Penulis: Abu Muhammad Indrajati
Pembaca yang budiman, di antara kita mungkin merasa heran ketika melihat kenyataan bahwa kaum muslimin pada masa sekarang ini mulai terpecah-belah menjadi berberapa golongan. Masalahnya, apakah banyaknya golongan itu adalah sebuah rahmat atau justru suatu adzab?
Golongan yang Benar Hanya Satu
?Abdullah bin Mas?ud rodhiyallohu ?anhu berkata, ?Rosululloh shollallohu ?alaihi wa sallam pernah menggambarkan sebuah garis lurus kepada kami, lalu bersabda, ?Ini adalah jalan Alloh?. Kemudian beliau membuat beberapa garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, ?Ini adalah jalan-jalan [yang banyak], pada setiap jalan ada syaitan yang mengajak kepadanya?. Kemudian beliau membaca ayat yang artinya, ?Dan bahwa [yang Kami perintahkan] ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan [yang lain], karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya??? [Q.S. Al-An?aam: 153]
Teks hadits ini menunjukkan bahwa jalan kebenaran hanya satu. Dan persatuan adalah sumber kekuatan kaum muslimin yang dengan itulah mereka menjadi golongan yang menang. Lalu siapakah golongan yang menang itu? Alloh Ta?ala berfirman yang artinya, ?Dan barangsiapa mengambil Alloh, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut [agama] Alloh itulah yang pasti menang.? [Q.S. Al Maa-idah: 56]
Ayat ini secara gamblang menerangkan bahwa golongan yang mendapat jaminan kemenangan hanyalah yang berpegang teguh pada ajaran Alloh dan Rosul-Nya, bukan ajaran Karl Marx, Lenin, Sidharta Gautama, atau yang lainnya. Ini adalah pondasi dasar yang harus diketahui. Dengan demikian, tidaklah pantas bagi kita menerima begitu saja ?ajaran orang? tanpa menimbang terlebih dahulu apakah bertentangan dengan syari?at atau tidak. Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa kemenangan akan diraih apabila kita saling tolong-menolong, bukan dengan berpecah belah. Karena perpecahan bukanlah rahmat, tetapi justru penyebab datangnya adzab/siksa Alloh, sebagaimana firman Alloh Ta?ala yang artinya, ?Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.? [Q.S. Ali Imran: 105]. Dan sebaliknya, salah satu nikmat Alloh adalah persatuan hati kita, sebagaimana firman Alloh yang artinya, ?Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali [agama] Alloh, dan janganlah bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Alloh mempersatukan hatimu, lalu karena nikmat Alloh, jadilah kamu orang-orang yang bersaudara?? [Q.S. Ali Imran: 103]
Bagaimana Dengan Hadits ?Ikhtilaafu Ummati Rohmah? ???
Hadits ini, yang berarti, ?Perbedaan [pendapat] di kalangan umatku adalah rahmat? begitu sering kita dengar dari para da?i. Akan tetapi, hendaklah pembaca ketahui bahwa hadits tersebut adalah hadits yang bathil, ditinjau dari dua sisi:
1. Dari sisi makna, bagaimana kita bisa menerima perbedaan sebagai rahmat sementara Alloh melarang pebuatan seperti itu, bahkan mengancam dengan siksa yang berat?
2. Dari sisi ilmu hadits, hadits tersebut tidak sah karena tidak ada sumbernya meskipun dari sumber yang palsu. Al Allamah Ibnu Hazm rohimahulloh berkata, ?Itu bukan hadits, tetapi itu perkataan bathil lagi dusta.?
Sebagai penutup risalah ini, alangkah baiknya bila kita mengingat wasiat Rosulullah shollallohu ?alaihi wa sallam, ?Aku wasiatkan kepadamu agar bertakwa kepada Alloh, mendengar dan patuh [kepada pemimpin] meskipun ia seorang budak dari Habasyah. Karena sesungguhnya orang yang hidup di antara kamu sesudahku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka berpegang teguhlah kamu kepada sunnahku dan sunnah para Khulafa?ur Rasyidin yang mendapat petunjuk, berpegang teguhlah kamu padanya dan gigitlah dengan gigi geraham kalian, dan jauhilah hal-hal baru yang diada-adakan [dalam agama] karena setiap yang baru [dalam agama] itu adalah bid?ah dan setiap bid?ah adalah kesesatan.?
