Jakarta InternationaL Expo (Jiexpo) Kemayoran, Jakarta Pu-
sat, ramai dipenuhi perusahaan
-perusahaan lokal maupun nonlokaL
Semua menghias tenda-tenda mereka
semenarik mungkin. Acara ini mena
rik dikunjungi bagi sebagian orang
yang mencari bus-bus modern untuk
dijadikan fasilitas kantor.
Bus-bus modern dengan AC, TV,
speaker, bagasi barang yang besar,
bangku yang nyaman, serta mesin
keluaran paling mutakhir memang pa
ling banyak diminati. Bahkan, pembeli
reLa merogoh kocek cukup dalam.
Bagi sebagian orang yang ingin
mengintip bus-bus modern dapat
datang di Hall D Jiexpo. Ada yang
menarik perhatian mata orang Indo
nesia, bahkan mata orang asing, di
Hall B2. Indonesia Classic & Unique
Bus, sebuah pameran yang mengha
dirkan bus-bus zaman dahulu yang
sangat eksis pada 1950 tersebut.
Ada sekitar enam mobil unik di
sana. Semua diberi rantai pagar
pembatas karena tidak boleh dinaiki.
Tetapi, ada satu mobil yang pengun
jungnya dipersilakan naik dan meng
intip ke dalam secara langsung.
Mobil
itu adalah Bus Kayu Pownis. ia
merupakan bus pengangkut barang
dan penumpang di Pulau Bangka,
Provinsi Bangka Belitung.
Seorang perempuan berusia seki
tar 40 tahun, Yessy Lisiani, menjadi salah satu penjaga buku tamu hadir di
depan mobil yang tidak dipagar itu. ia
tampak memperhatikan orang yang
berlalu lalang, selama tiga hari
pameran berjalan, 29 hingga 31 Maret
2017.
Yessy merupakan saLah satu
pegawai PT Timah Bangka Belitung
yang memamerkan Bus Kayu Pownis
merek Mitsubishi.
Perusahaan ¡tu mendatangkan
mobil buatan 1987,
walaupun sebe
narnya mobil tersebut sudah ada sejak
1950-an. Sekarang, bus sudah tidak
lagi mengangkut penumpang dan
barang. “Hanya digunakan untuk
pengunjung Museum Timah Bangka
Belitung,” kata Yessy.
Menurut Yessi, bus tersebut kini
dibeli oleh PT Timah. Terakhir,
bus
digunakan sebagai bus penumpang
dan barang pada 2012 lalu. Saat ¡tu,
bus hanya tinggal tujuh unit. Lantaran
sudah tidak diminati,bus tidak lagi
dioperasikan.
Pemilik bus-bus itu
hanya membiarkan busnya di
pekarangan rumah. Hingga, akhirnya
baru muncul inisiatif dan PT Timah
untuk mengambil alih bus.
Warna merah kuning adalah warna asli dari bus Kayu Pownis.
moncongnya berwarna merah dan bodinya berwarna kuning.
bodi belakang masih terbuat dari kayu,
kursi-kursi penumpang juga terbuat dari kayu dengan busa
untuk membuat empuk penumpang.akan tetapi,
tidak ada pendingin udara (AC).PT Timah mengusulkan agar
Bangka Belitung punya ikon yang bisa menjadi ciri khas.maka,
dicarilah bus itu yang kemudian dijadikan ikon dan digunakan oleh Museum Timah.oleh PT timah,
bus tersebut dijadikan bus city tour destinasi wisata di
pangkal pinang,bangka belitung.khususnya,
destinasi museum-museum bersejarah,salah satunya museum Timah.karena,kami bersinegri dengan dinas pariwisata.kami pikir,di pameran ini kami berkesempatanmelakukan promosi,apalagi Bangka Belitung mulai terkenal sejak booming-nya film laskar pelangi kata Yessy.
sebagai pengelola museum Timah.Yessy juga merasakan antusiasme pengunjung yang datang,terutama mereka yang berasal dari Bangka Belitung,tetapi sudah lama tinggal di jakarta.banyak juga di antara mereka yang sudah berusia lanjut.mereka kembali mengenang bagaimana pengalaman dulu menggunakan bus Kayu Pownis."mengangkat memori pada saat itu karena,ada beberapa pengunjung,sempet merasakan bus ini.mereka bahkan mengatakan,beneran mobil ini masih ada.saya jelaskan,
masih ada di Museum Timah.mereka akhirnya mengatakan,inging kembali datang ke bangka dan merasakan lagi bus ini,"tuturnya.
