Benang Merah antara Kegemukan dengan Diabetes

her_is_mine

New member
Menurut WHO (World Health Organization), terdapat 30 juta penyandang diabetes sekitar tahun 1985. Dua puluh tahun kemudian meningkat menjadi 230 juta orang. Diperkirakan, dua puluh tahun mendatang, para pengidap diabetes akan berjumlah 350 juta orang. Hal ini sama dengan jumlah penduduk di Amerika Serikat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Wow, tanpa disadari diabetes telah menjadi epidemik baru di seluruh dunia. Apa pasalnya?
Dengan berlalunya waktu, ilmu pengetahuan dan teknologi membuat peradaban manusia makin canggih. Perubahan signifikan pun terjadi pada pola hidup manusia, terutama gerak tubuh dan pola makan. Pada zaman sekarang, manusia terbiasa melakukan kegiatan sehari-hari dengan bantuan alat. Misalnya mencuci dengan mesin cuci bukannya dengan tangan, berangkat ke tempat kerja naik kendaraan bermotor bukannya naik sepeda, naik lift daripada naik tangga, dan sebagainya.

Anak-anak pun juga semakin malas bergerak. Jika dulu mereka permainan anak-anak membutuhkan gerak tubuh di luar ruangan, sekarang mereka lebih suka bermain games di komputer, menjelajah dunia maya, atau menonton televisi. Hal ini membuat kalori yang diasup di dalam tubuh tidak terbakar dan alhasil tubuh menjadi kegemukan.

Di lain pihak, konsumsi makanan manusia malah semakin banyak dan beragam. Makan dijadikan sarana untuk hiburan alih-alih untuk menyambung hidup. Di negara-negara berkembang, muncul kepercayaan bahwa gemuk berarti kemakmuran, sehingga mereka malah membanggakan postur mereka yang besar. Perbaikan tingkat ekonomi juga membuat keluarga menambah lebih banyak lemak dalam menu makanan mereka.

Mengkonsumsi energi lebih banyak yang dapat dibakar oleh tubuh merupakan pemicu penambahan berat badan. Bagi kebanyakan orang, kelebihan energi berasal dari mengkonsumsi terlalu banyak lemak, bukan gula. Para ahli telah menyatakan bahwa ternyata kegemukan adalah penyebab utama diabetes—bukan konsumsi gula yang berlebihan.

Diabetes sendiri adalah penurunan kualitas dan kuantitas hormon insulin yang diproduksi oleh organ pankreas. Insulin berfungsi merubah kadar gula dalam tubuh manusia yang diperoleh dari makanan, menjadi panas atau energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas. Kegemukan akan mengakibatkan sel-sel lemak berlebih dalam tubuh membangung resistensi terhadap insulin. Jika insulin berhenti diproduksi atau turun kualitas dan kuantitasnya, maka tubuh akan kelebihan gula dan kekurangan energi.

Kalau dulu diabetes banyak diidap oleh orang dewasa di atas 40 tahun, kini diabetes banyak sekali ditemukan pada usia muda, dari mulai kanak-kanak sampai usia dua puluh tahunan. Benang merahnya biasanya sama, yakni kegemukan. Jika tak ingin terjangkit, mulai sekarang mari merubah pola hidup serta pola makan. Hal ini berarti mengatur pola makan dari makanan yang menggemukan ke menu yang lebih sehat, menggiatkan olahraga, dan hidup lebih sehat dengan menyeimbangkan waktu beraktivitas dan beristirahat. Mungkin terdengar klise, tapi memang seperti itulah adanya. Jangan sampai di masa depan kita menyesal karena sudah terlanjur terjangkit diabetes. hanya wanita.com
 
Last edited:
yup selain kegemukan ternyata faktor stress sangat -sangat berpengaruh buat faktor pencetus diabetes ini,...kadar stress yang tinggi akan mengubah pola hidup kita ,..termasuk pola makan, gairah seksual dan fungsi hormonal dalam tubuh.
 
wah panjang nich ngejelasinya.... penyakit diabetes akibat karena glukosa tidak dapat masuk ke sel karena faktor insulinnya jelek atau tidak dapat menghasilkan isulin, glukosa bisa masuk ke sel karena dibantu oleh insulin
 
Back
Top