Berkibar Terbalik Di Mana-Mana

tribudhis

New member
Berkibar Terbalik Di Mana-Mana

Judul catatan ini sama sekali bukan untuk merendahkan apalagi menghina.
Hanya karena masalah sudut pandang, judul ini akhirnya tetap dipilih juga.
Andaikata ada orang dari negara yang tanggal dan bulan kemerdekaannya
Persis sama dengan tanggal dan bulan kelahiran wanita yang jadi istri saya,
Datang ke Indonesia tepat pada tujuh belas agustus, umpamanya, lalu dia
Menulis catatan serupa dengan judul yang persis sama, eh bendera negara
Ternyata berkibar terbalik dan di mana-mana, pasti tidak ada yang merasa
Keberatan apalagi terhina, karena itu memanglah nyata, fakta, dan realita.
Dan hari ini … bendera Indonesia memang berkibar terbalik di mana-mana.
Jalan memang tampak lengang di banyak kota, kecuali di ibukota negara,
Parade ribuan orang padati jalan utama dan terpusat di monumen utama,
Dijaga dua tentara, dua puluh empat jam sehari bergantian tapi tanpa jeda.
Tetapi yang namanya bendera memang ada dan berkibar di mana-mana,
Bahkan setiap jendela apartemen seharusnya juga mengibarkan bendera,
Walau ada juga sih yang memilih praktisnya, pengelola kibarkan bendera
Tetapi penghuni apartemen entah pergi ke mana, jendela memang terbuka
Tanda penghuninya ada, tetapi bendera tidak tampak dikibarkan di sana.
Karena dilihat oleh orang Indonesia maka berkibar terbalik di mana-mana
Menjadi sesuatu yang normal-normal saja karena memang itulah faktanya.

Sementara di ibukota negara, parade ribuan warga berujung bentrokan juga.
Pasukan keamanan yang berjaga terpaksa harus keluarkan daya dan tenaga
Menahan mereka yang ingin melampiaskan rasa dan karsa secara berbeda.
Walau tujuannya sama-sama ingin mengingat kembali peristiwa kembalinya
Pahlawan besar tiada tara ke ibu kota yang kemudian menjadi hari merdeka,
Tetapi ujung-ujungnya kadangkala tidak seperti yang diharapkan dan diduga.
Mungkin tak banyak negara yang akhir dari peringatan hari kemerdekaannya
Berakhir dengan api, kemarahan, penangkapan, serta bentrok antar sesama.
JOSEF KLEMENS PItSUDSKI juga tidak akan pernah berpikir dan mengira,
Bahwa perjalanan heroik kembali ke ibu kota negara yang jadi hari merdeka,
Akan begini jadinya setelah pasang surut sejarah mencatat nasib ini negara,
Timbul tenggelam dikoyak oleh perang dan ambisi negara-negara tetangga.
Pernah merdeka, kemudian terkoyak perang, hampir menghilang dari peta,
Merdeka lagi, terkoyak lagi, sebelum akhirnya mantap juga sebagai anggota
Uni Eropa … dan bendera pun terus berkibar di mana-mana tanda merdeka.

Kisah heroik perjuangan dan kepahlawanan jelas berbeda dan tidak sama.
Masing-masing negara punya romantika, dan sejarah mencatat ini semua.
Tetapi yang namanya bumbu-bumbu penyedap dan penghalus rasa aroma,
Juga tak dapat disangkal ada, masuk ke sana, setelah dikukuhkan bersama,
Jadilah sebuah ramuan kisah nyata yang tak hanya dicatat tetapi juga dipuja,
Sebagai pengobar semangat para generasi muda guna membangun bangsa.
Kemudian sejak 2008 mulailah di ini negara dikenalkan ‘parade hari merdeka’
Parade Hari Merdeka di Warsawa dirancang menggelorakan semangat jiwa,
Agar tergugah guna membangun bangsa dan negara seirama, seia sekata.
Tetapi fakta dan realita justru menunjukkan sebaliknya, karena selalu ada
Mereka yang tidak sepaham, mereka yang tidak sepakat dan … akibatnya?
Bentrokan selalu jadi warna dalam setiap parade hari merdeka di ibukota.
Belajar dari pengalaman jelek tahun lalu, ini sih kata pihak penyelenggara,
Tahun ini diharapkan semua berjalan sesuai skenario pihak yang berkuasa.
Semua yang pro-merdeka diundang, siapa saja dan dari negara mana saja.
Warsawa dan Polandia siap menyambutnya dalam semangat serta gelora
Seluruh rakyatnya untuk menjadikan ini negara tidak hanya bebas merdeka
Tetapi juga kokoh dan perkasa serta tetap damai ditengah percaturan dunia.
Tentu saja ini skenario yang sangat mulia, dan semua akan mendukungnya.
Hanya saja jika tahun-tahun lalu parade hari merdeka gagal aman sentosa,
Lalu apa jaminannya yang sekarang lebih tertib dibandingkan sebelumnya?

Panitia – dengan gaya retorika – menyatakan tak akan membiarkan mereka,
Para peserta pada parade hari merdeka menodai identitas Polandia merdeka.
Panitia akan keras berusaha agar tak ada lagi tindakan anarki dan menghina.
Para pahlawan yang telah gugur guna tegakkan negara, jelas pantang dihina.
Yang boleh ada hanya parade hari merdeka yang tertib, semangat membara,
Mengenang kembali bagaimana rona-rona perjalanan sejarah di ini negara,
Menjadi landasan kokoh bagi usaha guna ikut aktif berperan di pentas dunia.
Negara yang akan mengatur semuanya, negara akan menjaga ketertibannya.
Tetapi seperti yang disiarkan langsung oleh banyak media, skenario tak sama
Dengan realita … karena tertib hanya pada awalnya saja, dan yang berikutnya,
Api pun membara dan berkobar di mana-mana, yah jika sesama anak bangsa,
Cekcok dan pertikaian masih saja terus ada … bukankah pantas-pantas saja,
Jika gaya rasialis pada bangsa yang berbeda tetap ada pupuk dan pemicunya?

Bendera memang berkibar di mana-mana, terbalik jika kami yang melihatnya,
Tetapi tetap ada rasa bangsa karena sang saka dwi warna berkibar di Eropa.
Putih dan merah atau merah dan putih bukankan pada hakikatnya sama saja,
Hanya dua warna yang beruntung dijadikan simbol gelora semangat membara.
Yang satu konon simbol ketulusan hati penuh damai dan cinta akan sesama,
Sedangkan yang lain lambang martabat dan harga diri yang pantang dihina.
Keduanya menjelma jadi landasan kokoh negara cintai damai dan merdeka.
Sayangnya yang dipertontonkan pada parade hari mereka, eh … tidak sama.
Lalu di mana slogan dan semangat para ksatria yang mati-matian membela
Agar ini negara merdeka lalu setelahnya membangun perannya yang mulia?
Untungnya, korban jiwa tampaknya tidak ada, kalau yang luka-luka itu biasa.
Hanya saja kembali parade hari merdeka ternoda … walau bendera pusaka
Tetap berkibar di mana-mana pertanda semangat merdeka tetap bergelora.
Selamat ulang tahun merdeka tetap bisa disampaikan pada seluruh kolega,
Semoga parade hari merdeka tahun depan benar-benar tak terjadi apa-apa.
Dan … bendera berkibar terbalik ada di mana-mana, jika saya jadi saksinya.

Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – Poznan, Poland
 
Back
Top