nurcahyo
New member
Bising Picu Hipertensi
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Tahukah Anda jika selama ini suara bising yang datang dari kendaraan bermotor ataupun pabrik tak hanya mengganggu pendengaran kita namun juga membawa dampak negatif bagi kesehatan kita.
Sebuah penelitian terbaru menyatakan hidup atau bekerja di lingkungan yang menimbulkan suara keras bisa memicu resiko menderita hipertensi.
Seperti kita tahu telinga manusia terdiri dari tiga bagian, bagian luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan tengah berperan penting dalam pengumpulan serta pengiriman suara. Sementara telinga dalam memiliki mekanisme agar tubuh tetap seimbang dan bertanggung jawab untuk mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik.
Melalui lubang telinga, suara yang masuk akan menggetarkan selaput kaca pendengaran dalam rongga telinga. Getaran ini akan menggerakkan tulang-tulang pendengaran sampai ke tulang sanggurdi. Cairan dalam cochlea (rumah siput) pun ikut bergetar. Getaran cairan ini membuat sel-sel rambut terangsang, rangsangan inilah yang ditangkap saraf pendengaran yang akhirnya diteruskan ke otak.
Kemampuan manusia untuk mendengar frekuensi suara mulai dari 20 hertz sampai 20.000 hertz. Kita juga bisa mendengar suara desibel (tingkat kebisingan) dari 0 (pelan sekali) sampai 140 desibel (suara tinggi dan menyakitkan). Suara lebih dari 140 desibel akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan kita. Sehingga akan lebin aman dan nyaman jika kita mendengar suara tak lebih dari 80 desibel.
Kebisingan akibat suara-suara keras yang ditimbulkan dari mesin motor atau pabrik yang terus-menerus, akan mengganggu proses fisiologis jaringan otot dalam tubuh manusia dan akan memicu emosi yang tidak stabil.
Dari sebuah penelitian dapat dipaparkan, bahwa ketidakstabilan emosi mengakibatkan seseorang mudah mengalami stress, apalagi jika ditambah dengan penyempitan pembuluh darah, maka dapat memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam waktu yang lama, tekanan darah akan naik, dan hal inilah yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi.
Untuk mengurangi resiko terburuk, bagi pekerja di lingkungan yang kebisingannya di atas 80 desibel, sebaiknya beristirahat sejenak setelah bekerja selama 4 jam, apalagi kalau suara mesin yang didengar kasar dan membosankan. Atau bila perlu kenakan penutup telinga.
Sementara untuk mereka yang tinggal di lingkungan ramai, cobalah mengganti suasana dengan pergi ke daerah yang memiliki tingkat kebisingan rendah, seperti refreshing ke gunung, tepi pantai atau daerah-daerah pedesaan.
Perlakuan kita pada indera pendengaran ini seringkali tidak pada tempatnya, bahkan terkadang kita abaikan. Diakui atau tidak, telinga kita sering terganggu oleh kondisi yang memang tidak kita inginkan. Tetapi kalau kita sadar akan pentingnya indera yang satu ini, bagaimanapun caranya kita akan melindunginya. Sehingga perlindungan terhadap telinga, tidak hanya mencegah terjadinya kerusakan pendengaran, tetapi juga menurunkan risiko terjadinya penyakit hipertensi. (sud)
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Tahukah Anda jika selama ini suara bising yang datang dari kendaraan bermotor ataupun pabrik tak hanya mengganggu pendengaran kita namun juga membawa dampak negatif bagi kesehatan kita.
Sebuah penelitian terbaru menyatakan hidup atau bekerja di lingkungan yang menimbulkan suara keras bisa memicu resiko menderita hipertensi.
Seperti kita tahu telinga manusia terdiri dari tiga bagian, bagian luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan tengah berperan penting dalam pengumpulan serta pengiriman suara. Sementara telinga dalam memiliki mekanisme agar tubuh tetap seimbang dan bertanggung jawab untuk mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik.
Melalui lubang telinga, suara yang masuk akan menggetarkan selaput kaca pendengaran dalam rongga telinga. Getaran ini akan menggerakkan tulang-tulang pendengaran sampai ke tulang sanggurdi. Cairan dalam cochlea (rumah siput) pun ikut bergetar. Getaran cairan ini membuat sel-sel rambut terangsang, rangsangan inilah yang ditangkap saraf pendengaran yang akhirnya diteruskan ke otak.
Kemampuan manusia untuk mendengar frekuensi suara mulai dari 20 hertz sampai 20.000 hertz. Kita juga bisa mendengar suara desibel (tingkat kebisingan) dari 0 (pelan sekali) sampai 140 desibel (suara tinggi dan menyakitkan). Suara lebih dari 140 desibel akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan kita. Sehingga akan lebin aman dan nyaman jika kita mendengar suara tak lebih dari 80 desibel.
Kebisingan akibat suara-suara keras yang ditimbulkan dari mesin motor atau pabrik yang terus-menerus, akan mengganggu proses fisiologis jaringan otot dalam tubuh manusia dan akan memicu emosi yang tidak stabil.
Dari sebuah penelitian dapat dipaparkan, bahwa ketidakstabilan emosi mengakibatkan seseorang mudah mengalami stress, apalagi jika ditambah dengan penyempitan pembuluh darah, maka dapat memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam waktu yang lama, tekanan darah akan naik, dan hal inilah yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi.
Untuk mengurangi resiko terburuk, bagi pekerja di lingkungan yang kebisingannya di atas 80 desibel, sebaiknya beristirahat sejenak setelah bekerja selama 4 jam, apalagi kalau suara mesin yang didengar kasar dan membosankan. Atau bila perlu kenakan penutup telinga.
Sementara untuk mereka yang tinggal di lingkungan ramai, cobalah mengganti suasana dengan pergi ke daerah yang memiliki tingkat kebisingan rendah, seperti refreshing ke gunung, tepi pantai atau daerah-daerah pedesaan.
Perlakuan kita pada indera pendengaran ini seringkali tidak pada tempatnya, bahkan terkadang kita abaikan. Diakui atau tidak, telinga kita sering terganggu oleh kondisi yang memang tidak kita inginkan. Tetapi kalau kita sadar akan pentingnya indera yang satu ini, bagaimanapun caranya kita akan melindunginya. Sehingga perlindungan terhadap telinga, tidak hanya mencegah terjadinya kerusakan pendengaran, tetapi juga menurunkan risiko terjadinya penyakit hipertensi. (sud)