Dipi76
New member
17 Orang Tewas di Papua
Senin, 1 Agustus 2011 | 04:56 WIB
Jayapura, Kompas - Sebanyak 17 orang tewas dalam bentrokan antarkelompok pendukung politik di Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua, Minggu (31/7) pagi. Suasana di kota itu hingga tadi malam belum stabil, tetapi situasi keamanan mulai dikendalikan aparat kepolisian setempat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, Minggu (31/7), bentrokan antarwarga di Ilaga terjadi pada Sabtu (30/7) siang. Bentrok dipicu penarikan dukungan DPC Gerindra di Ilaga terhadap Simon Alom.
Menurut keterangan dari Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Wachyono, ketika Simon Alom hendak mengikuti verifikasi pada Sabtu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilaga menolaknya. Alasannya, Partai Gerindra yang sebelumnya mendukung pencalonan Simon Alom telah menarik dukungan.
Sontak pendukung Simon Alom marah dan menyerang kelompok Ketua DPC Gerindra Ilaga Thomas Tabuni. Bentrokan pada Sabtu itu membuat seorang anggota Brimob luka terkena panah. ”Beruntung anggota Brimob itu menggunakan baju antipeluru,” kata Wachyono.
Bentrokan sempat berhenti, tetapi pada Minggu sekitar pukul 06.00, kelompok Simon Alom kembali menyerang kelompok Thomas Tabuni. ”Saling serang itu dengan menggunakan panah, tombak, dan kapak sehingga menewaskan 17 orang. Sebanyak 13 orang dari kelompok Thomas Tabuni dan empat orang dari kelompok Simon Alom tewas,” tutur Wachyono seraya menjelaskan bahwa tempat kejadian perkara berada di antara Kantor DPRD Kabupaten Puncak dan rumah Thomas Tabuni.
Tahan diri
Sementara itu, Ketua Sinode Kingmi Papua, Pendeta Benny Giyai, yang dihubungi di Jayapura, meminta warga dari kelompok yang bertikai di Ilaga perlu menahan diri dan segera duduk bersama untuk menyelesaikan konflik horizontal itu. Penyelesaian itu perlu melibatkan tokoh gereja dan masyarakat sebagai penengah agar konflik tidak melebar.
”Setiap warga dari kubu yang tengah bertikai harus mampu menahan diri dan duduk bersama untuk menyelesaikan pertikaian antarmereka,” kata Benny, yang sungguh menyesalkan terjadinya bentrok antarwarga di Ilaga.
Selain itu, ia meminta agar jangan ada pihak-pihak yang memancing di air keruh dan memanfaatkan situasi tersebut untuk maksud-maksud lain. ”Saya akan segera mengontak ke Ilaga,” ujarnya.
Minggu malam, kondisi di Ilaga, menurut Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Wachyono, relatif aman. Pasukan Brimob yang selama ini diperbantukan di Ilaga telah berhasil mengendalikan situasi. Bersama dengan anggota Kepolisian Sektor Ilaga, mereka berjaga-jaga di sekitar kantor KPU dan Polsek Ilaga.
Jika kondisi cuaca pada Senin ini cerah, Polda Papua akan mengirimkan satu peleton Brimob untuk membantu pengamanan di Ilaga. ”Tapi, kami masih belum menentukan, mungkin dari Polda atau mungkin dari Timika atau Sorong,” ujar Wachyono.
Selain itu, Polda Papua juga akan mengirim tim dari Direktorat Reserse Kriminal guna menyelidiki kasus itu secara lebih detail untuk mengetahui akar masalah sesungguhnya.
Kompas
-dipi-
Senin, 1 Agustus 2011 | 04:56 WIB
Jayapura, Kompas - Sebanyak 17 orang tewas dalam bentrokan antarkelompok pendukung politik di Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua, Minggu (31/7) pagi. Suasana di kota itu hingga tadi malam belum stabil, tetapi situasi keamanan mulai dikendalikan aparat kepolisian setempat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, Minggu (31/7), bentrokan antarwarga di Ilaga terjadi pada Sabtu (30/7) siang. Bentrok dipicu penarikan dukungan DPC Gerindra di Ilaga terhadap Simon Alom.
Menurut keterangan dari Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Wachyono, ketika Simon Alom hendak mengikuti verifikasi pada Sabtu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilaga menolaknya. Alasannya, Partai Gerindra yang sebelumnya mendukung pencalonan Simon Alom telah menarik dukungan.
Sontak pendukung Simon Alom marah dan menyerang kelompok Ketua DPC Gerindra Ilaga Thomas Tabuni. Bentrokan pada Sabtu itu membuat seorang anggota Brimob luka terkena panah. ”Beruntung anggota Brimob itu menggunakan baju antipeluru,” kata Wachyono.
Bentrokan sempat berhenti, tetapi pada Minggu sekitar pukul 06.00, kelompok Simon Alom kembali menyerang kelompok Thomas Tabuni. ”Saling serang itu dengan menggunakan panah, tombak, dan kapak sehingga menewaskan 17 orang. Sebanyak 13 orang dari kelompok Thomas Tabuni dan empat orang dari kelompok Simon Alom tewas,” tutur Wachyono seraya menjelaskan bahwa tempat kejadian perkara berada di antara Kantor DPRD Kabupaten Puncak dan rumah Thomas Tabuni.
Tahan diri
Sementara itu, Ketua Sinode Kingmi Papua, Pendeta Benny Giyai, yang dihubungi di Jayapura, meminta warga dari kelompok yang bertikai di Ilaga perlu menahan diri dan segera duduk bersama untuk menyelesaikan konflik horizontal itu. Penyelesaian itu perlu melibatkan tokoh gereja dan masyarakat sebagai penengah agar konflik tidak melebar.
”Setiap warga dari kubu yang tengah bertikai harus mampu menahan diri dan duduk bersama untuk menyelesaikan pertikaian antarmereka,” kata Benny, yang sungguh menyesalkan terjadinya bentrok antarwarga di Ilaga.
Selain itu, ia meminta agar jangan ada pihak-pihak yang memancing di air keruh dan memanfaatkan situasi tersebut untuk maksud-maksud lain. ”Saya akan segera mengontak ke Ilaga,” ujarnya.
Minggu malam, kondisi di Ilaga, menurut Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Wachyono, relatif aman. Pasukan Brimob yang selama ini diperbantukan di Ilaga telah berhasil mengendalikan situasi. Bersama dengan anggota Kepolisian Sektor Ilaga, mereka berjaga-jaga di sekitar kantor KPU dan Polsek Ilaga.
Jika kondisi cuaca pada Senin ini cerah, Polda Papua akan mengirimkan satu peleton Brimob untuk membantu pengamanan di Ilaga. ”Tapi, kami masih belum menentukan, mungkin dari Polda atau mungkin dari Timika atau Sorong,” ujar Wachyono.
Selain itu, Polda Papua juga akan mengirim tim dari Direktorat Reserse Kriminal guna menyelidiki kasus itu secara lebih detail untuk mengetahui akar masalah sesungguhnya.
Kompas
-dipi-