lala_lulu
New member
Ruas jalan yang tak terlalu lebar di kawasan Tebet Utara, Jakarta Selatan, itu penuh dengan mobil-mobil yang parkir di samping kanan dan kirinya. Macet. Padahal Senin itu belum siang, belum genap pukul 08.00 WIB.
Tujuh mobil yang diparkir di tempat itu siap meluncur ke Surabaya. Menurut rencana, mereka tiba di Jakarta kembali pada Kamis (27/5). Salah satu sisi ketujuh mobil tersebut bertuliskan ‘Ekspedisi BBS (Bahan Bakar Singkong)’.
Komite Nasional Masyarakat Indonesia (KNMI) yang bekerja sama dengan Energi Karya Madani rupanya telah mengembangkan bahan bakar kendaraan dan bioetanol yang dihasilkan singkong karet. Penelitian yang dikerjakan
selama kurang lebih sembilan bulan itu kini akan diujikan untuk menempuh jarak yang lebih jauh.
Sebelumnya bioetanol dan singkong ini sudah diujikan ke 1.200 mobil. Cuma, jarak yang di tempuh hanya dalam kota.
Murni dan campuran Kadar etanol pada mobil- mobil yang berangkat ke Surabaya itu berbeda satu dengan yang lainnya. Tiga mobil, berjenis Innova, Luxio, dan BMW, menggunakan etanol 50% atau biasa disebut E-50. Satu mobil jenis Avanza menggunakan etanol 75% atau E-75. Dua lainnya, Innova dan sebuah mobil Kijang keluaran 1990, akan diuji menggunakan etanol 100% atau E-100.
Mobil-mobil yang menggunakan E-50 dan E-75 akan tetap menggunakan premium sebagai tambahan bahan bakar.
“Mobil E-100 benar-benar murni menggunakan etanol. Karena itu, dia membutuhkan satu mesin tambahan khusus,” jelas Endy Priyatna, Ketua Bidang Ekonomi DPP KNMI yang juga terlibat aktif dalam pengembangan bahan bakar bioetanol.
medindo
Tujuh mobil yang diparkir di tempat itu siap meluncur ke Surabaya. Menurut rencana, mereka tiba di Jakarta kembali pada Kamis (27/5). Salah satu sisi ketujuh mobil tersebut bertuliskan ‘Ekspedisi BBS (Bahan Bakar Singkong)’.
Komite Nasional Masyarakat Indonesia (KNMI) yang bekerja sama dengan Energi Karya Madani rupanya telah mengembangkan bahan bakar kendaraan dan bioetanol yang dihasilkan singkong karet. Penelitian yang dikerjakan
selama kurang lebih sembilan bulan itu kini akan diujikan untuk menempuh jarak yang lebih jauh.
Sebelumnya bioetanol dan singkong ini sudah diujikan ke 1.200 mobil. Cuma, jarak yang di tempuh hanya dalam kota.
Murni dan campuran Kadar etanol pada mobil- mobil yang berangkat ke Surabaya itu berbeda satu dengan yang lainnya. Tiga mobil, berjenis Innova, Luxio, dan BMW, menggunakan etanol 50% atau biasa disebut E-50. Satu mobil jenis Avanza menggunakan etanol 75% atau E-75. Dua lainnya, Innova dan sebuah mobil Kijang keluaran 1990, akan diuji menggunakan etanol 100% atau E-100.
Mobil-mobil yang menggunakan E-50 dan E-75 akan tetap menggunakan premium sebagai tambahan bahan bakar.
“Mobil E-100 benar-benar murni menggunakan etanol. Karena itu, dia membutuhkan satu mesin tambahan khusus,” jelas Endy Priyatna, Ketua Bidang Ekonomi DPP KNMI yang juga terlibat aktif dalam pengembangan bahan bakar bioetanol.
medindo