Yessy juga menceritakan tingkah laku masyarakat asli bangka belitung yang dulu sempet menaiki bus itu.mereka menceritakan bagaimana sulitnya menaikkan barang penumpang ke bagasi yang berada di atas atap bus.perjalanan dari pangkal pinang ke sungai liat seharusnya bisa ditempuh dalam waktu 30 menit,
tapi karena proses penurunan barang dari bagasi bisa membuat lama perjalanan hingga satu jam.bahkan dua jam.kan sopir nya harus naik ke atas dulu,
lalu berteriak sambil mengangkat satu per satu tas untuk ditanya,Bu yang ini bukan Tasnya?'kalau salah,dia ambil lagi tas yang lain.begitulah kira-kira.tapi itu menyenangkan pada saat itu",ucap Yessy,
Memori pada 1990-an juga kembali muncul dalam benak perempuan usia sekitar 50 tahun,Waryanti yang berkerja di perusahaan umum pengankutan penumpang Djakarta(pe-rum PPD).ia berdiri di depan bus Mercedes Benz OH 1113 sambil berfoto.masih teringat betul julukan banteng,
untuk bus itu karena moncongnya yang serupa banteng dan kokoh.dulu,
monil ini untuk memberikan tumpangan para anggota DPR dan orang PPD,saya dulu sering naik mobil ini,''kata waryanti,
bagi waryanti acara tersebut membuatnya kembali berjalan dalam kenangan masa lalu dan merasakan kerinduan yang dalam."saya langsung ke bus ini karena saya teringat dulu pernah merasakan duduk di dalamnya,"jelas dia
Sumber Republika
sat, ramai dipenuhi perusahaan
-perusahaan lokal maupun nonlokaL
Semua menghias tenda-tenda mereka
semenarik mungkin. Acara ini mena
rik dikunjungi bagi sebagian orang
yang mencari bus-bus modern untuk
dijadikan fasilitas kantor.
Bus-bus modern dengan AC, TV,
speaker, bagasi barang yang besar,
bangku yang nyaman, serta mesin
keluaran paling mutakhir memang pa
ling banyak diminati. Bahkan, pembeli
reLa merogoh kocek cukup dalam.
Bagi sebagian orang yang ingin
mengintip bus-bus modern dapat
datang di Hall D Jiexpo. Ada yang
menarik perhatian mata orang Indo
nesia, bahkan mata orang asing, di
Hall B2. Indonesia Classic & Unique
Bus, sebuah pameran yang mengha
dirkan bus-bus zaman dahulu yang
sangat eksis pada 1950 tersebut.
Ada sekitar enam mobil unik di
sana. Semua diberi rantai pagar
pembatas karena tidak boleh dinaiki.
Tetapi, ada satu mobil yang pengun
jungnya dipersilakan naik dan meng
intip ke dalam secara langsung.
Mobil
itu adalah Bus Kayu Pownis. ia
merupakan bus pengangkut barang
dan penumpang di Pulau Bangka,
Provinsi Bangka Belitung.
Seorang perempuan berusia seki
tar 40 tahun, Yessy Lisiani, menjadi salah satu penjaga buku tamu hadir di
depan mobil yang tidak dipagar itu. ia
tampak memperhatikan orang yang
berlalu lalang, selama tiga hari
pameran berjalan, 29 hingga 31 Maret
2017.
Yessy merupakan saLah satu
pegawai PT Timah Bangka Belitung
yang memamerkan Bus Kayu Pownis
merek Mitsubishi.
