Kalina
Moderator
PARIS, KOMPAS.com — Pakar iklim dunia memperkirakan, Bumi akan mengalami lebih sedikit hujan di masa depan karena pemanasan global. Fenomena tersebut berbeda dengan pemanasan di masa lalu yang justru meningkatkan curah hujan.
Dalam publikasi di jurnal Nature, ilmuwan mengungkapkan bahwa pemanasan global yang disebabkan oleh gas rumah kaca dari aktivitas manusia memiliki dampak berbeda dari pemanasan yang hanya disebabkan oleh peningkatan radiasi Matahari.
Menurut para ilmuwan, perbedaan tersebut disebabkan karena gas rumah kaca memicu pemanasan pada zona atmosfer berbeda. Gas rumah kaca memperkecil perbedaan temperatur antarlapisan atmosfer. Atmosfer menjadi lebih stabil sehingga curah hujan menurun.
"Untuk peningkatan temperatur yang sama, pemanasan akibat radiasi Matahari saja akan memicu curah hujan lebih tinggi daripada gas rumah kaca," papar peneliti dalam publikasinya di Nature, seperti dikutip AFP, Rabu (30/1/2013).
"Dengan lebih sedikit curah hujan (akibat pemanasan karena gas rumah kaca) maka berarti secara rata-rata ada potensi peningkatan kekeringan," kata Bin Wang, peneliti dari International Pacific Research Center, University of Hawaii, yang terlibat riset.
Radiasi Matahari bisa meningkat karena aktivitas vulkanik, label aerosol di atmosfer, dan perubahan orbit Bumi terhadap Matahari. Hasil riset ini menunjukkan adanya potensi turunnya curah hujan di masa depan secara global, bukan lokal.
Sumber :AFP
Dalam publikasi di jurnal Nature, ilmuwan mengungkapkan bahwa pemanasan global yang disebabkan oleh gas rumah kaca dari aktivitas manusia memiliki dampak berbeda dari pemanasan yang hanya disebabkan oleh peningkatan radiasi Matahari.
Menurut para ilmuwan, perbedaan tersebut disebabkan karena gas rumah kaca memicu pemanasan pada zona atmosfer berbeda. Gas rumah kaca memperkecil perbedaan temperatur antarlapisan atmosfer. Atmosfer menjadi lebih stabil sehingga curah hujan menurun.
"Untuk peningkatan temperatur yang sama, pemanasan akibat radiasi Matahari saja akan memicu curah hujan lebih tinggi daripada gas rumah kaca," papar peneliti dalam publikasinya di Nature, seperti dikutip AFP, Rabu (30/1/2013).
"Dengan lebih sedikit curah hujan (akibat pemanasan karena gas rumah kaca) maka berarti secara rata-rata ada potensi peningkatan kekeringan," kata Bin Wang, peneliti dari International Pacific Research Center, University of Hawaii, yang terlibat riset.
Radiasi Matahari bisa meningkat karena aktivitas vulkanik, label aerosol di atmosfer, dan perubahan orbit Bumi terhadap Matahari. Hasil riset ini menunjukkan adanya potensi turunnya curah hujan di masa depan secara global, bukan lokal.
Sumber :AFP