delapanjagad
New member
MELUANGKAN WAKTU DAN MEMANFAATKAN WAKTU LUANG ALA KASMAN SINGODIMEDJO
Kasman berasal dari kelas bawah. Ibunya buta huruf dan bekerja sebagai pedagang kain kecil-kecilan. Ayahnya seorang juru tulis. Untuk menghidupi 7 anaknya penghasilan mereka sangatlah kurang.
Ia dilarang ibunya bersekolah. Tapi ia jalan terus karena ia ingin sukses dan ia haus akan ilmu pengetahuan.
Untuk bisa membiayai sekolahnya sendiri Kasman bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ia rajin menyapu, membersihkan rumah, mencuci piring, mencuci baju. Dari sana ia mendapatkan makan, pakaian bekas dan uang untuk membiayainya sekolah Di HIS (Holland Inlandsche School) yaitu Sekolah Dasar untuk Pribumi pada masa Penjajahan Belanda di Indonesia.
Setelah itu dengan tetap bekerja sebagai pembantu ia melanjutkan sekolah ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Kasman benar-benar menyukai bekerja keras. Ketika Jepang datang iapun bekerja keras dengan masuk menjadi anggota PETA (Pembela Tanah Air). Di sana ia mengikuti latihan-latihan militer dengan disiplin yang sangat ketat ala Jepang.
Sejak sekolah ia tidak puas dengan ilmu yang didapat di sekolah. Ia masuk Muhammadiyah dan banyak belajar agama Islam dan belajar berpidato di sana. Pulang sekolah ia sering berlatih pidato. Intinya ia merasa waktu itu sangat berharga dan ia selalu meluangkan waktu untuk menuntut ilmu. Ketika di PETA ia menjadi Komandan PETA di Jakarta. Di sana komandan sering berpidato. Kasman menyelipkan ajaran-ajaran agama ketika berpidato.
Ketika Indonesia merdeka ia menjabat sebagai Jaksa Agung dan kemudian Menteri Muda Kehakiman. Tahun 1955-1959 ia menjadi anggota Konstituante (Badan Pembuat Undang-Undang Dasar).
Pada tahun 1955 Kasman juga menjadi Presiden direktur Gloria Trading Company di Glodok. Tahun itu juga ia mendirikan pabrik Rajut PT Gloria Knitting di Ancol, Jakarta Utara. Kedua perusahaan yang dipimpinnya inipun sukses pada masa kepemimpinannya. Kuncinya hanya satu, Kasman tidak mau waktu terbuang sia-sia. Ia selalu memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat.
Jadi walaupun berasal dari kelas bawah Kasman Singodimedjo bisa sukses juga. Apalagi buat orang yang tidak berasal dari kelas bawah. Yang penting adalah memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat jangan terbuang sia-sia.
Bagaimana dengan anda? (ap/*)
Kasman berasal dari kelas bawah. Ibunya buta huruf dan bekerja sebagai pedagang kain kecil-kecilan. Ayahnya seorang juru tulis. Untuk menghidupi 7 anaknya penghasilan mereka sangatlah kurang.
Ia dilarang ibunya bersekolah. Tapi ia jalan terus karena ia ingin sukses dan ia haus akan ilmu pengetahuan.
Untuk bisa membiayai sekolahnya sendiri Kasman bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ia rajin menyapu, membersihkan rumah, mencuci piring, mencuci baju. Dari sana ia mendapatkan makan, pakaian bekas dan uang untuk membiayainya sekolah Di HIS (Holland Inlandsche School) yaitu Sekolah Dasar untuk Pribumi pada masa Penjajahan Belanda di Indonesia.
Setelah itu dengan tetap bekerja sebagai pembantu ia melanjutkan sekolah ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Kasman benar-benar menyukai bekerja keras. Ketika Jepang datang iapun bekerja keras dengan masuk menjadi anggota PETA (Pembela Tanah Air). Di sana ia mengikuti latihan-latihan militer dengan disiplin yang sangat ketat ala Jepang.
Sejak sekolah ia tidak puas dengan ilmu yang didapat di sekolah. Ia masuk Muhammadiyah dan banyak belajar agama Islam dan belajar berpidato di sana. Pulang sekolah ia sering berlatih pidato. Intinya ia merasa waktu itu sangat berharga dan ia selalu meluangkan waktu untuk menuntut ilmu. Ketika di PETA ia menjadi Komandan PETA di Jakarta. Di sana komandan sering berpidato. Kasman menyelipkan ajaran-ajaran agama ketika berpidato.
Ketika Indonesia merdeka ia menjabat sebagai Jaksa Agung dan kemudian Menteri Muda Kehakiman. Tahun 1955-1959 ia menjadi anggota Konstituante (Badan Pembuat Undang-Undang Dasar).
Pada tahun 1955 Kasman juga menjadi Presiden direktur Gloria Trading Company di Glodok. Tahun itu juga ia mendirikan pabrik Rajut PT Gloria Knitting di Ancol, Jakarta Utara. Kedua perusahaan yang dipimpinnya inipun sukses pada masa kepemimpinannya. Kuncinya hanya satu, Kasman tidak mau waktu terbuang sia-sia. Ia selalu memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat.
Jadi walaupun berasal dari kelas bawah Kasman Singodimedjo bisa sukses juga. Apalagi buat orang yang tidak berasal dari kelas bawah. Yang penting adalah memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat jangan terbuang sia-sia.
Bagaimana dengan anda? (ap/*)