Bisnis Properti di Surabaya Punya Prospek Tinggi, Kenapa?

GuruRumah

New member
Sumber : Info Jual Beli Rumah

Potensi bisnis properti di Surabaya terlihat semakin prospektif. Berdasarkan pantauan Rumah.com, pengembangan proyek-proyek hunian dan komersial di Kota Pahlawan ini berjalan seiring dengan pembangunan infrastruktur kota.

Erlangga Satriagung mengatakan, pertumbuhan sektor properti di Jawa Timur, khususnya Surabaya, secara umum bagus, termasuk pasar kelas menengah dan MBR (masyarakat berpenghasilan rendah). “Perbandingan pasar kelas atas, menengah, dan bawah di Surabaya adalah 10:30:60,” jelas Ketua DPD REI (Real Estat Indonesia) Jawa Timur ini kepada Rumah.com.

“Akan tetapi, pasar menengah di Jakarta berbeda dengan Surabaya. Di sini, harga kelas menengah antara Rp200 juta sampai Rp300 juta. Di bawah Rp200 juta adalah kelas MBR dan MBR plus,” jelas Erlangga.

Prospek Surabaya Barat dan Timur
Erlangga menuturkan, kawasan paling potensial untuk hunian di Surabaya adalah di Barat dan Timur. Namun, Barat dan Timur Surabaya memiliki karakter berbeda. Kawasan Timur Surabaya berkembang karena banyak perguruan tinggi, sementara di Barat adalah kawasan yang dikembangkan oleh pengembang-pengembang besar, seperti Ciputra dan Pakuwon.

Dia menambahkan, karakter di Surabaya Barat lebih mengedepankan life style dan lebih western. “Sebagai gambaran, lapangan golf ada empat di Barat, sementara di Timur tidak ada,” urainya.

Di sisi lain, Surabaya Timur memiliki basis ekonomi yang kuat, karena dihuni oleh kelompok-kelompok pengusaha dan banyak pendatang dari Timur Indonesia yang sekolah di perguruan tinggi di sini. “Selain itu, pengembangan infrastruktur Surabaya lebih dekat ke arah timur,” papar Erlangga.

Capital Gain yang Menggiurkan
Menyoal harga, kenaikan harga properti (capital gain) di Surabaya, menurut Erlangga, lebih tinggi dibanding Jakarta, yakni tidak kurang dari 20% per tahun. Sebagai ilustrasi, dua tahun lalu harga rumah di Surabaya Timur berkisar Rp4 juta - Rp5 juta per meter persegi, tetapi saat ini telah mencapai Rp15 juta per meter persegi. Bahkan di kawasan elit tertentu, harga mencapai Rp25 juta per meter persegi.

“Ketika suplai berkurang, harga properti melambung tinggi. Untuk kawasan elit tertentu, rumah menjadi collector’s item, dimana harga jualnya lebih tinggi dari harga pasar,” pungkas Erlangga.


Baca juga :
20 ribu rumah sederhana siap ditawarkan di Jawa Timur
Apartemen belum jadi kebutuhan utama di Surabaya
Kenapa bisnis properti Indonesia sangat prospektif
 
Back
Top