Krisna_aji_K
New member
JAKARTA-Moratorium atau penghentian sementara pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia sejak 25 Juni 2009 mulai memberikan efek jera kepada negeri jiran. Kabar penyiksaan atau pelecehan terhadap pekerja migran asal Indonesia pun menjadi isu yang sangat sensitif di Malaysia.
Politikus terkemuka Malaysia, yakni Menteri Penerangan, Komunikasi, dan Kebudayaan Rais Yatim, juga menjadi korban sensitifnya isu pemerkosaan terhadap tenaga kerja perempuan asal Indonesia. Politikus senior yang sudah berganti-ganti jabatan di beragam kementerian itu diisukan memerkosa seorang TKW yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di kediamannya.
Ada sejumlah LSM dan media yang menuding Yatim terlibat dalam pemerkosaan kepada buruh migran asal Indonesia tersebut. Di antaranya, Asian Sentinel, Free Malaysia Today, dan salah satu situs berita politik oposisi pemerintah, Harakah Daily ”Koran itu oposisi pemerintah dan mengutip bocoran data WikiLeaks.
Itu isu sensitif. Saya kira, tidak etis bila ditanggapi secara berlebihan. Sebab, memang sumbernya tidak jelas,” ujar Minister Counselor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur Suryana Sastradireja ketika dihubungi dari Jakarta kemarin (5/1).
Suryana mengatakan, pemberitaan seputar pemerkosaan itu tidak beredar di media mainstream di Malaysia. Informasi awalnya mencuat dari WikiLeaks yang mengacu link blog Rocky Bru, seorang wartawan Malaysia. Dalam blog itu, informasi soal dugaan pemerkosaan terhadap perempuan berinisial RB tersebut mencantumkan laporan investigasi lembaga pembela hak-hak pekerja asal Indonesia, Migrant Care. ”Diduga, pemerkosaan itu terjadi pada 2007,” ucap bapak dua anak tersebut. KBRI, terang Suryana, tidak akan mengambil sikap berlebihan. Sebab, kebenaran informasi itu sulit dipastikan.
Selain kasus tersebut dikabarkan terjadi pada 2007, korban tidak memberikan laporan resmi kepada otoritas wakil pemerintah RI itu.
”Itu kan berita simpang siur. Itu betul terjadi atau serangan politis dari oposisi pemerintah juga sulit dipastikan,” papar dia. Suryana menduga, ada pihak-pihak tertentu yang ingin merusak hubungan baik dua negara tersebut. Yatim telah membantah isu itu. Dalam situs resmi pemerintah negeri jiran, Yatim yang didukung keluarganya tersebut mengaku siap diperiksa secara menyeluruh atas kasus yang disebutnya menyesatkan itu. ”Ada entitas politik di balik tuduhan tersebut,” terang dia. Secara terpisah, Migrant Care, tampaknya, belum akan memberikan keterangan tentang kabar tersebut.
Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah maupun analis kebijakan publik Migrant Care Wahyu Susilo ketika dihubungi juga irit bicara. Mereka menolak berkomentar dan mengatakan masih berkonsolidasi secara internal untuk masalah itu. Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Faisol Riza mengatakan, belum ada informasi dan laporan detail tentang isu tersebut. Karena masalah itu menyangkut nama pejabat tinggi dan dinilai berunsur politis, dia menyatakan bahwa pihaknya akan menunggu laporan lengkap dan data akurat sebelum bertindak. ”Itu isu pelik.
Jadi, Kemenakertrans akan berhati-hati,” ujarnya. Walaupun begitu, ungkap Faisol, sebagai otoritas tenaga kerja tertinggi di Indonesia, pihaknya tetap memprioritaskan perlindungan TKI dan mengacu ke norma hukum yang berlaku di Malaysia. Kapan saja ada fakta dan data akurat soal tuduhan itu, Kemenakertrans segera memberikan bantuan hukum dan perlindungan kepada korban.
Sumber : IndoPos