lala_lulu
New member
Jika pertandingan sepak bola yang bisa dianulir, rupanya penerimaan siswa baru tahun 2010 pun bisa dianulir alias digagalkan pihak sekolah.
Padahal secara resmi pihak sekolah telah mengumumkan penerimaan siswa sekolah dasar negeri (SD) sejak 10 Juni 2010. Namun siswa-siswa yang diterima itu lalu dianulir dengan alasan usia.
Hal ini terjadi di SD Standar Nasional Rawajati 03 Pagi, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Pihak sekolah mengumumkan pendaftaran penerimaan siswa baru pada Jumat 4 Juni 2010, Pada Senin-Selasa (7-8 Juni) diadakan tes. Tes tertulis pada hari pertama dan wawancara pada hari kedua. Pada Kamis 10 Juni harus tes diumumkan. Dan 100 pendaftar, ternyata yang diterima 56 anak, Keesokan harinya, Jumat (11/6) dilakukan pendaftaran ulang. Kami pun mendapatkan surat keterangan diterima di sekolah tersebut.
Orangtua dari siswa yang diterima tentu saja gembira. Selain tenang dan gembira, ada kebanggan tersendiri anak kami lulus diterima di SD favorit. Namun kegembiraan itu tidak berlangsung lama. Selasa sore (22/6) pihak sekolah memanggil kami dan mengumumkan bahwa dari 56 anak, 19 anak dibatalkan diterima masuk SDSN Rawajati 03 pagi. Alasannya ke-19 anak ini pada 12 Juli 2010 belum berusia 6 tahun. Bahkan ada yang lahir 13 Juli 2004 pun ikut dibatalkan dengan alasan kurang dari 6 tahun. Pihak sekolah kesulitan ketika memasukkan data dalam proses komputerisasi secara online. Pasalnya, secara otomatis, anak yang belum berusia 6 tahun ditolak oleh sistemnya itu. Hal itulah yang membuat akhirnya pihak sekolah membatalkan penerimaan siswa térsebut.
Adanya pembatalan itu membuat kami orangtua jadi kebingungan. Mencari sekolah swasta bukan perkara mudah. Banyak sekolah swasta yang dekat rumah sudah tütup. Kalaupun masih ada, biayanya sangat mahal dan jauh dari rumah. Belum lagi menghadapi anak yang sudah senang ingin bersekolah di sekolah tersebut, namun ternyata tidak jadi. Anak-anak kami masih terlalu kecil untuk memahami kenapa ada pembatalan tersebut.
Kami harapkan pihak Dinas Pendidikan DKI mencarikan solusi atas permasalahan ini karena ke-19 anak ini sudah lulus seleksi.
Sumber : Warkot
Last edited: