiap-siap akan membawa 14 wanita pemijat ke Panti Pijat MTR 2 Kelapa Gading menggunakan minibis Mitsubishi L 300,? terang Syudi Arioseto lagi.
PULANG KAMPUNG
Ketika digelandang ke mapolres, wanita-wanita cantik tapi masih lugu itu pun menangis. Bersama dua germonya, Rani, 40, dan Titin, 41, mereka mengaku baru dua minggu bekerja sebagai pemijat di MTR 2 tersebut.
Menurut Ani, 19, janda satu anak, ditawari bekerja oleh seorang satpam di sebuah diskotek di Jalan Daan Mogot.
Namun baik Ani maupun belasan temannya yang diajak satpam tersebut, malah diperkenalkan kepada germo Rani dan Titin. Mereka kemudian direkrut sebagai wanita pemijat plus. ?Tarif kami Rp 300.000. Tapi dari uang sebanyak itu kami hanya terima Rp 150.000, sisanya untuk germo dan biaya makan selama di mess,? papar Ani.
Ani bersama Rosi, 22, yang mengaku menolak pekerjaan haram tersebut, berniat akan pulang kampung.?Biarlah di kampung hidup sederhana saja,? kata mereka.
JAKARTA (Pos Kota) ? Belasan janda muda dari Bandung, Ciamis, serta Cianjur yang direkrut sebagai pemijat ?plus? ditangkap polisi bersama dua germo mereka di sebuah rumah penampungan di Jalan Tamansari 11, Jakarta Barat, Selasa (15/1) siang. Mereka dipekerjakan sebagai budak seks di Panti Pijat MTR 2, Kelapa Gading, Jakarta Utara, dengan tarif Rp 300.000.
Janda-janda muda itu mengaku baru dua minggu bekerja di Panti Pijat MTR 2.?Kami sebenarnya datang ke Jakarta dijanjikan sebagai waitress (pelayan, red) di tempat hiburan. Tapi pada kenyataannya malah menjadi pelacur,? kata Murni, 20, satu dari 14 wanita yang kini masih dimintai keterangan di Mapolres Jakarta Barat.
Menurut Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Kompol Suyudi Arioseto SH. Sik, Selasa (15/1) siang, ditangkapnya belasan pelacur muda itu setelah mendapat informasi dari masyarakat.
?Beberapa waktu lalu kami mendapat informasi jika rumah milik germo Rocky dijadikan tempat penampungan wanita dari daerah yang dikomersilkan sebagai pelacur,? ujarnya didampingi Kanit Kriminal Umum AKP Pujiyarto.
Rumah berlantai dua dan berpagar tinggi itu selalu tertutup, anggota unit voice control (VC) Polres Jakarta Barat, dipimpin Iptu Budi Setiadi SH. M.Hum, mengepung mess wanita pemijat plus itu Selasa pagi Pk 10:00.
?Ketika mess itu digerebek, dua germo keluar dari rumah itu bersiap-siap akan membawa 14 wanita pemijat ke Panti Pijat MTR 2 Kelapa Gading menggunakan minibis Mitsubishi L 300,? terang Syudi Arioseto lagi.
PULANG KAMPUNG
Ketika digelandang ke mapolres, wanita-wanita cantik tapi masih lugu itu pun menangis. Bersama dua germonya, Rani, 40, dan Titin, 41, mereka mengaku baru dua minggu bekerja sebagai pemijat di MTR 2 tersebut.
Menurut Ani, 19, janda satu anak, ditawari bekerja oleh seorang satpam di sebuah diskotek di Jalan Daan Mogot.
Namun baik Ani maupun belasan temannya yang diajak satpam tersebut, malah diperkenalkan kepada germo Rani dan Titin. Mereka kemudian direkrut sebagai wanita pemijat plus. ?Tarif kami Rp 300.000. Tapi dari uang sebanyak itu kami hanya terima Rp 150.000, sisanya untuk germo dan biaya makan selama di mess,? papar Ani.
Ani bersama Rosi, 22, yang mengaku menolak pekerjaan haram tersebut, berniat akan pulang kampung.?Biarlah di kampung hidup sederhana saja,? kata mereka.