zoeratmand
New member
Kalau ditanya berapa kali kita harus shalat dalam satu hari semua orang muslim termasuk saya menjawab lantang 5 waktu. Bahkan tanpa ditanya, dengan fasih kita menjawab maghrib, isya, shubuh, dzuhur dan ashar.
Esensi dari shalat menurut saya adalah kita bertemu tuhan, menyatakan komitmen keimanan kita, berdoa memohon perlindungan, meminta rezeki yang berkah, memohon ampunan atas kesalahan yang kita buat dan meminta agar selalu dibimbing di jalan yang benar. Kegiatan luar biasa yang kita lakukan setidaknya 5 kali sehari.
Dalam shalat ada perkataan sangat indah, yang isinya seperti ini. "Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu tuhan." Itulah janji kita, komitment kita.
Beberapa waktu lalu ada teman saya baru selesai shalat langsung buka netbook. Saat saya bilang." Weih hebat update terus nih blog nya." Dia menjawab sambil nyengir." Kagak gue lagi nyari video Ariel sama Luna Maya."
"Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu tuhan."
Orang yang hidupnya hanya untuk tuhan apakah akan mendownload video Ariel Luna Maya?
Ada teman saya yang lain di tempat kerja sebelumnya, orang yang sangat rajin shalat. Sejauh yang saya lihat dia tidak pernah meninggalkan shalat satu kali pun. Suatu saat dia pernah ditegur oleh team leadernya karena tidak mem follow up permasalahan nasabah padahal dia sudah berjanji pada nasabah tersebut. Saya mendengar dia berkomitmen pada team leadernya bahwa dia akan segera menyelesaikan masalah itu. Saat dia duduk disebelah saya, dia berbisik," Sebenernya gue tadinya nggak akan memfollow up nasabah itu, abisnya nasabahnya galak, brengsek dan bloon." Saya tersenyum dan teringat ucapan indah....
"Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu tuhan."
Bukankah berbohong dan tidak menepati janji adalah hal yang tidak disukai tuhan. Apakah orang yang matinya hanya untuk tuhan akan melakukan hal yang dibenci tuhan?
Ada cerita lucu ketika saya kuliah. Saat itu sahabat saya terlihat sangat buru buru ketika melakukan shalat. Saat membereskan sajadah dia berkata. "Gue lupa ngasih makan nyamuk Aedes sp." Teman saya yang lain mengingatkan. "Akhi, Inna shalati wanusuki wama yahya wama mati lillah ho rabbil alamin."
"Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu tuhan."
Sahabat saya bengong," Bener juga yah, tapi udah tanggung." Ucapnya kemudian sambil ngacir ke Lab.
Orang yang berkata sesungguhnya nafasku hanya untukmu tuhan, tapi tindakannya mengatakan ada yang lebih penting dari bertemu denganmu tuhan yaitu ngasih makan nyamuk penelitian saya. Apakah sahabat saya itu tidak membohongi tuhan?
Dan saya sendiri hari ini baru melakukan shalat isya 15 menit yang lalu tepatnya jam 01.15 menit dini hari. Shalat isya sebenarnya bisa dilakukan 6 jam sebelumnya, tetapi karena sibuk mendaftarkan situs ini di beberapa situs social bookmarking Indonesia, saya menundanya. Lalu tanpa malu saya menghadap tuhan dan berkata "Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu tuhan." Luar biasa bukan.
Apakah kita akan selalu membohongi tuhan yang maha tahu. Lalu tidak malukah kita saat kita berkata. "Ya tuhan kenapa aku merasa rezekiku begitu jauh, cobaan untukku begitu berat padahal aku selalu shalat lima waktu."
Untung saja tuhan maha pemaaf, maha pengasih dan penyayang. Kalau saya jadi tuhan. Orang yang tukang bohong, selalu melanggar komitmen dan tidak punya malu seperti saya, mungkin sudah saya ceburkan ke samudra pasipik. Tapi toh tuhan malah memberikan waktu kepada saya untuk membuktikan bahwa saya adalah orang seperti yang saya ucapkan saat saya shalat. "Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu tuhan."
Pertanyaannya sampai kapan kita akan selalu membohongi tuhan? Bisakah komitment kita pada allah dijalankan?
Sumber