Perusahaan ¡tu mendatangkan
mobil buatan 1987,
walaupun sebe
narnya mobil tersebut sudah ada sejak
1950-an. Sekarang, bus sudah tidak
lagi mengangkut penumpang dan
barang. “Hanya digunakan untuk
pengunjung Museum Timah Bangka
Belitung,” kata Yessy.
Menurut Yessi, bus tersebut kini
dibeli oleh PT Timah. Terakhir,
bus
digunakan sebagai bus penumpang
dan barang pada 2012 lalu. Saat ¡tu,
bus hanya tinggal tujuh unit. Lantaran
sudah tidak diminati,bus tidak lagi
dioperasikan.
Pemilik bus-bus itu
hanya membiarkan busnya di
pekarangan rumah. Hingga, akhirnya
baru muncul inisiatif dan PT Timah
untuk mengambil alih bus.
Warna merah kuning adalah warna asli dari bus Kayu Pownis.
moncongnya berwarna merah dan bodinya berwarna kuning.
bodi belakang masih terbuat dari kayu,
kursi-kursi penumpang juga terbuat dari kayu dengan busa
untuk membuat empuk penumpang.akan tetapi,
tidak ada pendingin udara (AC).PT Timah mengusulkan agar
Bangka Belitung punya ikon yang bisa menjadi ciri khas.maka,
dicarilah bus itu yang kemudian dijadikan ikon dan digunakan oleh Museum Timah.oleh PT timah,
bus tersebut dijadikan bus city tour destinasi wisata di
pangkal pinang,bangka belitung.khususnya,
destinasi museum-museum bersejarah,salah satunya museum Timah.karena,kami bersinegri dengan dinas pariwisata.kami pikir,di pameran ini kami berkesempatanmelakukan promosi,apalagi Bangka Belitung mulai terkenal sejak booming-nya film laskar pelangi kata Yessy.
sebagai pengelola museum Timah.Yessy juga merasakan antusiasme pengunjung yang datang,terutama mereka yang berasal dari Bangka Belitung,tetapi sudah lama tinggal di jakarta.banyak juga di antara mereka yang sudah berusia lanjut.mereka kembali mengenang bagaimana pengalaman dulu menggunakan bus Kayu Pownis."mengangkat memori pada saat itu karena,ada beberapa pengunjung,sempet merasakan bus ini.mereka bahkan mengatakan,beneran mobil ini masih ada.saya jelaskan,
masih ada di Museum Timah.mereka akhirnya mengatakan,inging kembali datang ke bangka dan merasakan lagi bus ini,"tuturnya.
Yessy juga menceritakan tingkah laku masyarakat asli bangka belitung yang dulu sempet menaiki bus itu.mereka menceritakan bagaimana sulitnya menaikkan barang penumpang ke bagasi yang berada di atas atap bus.perjalanan dari pangkal pinang ke sungai liat seharusnya bisa ditempuh dalam waktu 30 menit,
tapi karena proses penurunan barang dari bagasi bisa membuat lama perjalanan hingga satu jam.bahkan dua jam.kan sopir nya harus naik ke atas dulu,
lalu berteriak sambil mengangkat satu per satu tas untuk ditanya,Bu yang ini bukan Tasnya?'kalau salah,dia ambil lagi tas yang lain.begitulah kira-kira.tapi itu menyenangkan pada saat itu",ucap Yessy,
Memori pada 1990-an juga kembali muncul dalam benak perempuan usia sekitar 50 tahun,Waryanti yang berkerja di perusahaan umum pengankutan penumpang Djakarta(pe-rum PPD).ia berdiri di depan bus Mercedes Benz OH 1113 sambil berfoto.masih teringat betul julukan banteng,
untuk bus itu karena moncongnya yang serupa banteng dan kokoh.dulu,
monil ini untuk memberikan tumpangan para anggota DPR dan orang PPD,saya dulu sering naik mobil ini,''kata waryanti,
bagi waryanti acara tersebut membuatnya kembali berjalan dalam kenangan masa lalu dan merasakan kerinduan yang dalam."saya langsung ke bus ini karena saya teringat dulu pernah merasakan duduk di dalamnya,"jelas dia
Sumber Republika