andree_erlangga
New member
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi mengaku ada beberapa investor yang hengkang dari Batam. Namun, pihaknya tidak terlalu khawatir mengenai hal tersebut. Minat investor tetap tinggi untuk menanamkan modal di Indonesia.
?Kalau masalah bersaing, itu kan di mana-mana. Bahwa perusahaan buka, ekspansi atau tutup, itu kan terjadi di mana-mana. Jadi saya nggak begitu mengkhawatirkan masalah itu,? ujar Lutfi, Kamis (22/2).
Menurut Lutfi, dalam waktu dekat ini ada sebuah perusahan asal Taiwan yang akan menanamkan dananya sebesar US$ 120 juta di Indonesia.
Selain itu, sebuah perusahaan alas kaki yang memiliki pabrik di Sukabumi akan melakukan ekspansi. Total dana yang akan diinvestasikan dalam ekspansi usaha itu mencapai US$ 10 juta.
?Ada yang pergi, tapi yang datang juga banyak. Tapi masalahnya kan kita musti memperbaiki terus. Pengusaha yang rugi sama besarnya dengan kemungkinan perusahaan yang datang berinvestasi maupun ekspansi di Indonesia,? katanya.
Namun, Lutfi mengatakan pemerintah akan tetap waspada terhadap pesaing-pesaing Indonesia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing Indonesia, pihaknya berharap Perpu untuk Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI) segera diterbitkan.
Kepastian Hukum
Sebelumnya diberitakan, enam investor asing bersiap untuk meninggalkan Batam dan beralih ke Malaysia dan Vietnam. Pasalnya, peraturan dan status Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tidak jelas. Selain itu, biaya produksi semakin tinggi. (SH, 19/2).
Menko Perekonomian Boediono mengatakan pemerintah terus menggarap peraturan perundangan mengenai KEK untuk memberikan kepastian hukum. ?UU sedang digarap. Yang penting kan itu yang diminta, semacam landasan hukum. Ini yang sedang digarap. Saya tidak tahu berapa lama lagi, mudah-mudahan cepat. Kita sudah terlebih dulu menyuarakannya kepada pihak-pihak terkait,? jelasnya.
Sementara itu, terkait dengan RUU Penanaman Modal, Boediono mengaku masih ada beberapa hal yang tertahan. Terhadap hal-hal itu, pemerintah akan mencari titik tengahnya. ?
Ada beberapa hal yang masih tertahan di dewan (DPR). Pemerintah kan dengar dari dewan, apa yang menjadi isu yang masih dicarikan jalan, kita garap lagi. Nanti kita akan ketemu lagi dengan mereka. Pokoknya, ya cari titik temu,? ujarnya.
sumber : SINAR HARAPAN
?Kalau masalah bersaing, itu kan di mana-mana. Bahwa perusahaan buka, ekspansi atau tutup, itu kan terjadi di mana-mana. Jadi saya nggak begitu mengkhawatirkan masalah itu,? ujar Lutfi, Kamis (22/2).
Menurut Lutfi, dalam waktu dekat ini ada sebuah perusahan asal Taiwan yang akan menanamkan dananya sebesar US$ 120 juta di Indonesia.
Selain itu, sebuah perusahaan alas kaki yang memiliki pabrik di Sukabumi akan melakukan ekspansi. Total dana yang akan diinvestasikan dalam ekspansi usaha itu mencapai US$ 10 juta.
?Ada yang pergi, tapi yang datang juga banyak. Tapi masalahnya kan kita musti memperbaiki terus. Pengusaha yang rugi sama besarnya dengan kemungkinan perusahaan yang datang berinvestasi maupun ekspansi di Indonesia,? katanya.
Namun, Lutfi mengatakan pemerintah akan tetap waspada terhadap pesaing-pesaing Indonesia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing Indonesia, pihaknya berharap Perpu untuk Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI) segera diterbitkan.
Kepastian Hukum
Sebelumnya diberitakan, enam investor asing bersiap untuk meninggalkan Batam dan beralih ke Malaysia dan Vietnam. Pasalnya, peraturan dan status Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tidak jelas. Selain itu, biaya produksi semakin tinggi. (SH, 19/2).
Menko Perekonomian Boediono mengatakan pemerintah terus menggarap peraturan perundangan mengenai KEK untuk memberikan kepastian hukum. ?UU sedang digarap. Yang penting kan itu yang diminta, semacam landasan hukum. Ini yang sedang digarap. Saya tidak tahu berapa lama lagi, mudah-mudahan cepat. Kita sudah terlebih dulu menyuarakannya kepada pihak-pihak terkait,? jelasnya.
Sementara itu, terkait dengan RUU Penanaman Modal, Boediono mengaku masih ada beberapa hal yang tertahan. Terhadap hal-hal itu, pemerintah akan mencari titik tengahnya. ?
Ada beberapa hal yang masih tertahan di dewan (DPR). Pemerintah kan dengar dari dewan, apa yang menjadi isu yang masih dicarikan jalan, kita garap lagi. Nanti kita akan ketemu lagi dengan mereka. Pokoknya, ya cari titik temu,? ujarnya.
sumber : SINAR HARAPAN