Pembaca yang budiman, di antara kita mungkin merasa heran ketika melihat kenyataan bahwa kaum muslimin pada masa sekarang ini mulai terpecah-belah menjadi berberapa golongan. Masalahnya, apakah banyaknya golongan itu adalah sebuah rahmat atau justru suatu adzab?
Golongan yang Benar Hanya Satu
?Abdullah bin Mas?ud rodhiyallohu ?anhu berkata, ?Rosululloh shollallohu ?alaihi wa sallam pernah menggambarkan sebuah garis lurus kepada kami, lalu bersabda, ?Ini adalah jalan Alloh?. Kemudian beliau membuat beberapa garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, ?Ini adalah jalan-jalan [yang banyak], pada setiap jalan ada syaitan yang mengajak kepadanya?. Kemudian beliau membaca ayat yang artinya, ?Dan bahwa [yang Kami perintahkan] ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan [yang lain], karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya??? [Q.S. Al-An?aam: 153]
Teks hadits ini menunjukkan bahwa jalan kebenaran hanya satu. Dan persatuan adalah sumber kekuatan kaum muslimin yang dengan itulah mereka menjadi golongan yang menang. Lalu siapakah golongan yang menang itu? Alloh Ta?ala berfirman yang artinya, ?Dan barangsiapa mengambil Alloh, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut [agama] Alloh itulah yang pasti menang.? [Q.S. Al Maa-idah: 56]
Ayat ini secara gamblang menerangkan bahwa golongan yang mendapat jaminan kemenangan hanyalah yang berpegang teguh pada ajaran Alloh dan Rosul-Nya, bukan ajaran Karl Marx, Lenin, Sidharta Gautama, atau yang lainnya. Ini adalah pondasi dasar yang harus diketahui. Dengan demikian, tidaklah pantas bagi kita menerima begitu saja ?ajaran orang? tanpa menimbang terlebih dahulu apakah bertentangan dengan syari?at atau tidak. Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa kemenangan akan diraih apabila kita saling tolong-menolong, bukan dengan berpecah belah. Karena perpecahan bukanlah rahmat, tetapi justru penyebab datangnya adzab/siksa Alloh, sebagaimana firman Alloh Ta?ala yang artinya, ?Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.? [Q.S. Ali Imran: 105]. Dan sebaliknya, salah satu nikmat Alloh adalah persatuan hati kita, sebagaimana firman Alloh yang artinya, ?Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali [agama] Alloh, dan janganlah bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Alloh mempersatukan hatimu, lalu karena nikmat Alloh, jadilah kamu orang-orang yang bersaudara?? [Q.S. Ali Imran: 103]
Bagaimana Dengan Hadits ?Ikhtilaafu Ummati Rohmah? ???
Hadits ini, yang berarti, ?Perbedaan [pendapat] di kalangan umatku adalah rahmat? begitu sering kita dengar dari para da?i. Akan tetapi, hendaklah pembaca ketahui bahwa hadits tersebut adalah hadits yang bathil, ditinjau dari dua sisi:
1. Dari sisi makna, bagaimana kita bisa menerima perbedaan sebagai rahmat sementara Alloh melarang pebuatan seperti itu, bahkan mengancam dengan siksa yang berat?
2. Dari sisi ilmu hadits, hadits tersebut tidak sah karena tidak ada sumbernya meskipun dari sumber yang palsu. Al Allamah Ibnu Hazm rohimahulloh berkata, ?Itu bukan hadits, tetapi itu perkataan bathil lagi dusta.?
Sebagai penutup risalah ini, alangkah baiknya bila kita mengingat wasiat Rosulullah shollallohu ?alaihi wa sallam, ?Aku wasiatkan kepadamu agar bertakwa kepada Alloh, mendengar dan patuh [kepada pemimpin] meskipun ia seorang budak dari Habasyah. Karena sesungguhnya orang yang hidup di antara kamu sesudahku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka berpegang teguhlah kamu kepada sunnahku dan sunnah para Khulafa?ur Rasyidin yang mendapat petunjuk, berpegang teguhlah kamu padanya dan gigitlah dengan gigi geraham kalian, dan jauhilah hal-hal baru yang diada-adakan [dalam agama] karena setiap yang baru [dalam agama] itu adalah bid?ah dan setiap bid?ah adalah kesesatan.?