jmw01
New member
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Markas besar militer Amerika Serikat (AS), Selasa (17/8), mengadakan acara buka puasa bersama di Gedung Pentagon untuk tahun yang ke-13. Tema buka puasa kali ini adalah 'Diversity is Our Strength'.
Gedung Departemen Pertahanan AS, Pentagon,
tempat dilangsungkannya acara berbuka puasa bersama.
Buka puasa di Pentagon rutin diadakan setiap tahun sejak tahun 1997, bahkan sebelum Gedung Putih mengadakan acara yang sama setelah terjadi serangan September 2001. Tradisi ini mengingatkan kembali warga AS mengenai keragaman, sekaligus kekuatan, dalam tubuh militer AS.
Letkol Abdul-Rasheed Muhammad adalah imam pertama dalam angkatan bersenjata AS yang ditempatkan di Pentagon. Ia mengungkapkan, setiap tahun bagian kerohanian Islam di Pentagon mengadakan acara yang disebut Iftar itu.
''Kami mengakui keberadaan tentara yang mengabdi. Mereka bisa datang dari berbagai kalangan militer untuk merayakan bulan suci Ramadan,'' kata imam Pentagon ini.
Letkol Muhammad menambahkan, seperti juga bagi umat Islam di Indonesia, bulan puasa merupakan saat istimewa bagi umat Islam di AS, termasuk yang menjadi tentara. Itulah sebabnya Pentagon mengadakan Iftar, agar Muslim di Pentagon bisa berkumpul dan berbuka puasa bersama.
''Sama seperti masyarakat di Indonesia, mereka akan pulang ke rumah atau berkumpul dengan sanak keluarga, mereka akan bergembira. Itulah yang kami harapkan malam ini,'' jelas Muhammad.
Beberapa di antara hadirin malam itu mengaku baru pertama kali mengetahui mengenai Islam dan puasa. Laura dari Columbia, negara bagian Maryland, bekerja pada bagian teknologi informasi di Pentagon, mengaku
baru mengetahui ada acara buka puasa bersama di Pentagon.
Walau bukan Muslim, Laura tanpa ragu datang menghadiri acara ini. Selepas acara ia mengungkapkan, kalau tidak datang ke acara ini, ia tidak pernah tahu bahwa Islam turut memperkaya perjalanan bangsa AS. ''Acara ini mengingatkan saya bahwa kami punya lebih banyak kesamaan ketimbang perbedaan,” ungkap Laura.
Acara buka puasa kali ini digunakan untuk mengenang beberapa tentara Muslim AS yang tewas dalam perang di Irak. Acara Iftar ini dihadiri sejumlah atase pertahanan negara-negara Islam seperti Mesir, Bahrain, Tunisia, dan Aljazair. America’s Islamic Heritage Museum memeriahkan acara dengan pameran asal mula kehadiran Islam di AS.
Gedung Departemen Pertahanan AS, Pentagon,
tempat dilangsungkannya acara berbuka puasa bersama.
Buka puasa di Pentagon rutin diadakan setiap tahun sejak tahun 1997, bahkan sebelum Gedung Putih mengadakan acara yang sama setelah terjadi serangan September 2001. Tradisi ini mengingatkan kembali warga AS mengenai keragaman, sekaligus kekuatan, dalam tubuh militer AS.
Letkol Abdul-Rasheed Muhammad adalah imam pertama dalam angkatan bersenjata AS yang ditempatkan di Pentagon. Ia mengungkapkan, setiap tahun bagian kerohanian Islam di Pentagon mengadakan acara yang disebut Iftar itu.
''Kami mengakui keberadaan tentara yang mengabdi. Mereka bisa datang dari berbagai kalangan militer untuk merayakan bulan suci Ramadan,'' kata imam Pentagon ini.
Letkol Muhammad menambahkan, seperti juga bagi umat Islam di Indonesia, bulan puasa merupakan saat istimewa bagi umat Islam di AS, termasuk yang menjadi tentara. Itulah sebabnya Pentagon mengadakan Iftar, agar Muslim di Pentagon bisa berkumpul dan berbuka puasa bersama.
''Sama seperti masyarakat di Indonesia, mereka akan pulang ke rumah atau berkumpul dengan sanak keluarga, mereka akan bergembira. Itulah yang kami harapkan malam ini,'' jelas Muhammad.
Beberapa di antara hadirin malam itu mengaku baru pertama kali mengetahui mengenai Islam dan puasa. Laura dari Columbia, negara bagian Maryland, bekerja pada bagian teknologi informasi di Pentagon, mengaku
baru mengetahui ada acara buka puasa bersama di Pentagon.
Walau bukan Muslim, Laura tanpa ragu datang menghadiri acara ini. Selepas acara ia mengungkapkan, kalau tidak datang ke acara ini, ia tidak pernah tahu bahwa Islam turut memperkaya perjalanan bangsa AS. ''Acara ini mengingatkan saya bahwa kami punya lebih banyak kesamaan ketimbang perbedaan,” ungkap Laura.
Acara buka puasa kali ini digunakan untuk mengenang beberapa tentara Muslim AS yang tewas dalam perang di Irak. Acara Iftar ini dihadiri sejumlah atase pertahanan negara-negara Islam seperti Mesir, Bahrain, Tunisia, dan Aljazair. America’s Islamic Heritage Museum memeriahkan acara dengan pameran asal mula kehadiran Islam di AS.