nurcahyo
New member
Biodiesel dan Gasohol Program Riset Energi
Pembangunan pabrik percontohan biodiesel berbahan baku kelapa sawit, biji jarak, serta gasohol dari tebu dan singkong merupakan prioritas riset bidang energi 2005-2006. Dalam jangka panjang hingga 2025, energi alternatif terbarukan ini akan menyumbang 30 persen pasokan energi nasional.
Produksi batu bara juga akan mencapai 30 persen, sama dengan migas. Pemerintah juga masih tetap merencanakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang diharapkan beroperasi 2017. Untuk lokasi kemungkinan akan dipilih Pulau Kalimantan sebagai daerah yang paling aman dari gempa tektonik dan gunung berapi.
Hal ini disampaikan Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (23/5). Rapat kerja mengagendakan pembahasan usulan riset dari Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (KMNRT) dan Lembaga Penelitian Non-Departemen (LPND) untuk APBN-Perubahan 2005.
Setelah dicabutnya subsidi bahan bakar minyak, kegiatan yang akan didanai atau mendapat kompensasi APBN adalah yang berkaitan dengan sektor pendidikan, kesehatan, penyediaan bahan pangan pokok dalam hal ini beras untuk orang miskin, serta pembangunan infrastruktur pedesaan.
Berkaitan dengan program itu, KMNRT mengusulkan anggaran Rp 183,6 miliar untuk riset di bidang pangan, kesehatan, energi, teknologi informasi, transportasi, dan teknologi pertahanan.
Untuk riset energi baru dan terbarukan diusulkan dana Rp 51 miliar dari APBN, yang akan digunakan untuk pembangunan pabrik biodiesel dan gasohol. Selama 2005-2006 akan dibangun minimum satu pabrik percontohan, lengkap dengan desain teknik hingga siap beroperasi. Pabrik biodiesel dibangun pada skala komersial.
Saat ini BPPT telah mengembangkan pabrik prototipe biodiesel skala 1,5 ton per hari dan 8 ton per hari bekerja sama dengan Pemda Riau. Berikutnya akan dibuat desain untuk kapasitas 30.000 ton per hari.
Di sektor teknologi informasi dan komunikasi akan dibuat antena TV di daerah perbatasan yang minimal dapat menangkap siaran dari TVRI. Di bidang pangan akan dilakukan riset untuk mendukung swasembada beras dan gula. Riset obat-obatan dan jamu dilaksanakan di sektor kesehatan oleh LPND.
Untuk transportasi akan dibuat prototipe kapal terbang Wing in Surface Effect-disebut Belibis-untuk transportasi antarpulau kecil. Pesawat ini memiliki kemampuan terbang rendah dan mendarat di laut. Akhir tahun 2006 prototipe kapal dengan delapan penumpang sudah dapat diterbangkan.
Sumber : Kompas
Pembangunan pabrik percontohan biodiesel berbahan baku kelapa sawit, biji jarak, serta gasohol dari tebu dan singkong merupakan prioritas riset bidang energi 2005-2006. Dalam jangka panjang hingga 2025, energi alternatif terbarukan ini akan menyumbang 30 persen pasokan energi nasional.
Produksi batu bara juga akan mencapai 30 persen, sama dengan migas. Pemerintah juga masih tetap merencanakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang diharapkan beroperasi 2017. Untuk lokasi kemungkinan akan dipilih Pulau Kalimantan sebagai daerah yang paling aman dari gempa tektonik dan gunung berapi.
Hal ini disampaikan Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (23/5). Rapat kerja mengagendakan pembahasan usulan riset dari Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (KMNRT) dan Lembaga Penelitian Non-Departemen (LPND) untuk APBN-Perubahan 2005.
Setelah dicabutnya subsidi bahan bakar minyak, kegiatan yang akan didanai atau mendapat kompensasi APBN adalah yang berkaitan dengan sektor pendidikan, kesehatan, penyediaan bahan pangan pokok dalam hal ini beras untuk orang miskin, serta pembangunan infrastruktur pedesaan.
Berkaitan dengan program itu, KMNRT mengusulkan anggaran Rp 183,6 miliar untuk riset di bidang pangan, kesehatan, energi, teknologi informasi, transportasi, dan teknologi pertahanan.
Untuk riset energi baru dan terbarukan diusulkan dana Rp 51 miliar dari APBN, yang akan digunakan untuk pembangunan pabrik biodiesel dan gasohol. Selama 2005-2006 akan dibangun minimum satu pabrik percontohan, lengkap dengan desain teknik hingga siap beroperasi. Pabrik biodiesel dibangun pada skala komersial.
Saat ini BPPT telah mengembangkan pabrik prototipe biodiesel skala 1,5 ton per hari dan 8 ton per hari bekerja sama dengan Pemda Riau. Berikutnya akan dibuat desain untuk kapasitas 30.000 ton per hari.
Di sektor teknologi informasi dan komunikasi akan dibuat antena TV di daerah perbatasan yang minimal dapat menangkap siaran dari TVRI. Di bidang pangan akan dilakukan riset untuk mendukung swasembada beras dan gula. Riset obat-obatan dan jamu dilaksanakan di sektor kesehatan oleh LPND.
Untuk transportasi akan dibuat prototipe kapal terbang Wing in Surface Effect-disebut Belibis-untuk transportasi antarpulau kecil. Pesawat ini memiliki kemampuan terbang rendah dan mendarat di laut. Akhir tahun 2006 prototipe kapal dengan delapan penumpang sudah dapat diterbangkan.
Sumber : Kompas