Bergabungnya Dede Yusuf ke Partai Demokrat

Dapatkah dibenarkan langkah yang diambil Dede Yusuf dengan bergabung ke Partai Demokrat?


  • Total voters
    10
Status
Not open for further replies.

Second_Sister

New member
Dede Yusuf, kader partai PAN, yang sekarang menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Barat, baru-baru ini keluar dari PAN untuk kemudian bergabung dalam Partai Demokrat.
Banyak kalangan menilai PAN tidak cukup besar untuk dijadikan kendaraan politik bagi Dede dalam rangka menghadapi pemilukada Gubernur Jawa Barat yang konon katanya Dede bakalan akan ikut maju mencalonkan diri sebagai calon gubernur. Dan untuk memuluskan jalan menjadi Gubernur, menurut banyak orang/pengamat, itu adalah tujuan dari bergabungnya Dede ke Demokrat, di mana Demokrat dirasakan cukup besar dan memadai sebagai kendaraan politik.

Bagaimana pendapat soal ini? Bagaimana pertanggungjawaban terhadap pemilih yang dulu memilih Dede bukan karena sosoknya tapi karena kader PAN-nya, padahal jabatannya masih ada sekitar 2 tahunan lagi?
 
dapat dibenarkan. Jika masa jabatan wagub sekarang telah selesai lantas hengkang dari PAN. Tapi kalau hengkang saat masa jabatan wagub, itu namanya tak bermartabat. Dia bukan wakil rakyat yang baik
 
silakan saja.
haknya dia utk bergabung/ mundur dari parpol apapun.

sebenarnya paling ideal adl mundur dari parpol apapun selama menjabat sbg pejabat publik, utk menjaga netralitas.
 
itu namanya mencla mencle
istilahnya lompat pagar gitu. Tak dapat dibenarkan pindah partai sebelum masa jabatan berakhir. Jika kebelet mau pindah ya lepaskan jabatan yg disandang sekarang sebab itu bukan hak-nya lagi
 
Kalo menurutku sih bukan soal dibenarkan atau tidak, karena hal ini memang dibenarkan dalam arti belum ada peraturan hukum yang mengatur...

Tapi kalo dilihat etis atau enggak, ini sangat nggak etis...
Pertama karena dia lagi menjabat dan belum selesai masa jabatannya. Ketika dia sudah berganti baju partai ketika sedang menjabat, gimana bentuk pertanggungjawaban kepada para pemilihnya ketika dia dipilih karena mewakili satu partai, dalam hal ini PAN. Karena besar kemungkinan bisa saja dia dulu dipilih orang karena PAN-nya dan bukan karena sosoknya....
Kedua soal kaderisasi, pengkaderan jelas ada di PAN, tapi ketika sudah terkader pindah ke partai lain dengan tujuan memilih kendaraan yang lebih besar untuk tujuan berikutnya, itu bener2 nggak etis...

Dan ingat juga bahwa etis/etika itu masuk ke dalam hukum tak tertulis, jadi walaupun dilanggar (dengan tanpa konsekuensi hukum) publik bisa melihat apa yang sudah terjadi....

Dan semoga untuk pemilukada, yang konon akan diikuti oleh dede, dia nggak akan terpilih karena orang seperti ini nggak punya etika politik sama sekali seperti kebanyakan politikus di negeri ini...


-dipi-
 
Tanda bahwa pejabat kita tidak berpendirian dan menghalakan segala cara untuk memperebutkan jabatan.
Apakah itu bagus untuk ditiru...?
 
pemenang debat d thread ini yang d anggap valid post #9 oleh nizhami

thread ini d tutup setelah 4 hari tanpa reply
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top