Kalina
Moderator
SURABAYA - Simbol-simbol khas Tahun Baru Imlek mewarnai Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, kemarin. Umat serta tim paduan suara mengenakan baju cheongsam merah serta kuning. Di tengah-tengah gereja digantung lampion merah. Lalu sebentuk pohon angpau diletakkan di antara umat. Sekitar 3.000 jemaat menjadi peserta misa bernuansa Imlek yang diadakan pukul 07.30 tersebut.
Misa kemarin dipimpin Pastor Paroki Santa Maria Tak Bercela Romo A. Andri Noertjahja E.W. Pr. Tema yang diangkat pada perayaan tersebut adalah Tahun Rahmat Tuhan Telah Datang. Dalam khotbahnya, pastor alumnus Seminari Tinggi Giovanni, Malang, itu menyampaikan bahwa umat harus senantiasa bersyukur atas semua rahmat yang mereka terima tahun lalu. Umat Katolik juga diminta membangun kerendahan hati dan iman untuk menyongsong berkat pada tahun selanjutnya. "Marilah kita juga meningkatkan hubungan dengan Tuhan dan sesama," kata pastor yang memakai casula (jubah, Red) merah saat memimpin misa itu.
Usai misa, umat berbagai usia, laki-laki maupun perempuan, tampak berebut angpao yang bergantungan di pohon keberuntungan. Isi angpao itu memang benar-benar berkat untuk para umat. "Bukan uang, tapi kertas yang ditulisi ayat-ayat kitab suci," kata Romo Aan, panggilan akrabnya.
Alexander Setya Prayoga, ketua panitia acara, mengatakan, Imlek adalah tradisi dan bagian dari kebudayaan. "Karena itu, semua orang bisa merayakan tahun baru ini," katanya.
Misa kemarin dipimpin Pastor Paroki Santa Maria Tak Bercela Romo A. Andri Noertjahja E.W. Pr. Tema yang diangkat pada perayaan tersebut adalah Tahun Rahmat Tuhan Telah Datang. Dalam khotbahnya, pastor alumnus Seminari Tinggi Giovanni, Malang, itu menyampaikan bahwa umat harus senantiasa bersyukur atas semua rahmat yang mereka terima tahun lalu. Umat Katolik juga diminta membangun kerendahan hati dan iman untuk menyongsong berkat pada tahun selanjutnya. "Marilah kita juga meningkatkan hubungan dengan Tuhan dan sesama," kata pastor yang memakai casula (jubah, Red) merah saat memimpin misa itu.
Usai misa, umat berbagai usia, laki-laki maupun perempuan, tampak berebut angpao yang bergantungan di pohon keberuntungan. Isi angpao itu memang benar-benar berkat untuk para umat. "Bukan uang, tapi kertas yang ditulisi ayat-ayat kitab suci," kata Romo Aan, panggilan akrabnya.
Alexander Setya Prayoga, ketua panitia acara, mengatakan, Imlek adalah tradisi dan bagian dari kebudayaan. "Karena itu, semua orang bisa merayakan tahun baru ini," katanya.