Bisa Facebook-an Lebih Penting dari Besaran Gaji
Berjejaring sosial kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Terutama bagi anak muda yang melek teknologi dan gemar berjejaring sosial, menggunakan Facebook dan Twitter misalnya, tentu menjadi santapan wajib setiap saat.
Nah, aktivitas di ranah media sosial ini juga menjadi salah satu pertimbangan para profesional muda dan mahasiswa dalam bekerja dan mencari atau membuka lapangan pekerjaan.
Mengutip survei Cisco Connceted World Technology Report tahun 2011 menunjukkan minat para profesional muda dan mahasiswa terhadap penggunaan social media, perangkat mobile dan Internet yang lebih bebas di tempat kerja dapat mempengaruhi pilihan pekerjaan, bahkan lebih penting ketimbang besaran gaji yang diterima.
"Ini membuktikan bahwa angkatan kerja generasi berikutnya dan tuntutannya terhadap teknologi akan mempengaruhi pemilihan kerja, perekrutan dan keseimbangan kehidupan kerja dan personal," kata Sujai Hajela, Vice President and general manager wireless networking business unit Cisco dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 8 November 2011.
Menurut dia, pilihan angkatan kerja terhadap keleluasaan mengakses Internet bukan lagi menjadi tren teknologi, melainkan sudah menjadi tren bisnis.
"Tinggal bagaimana perusahaan menjawab tuntutan ini guna meningkatkan daya saing dan strategi sumber daya manusia," ujarnya.
Dalam penelitian tersebut, Cisco mensurvei lebih dari 2.800 mahasiswa dan profesional muda di 14 negara.
Berikut beberapa temuan yang dihasilkan studi Cisco Connected World Technology Report:
- Satu dari tiga mahasiswa dan profesional muda berusia di bawah 30 tahun (33 persen) memprioritaskan kebebasan menggunakan social media, fleksibilitas pemakaiain perangkat dan dapat bekerja secara mobile, di atas gaji yang diterima. Temuan ini memperlihatkan ekspektasi dan prioritas dari angkatan kerja generasi berikutnya tidak hanya mengenai uang saja.
- Sebanyak 40 persen mahasiswa dan 45 persen profesional muda mengatakan mereka bersedia menerima pekerjaan dengan gaji lebih rendah tapi mendapatkan fleksibilitas sehubungan dengan penggunaan perangkat dalam bekerja, akses ke social media dan dapat bekerja secara mobile, dibandingkan dengan pekerjaan yang menawarkan gaji lebih tinggi tetapi memberikan lebih sedikit fleksibilitas.
- Lebih dari setengah mahasiswa yang disurvei mengatakan jika mereka bertemu dengan perusahaan yang melarang penggunaan social media, mereka tidak akan megambil pekerjaan terebut.
- Dua dari tiga mahasiswa mengatakan mereka berencana untuk menanyakan kebijakan perusahaan mengenai penggunaan social media saat mereka diwawancara.
- Tiga dari empat karyawan memiliki lebih dari satu perangkat, seperti laptop dan smartphone atau beberapa telepon dan komputer.
- Sekarang ini sebesar 57 persen karyawan dapat terkoneksi ke jaringan perusahaan dari luar kantor.
- Lebih dari setengah mahasiswa dan karyawan ingin mengakses informasi perusahaan melalui jaringan perusahaan menggunakan komputer di rumah dan perangkat mobile.
Sumber