Kalina
Moderator
BANYUWANGI - Nasib tragis menimpa Muhamad Nur Syafaat, 7. Bocah yang masih sekolah di kelas nol besar TK Sunan Kalijogo, Gembolo, Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran ini, ditemukan sudah tak bernyawa di dasar sungai depan sekolahnya kemarin sore.
Putera kedua pasangan Boniman dan Padmi yang tinggal di Dusun Mojoroto, Desa/Kecamatan Tegalsari, ini diduga tenggelam saat mandi di Sungai Kalibaru itu. "Syafaat ke sungai karena ikut Guntur (kakaknya, Red) yang sedang mencuci motor di sungai," terang Boniman kepada koran ini.
Sambil menyimpan perasaan duka yang mendalam, bapak dua putera ini menjelaskan, putera bungsunya ini diperkirakan mulai tenggelam sekitar pukul 13.00. Namun, anaknya baru ditemukan sekitar pukul 15.00. "Yang menemukan itu tetangga, saya ikut mengubek-ubek sungai, tapi juga tidak berhasil menemukan," katanya.
Petaka yang menimpa keluarganya ini berawal saat Guntur mencuci motor di Sungai Kalibaru di Glowong, Desa Purwodadi, yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya. "Kakaknya akan mencuci motor, Syafaat ini ikut," jelasnya.
Saat Guntur mencuci motor, Syafaat bermain sendirian. Tanpa diketahui Guntur, korban melepas bajunya dan mandi di sungai besar yang dikenal cukup dalam ini. "Selama Guntur mencuci motor, tidak memperhatikan adiknya, Guntur juga tidak tahu kalau adiknya itu mandi," katanya.
Usai mencuci motor, Guntur sempat kebingungan mencari adiknya. Setelah dicari tidak ada, dia segera pulang karena mengira adiknya pulang sendiri dengan jalan kaki. "Sampai di rumah, Guntur tanya Syafaat, saya langsung bingung dan takut kalau terjadi apa-apa," ujar Boniman.
Tanpa pikir panjang, Boniman meluncur ke sungai Kalibaru, tempat Guntur mencuci motornya. Di tempat itu, bapak dua anak ini langsung lemas setelah melihat pakaian anak kesayangannya ditemukan di tepi sungai. "Saya yakin Syafaat mandi dan tenggelam," jelasnya.
Berita hilangnya Syafaat ini, dalam sekejab sudah terdengar warga se-kampung. Puluhan warga, segera turun ke sungai untuk mencari korban. Sungai yang lebarnya sekitar enam meter itu, disisir warga. Tapi upaya ini, tetap tidak membuahkan hasil.
Baru setelah pencarian ini berjalan sekitar tiga jam, salah satu warga yang ikut mencari korban dengan turun ke sungai, menemukan Syafaat di dasar sungai karena tersangkut akar pohon. "Syafaat ketemu persis di depan sekolahnya," cetus Boniman sambil mengusap air matanya yang membasahi pipinya.
Putera kedua pasangan Boniman dan Padmi yang tinggal di Dusun Mojoroto, Desa/Kecamatan Tegalsari, ini diduga tenggelam saat mandi di Sungai Kalibaru itu. "Syafaat ke sungai karena ikut Guntur (kakaknya, Red) yang sedang mencuci motor di sungai," terang Boniman kepada koran ini.
Sambil menyimpan perasaan duka yang mendalam, bapak dua putera ini menjelaskan, putera bungsunya ini diperkirakan mulai tenggelam sekitar pukul 13.00. Namun, anaknya baru ditemukan sekitar pukul 15.00. "Yang menemukan itu tetangga, saya ikut mengubek-ubek sungai, tapi juga tidak berhasil menemukan," katanya.
Petaka yang menimpa keluarganya ini berawal saat Guntur mencuci motor di Sungai Kalibaru di Glowong, Desa Purwodadi, yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya. "Kakaknya akan mencuci motor, Syafaat ini ikut," jelasnya.
Saat Guntur mencuci motor, Syafaat bermain sendirian. Tanpa diketahui Guntur, korban melepas bajunya dan mandi di sungai besar yang dikenal cukup dalam ini. "Selama Guntur mencuci motor, tidak memperhatikan adiknya, Guntur juga tidak tahu kalau adiknya itu mandi," katanya.
Usai mencuci motor, Guntur sempat kebingungan mencari adiknya. Setelah dicari tidak ada, dia segera pulang karena mengira adiknya pulang sendiri dengan jalan kaki. "Sampai di rumah, Guntur tanya Syafaat, saya langsung bingung dan takut kalau terjadi apa-apa," ujar Boniman.
Tanpa pikir panjang, Boniman meluncur ke sungai Kalibaru, tempat Guntur mencuci motornya. Di tempat itu, bapak dua anak ini langsung lemas setelah melihat pakaian anak kesayangannya ditemukan di tepi sungai. "Saya yakin Syafaat mandi dan tenggelam," jelasnya.
Berita hilangnya Syafaat ini, dalam sekejab sudah terdengar warga se-kampung. Puluhan warga, segera turun ke sungai untuk mencari korban. Sungai yang lebarnya sekitar enam meter itu, disisir warga. Tapi upaya ini, tetap tidak membuahkan hasil.
Baru setelah pencarian ini berjalan sekitar tiga jam, salah satu warga yang ikut mencari korban dengan turun ke sungai, menemukan Syafaat di dasar sungai karena tersangkut akar pohon. "Syafaat ketemu persis di depan sekolahnya," cetus Boniman sambil mengusap air matanya yang membasahi pipinya.