gupy15
Mod
Relion Technology
MakassarInformasi seorang nelayan memang tidak boleh dianggap sepele.
Penemuan lokasi AdamAir merupakan berkat dari kesaksiannya. Sang nelayan itu bernama Baharudin.
"Penemuan titik sinyal <i>black box</i> di Majene, Sulbar, tidak
lepas dari informasi yang diberikan seorang nelayan bernama Baharudin,"
ungkap Komandan KRI Fatahillah Letkol Laut Maman Firmansyah saat
ditemui di Lantamal VI, Makassar, Jumat (26/1/2007).
Sejak ada informasi dari Baharudin yang mengatakan melihat pesawat yang
oleng di sekitar pegunungan Mamuju, tutur Maman, pihaknya melakukan
perhitungan dengan memperkirakan ordinat pesawat itu dan kemungkinan
bakal jatuhnya di mana, akhirnya tim sampai pada perairan Mamuju.
Ternyata setelah dilakukan deteksi di perairan Mamuju, sambung dia,
didapatlah 2 titik logam. Tapi kemudian mentah setelah berdiskusi
dengan kapal milik AS USNS Mary Sears karena titik logam dianggap
terlalu kecil.
"Kami kembali melakukan perhitungan, kemungkinan logam itu terbawa arus
lebih jauh hingga perairan Majene, yang kemudian dideteksi oleh KRI
Nala pada 11 Januari," tutur Maman.
"Penglihatan Baharudin memang benar," puji Maman.
Catatan <b>detikcom</b>, Baharudin pada 1 Januari yang sedang
memancing, melihat pesawat berwarna biru keputihan melintas di atas
kepalanya, pesawat oleng, lalu menuju pegunungan, selanjutnya terdengar
ledakan. Kesaksian Baharudin ini diberitakan media massa.
Ketika Baharudin memberikan kesaksian, Maman langsung mengambil
inisiatif mengikutsertakan Baharuddin di KRI Fatahillah selama 1 hari
pada 6 Januari.
Kini Baharudin pun dilacak keberadaannya oleh sejumlah wartawan.
"Wapres Jusuf Kalla harus menyiapkan Rp 50 juta nih untuk Baharudin
seperti nelayan Bakri yang menemukan serpihan sayap ekor AdamAir,"
celetuk wartawan.
MakassarInformasi seorang nelayan memang tidak boleh dianggap sepele.
Penemuan lokasi AdamAir merupakan berkat dari kesaksiannya. Sang nelayan itu bernama Baharudin.
"Penemuan titik sinyal <i>black box</i> di Majene, Sulbar, tidak
lepas dari informasi yang diberikan seorang nelayan bernama Baharudin,"
ungkap Komandan KRI Fatahillah Letkol Laut Maman Firmansyah saat
ditemui di Lantamal VI, Makassar, Jumat (26/1/2007).
Sejak ada informasi dari Baharudin yang mengatakan melihat pesawat yang
oleng di sekitar pegunungan Mamuju, tutur Maman, pihaknya melakukan
perhitungan dengan memperkirakan ordinat pesawat itu dan kemungkinan
bakal jatuhnya di mana, akhirnya tim sampai pada perairan Mamuju.
Ternyata setelah dilakukan deteksi di perairan Mamuju, sambung dia,
didapatlah 2 titik logam. Tapi kemudian mentah setelah berdiskusi
dengan kapal milik AS USNS Mary Sears karena titik logam dianggap
terlalu kecil.
"Kami kembali melakukan perhitungan, kemungkinan logam itu terbawa arus
lebih jauh hingga perairan Majene, yang kemudian dideteksi oleh KRI
Nala pada 11 Januari," tutur Maman.
"Penglihatan Baharudin memang benar," puji Maman.
Catatan <b>detikcom</b>, Baharudin pada 1 Januari yang sedang
memancing, melihat pesawat berwarna biru keputihan melintas di atas
kepalanya, pesawat oleng, lalu menuju pegunungan, selanjutnya terdengar
ledakan. Kesaksian Baharudin ini diberitakan media massa.
Ketika Baharudin memberikan kesaksian, Maman langsung mengambil
inisiatif mengikutsertakan Baharuddin di KRI Fatahillah selama 1 hari
pada 6 Januari.
Kini Baharudin pun dilacak keberadaannya oleh sejumlah wartawan.
"Wapres Jusuf Kalla harus menyiapkan Rp 50 juta nih untuk Baharudin
seperti nelayan Bakri yang menemukan serpihan sayap ekor AdamAir,"
celetuk wartawan.