Capres Ideal Pandang TI Secara Positif

irigster

New member
Tanggal: 23 Jun 2004
Sumber: Detikinet.com

NamaDomain.com, Roy Suryo, pengamat Telematika dari Yogyakarta, mengatakan tidak perlu capres yang pakar Teknologi Informasi. Asalkan ia tidak memiliki pandangan negatif pada TI, ujar Roy.

Menjelang Pemilihan Presiden, pengamat Telematika Roy Suryo memaparkan capres/cawapres ideal bagi komunitas TI. "Capres dan cawapres yang kita harapkan adalah mereka yang bisa menempatkan TI sebagai salah satu hal penting yang patut mendapatkan perhatian," ujar Roy Suryo kepada detikcom, Selasa (22/06/2004).

Namun Roy menyangkal kalau capres itu harus menjadi pakar dalam bidang TI. "Dia tidak harus sangat mudeng (paham -red.) terhadap TI, tapi paling tidak ia tidak punya pandangan negatif terhadap TI," papar Roy.

Masalahnya menjadi gawat, ujar Roy, jika capres/cawapres terkesan alergi pada TI. Karena, lanjutnya, masih banyak pekerjaan di bidang TI yang harus diselesaikan. "Misalnya dasar hukum TI, penghargaan lebih untuk yang berprestasi di bidang TI dan dukungan pada HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual-red.)," Roy menyebutkan.

Roy berharap dalam kabinet mendatang TI akan ditempatkan dalam satu atap. "Syukur-syukur TI paling tidak menjadi salah satu yang diayomi oleh satu departemen. Setidaknya satu atap lah, apakah itu menteri koordinasi atau menteri muda," ujar Roy.

Diskusi TI Dengan Capres/Cawapres

Pekan depan FTII (Federasi Teknologi Informasi Indonesia) akan menggelar "Diskusi Pengembangan TI di Indonesia oleh Capres/Cawapres". Acara tersebut akan dilangsungkan di Aula Universitas Paramadina, Jl Gatot Subroto, Jakarta, pada hari Senin, 28 Juni 2004.

Roy berharap dalam diskusi tersebut capres/cawapres akan hadir sendiri dan bukan hanya diwakili oleh tim sukses masing-masing. "Apa gunanya kalau hanya tim sukses?" ujar Roy.

Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, capres/cawapres memang acapkali alpa dalam diskusi yang digelar di kampus. Dalam diskusi di Universitas Indonesia beberapa waktu lalu misalnya, hanya satu capres yang berkenan hadir. Sebaliknya, dalam konser hiburan di sebuah televisi swasta belum lama ini, dua orang capres berkenan hadir. Bahkan dua capres itu turut 'mengisi' acara.

Roy menyadari bahwa acara diskusi TI bisa terkesan sangat eksklusif dan dikhawatirkan bisa menjadi ajang 'pengadilan' bagi capres/cawapres yang kurang melek TI. Namun, Roy tetap berharap para capres bisa hadir dan memberi kesempatan pada komunitas TI untuk menyampaikan pendapat.

Meskipun diakui Roy, selain TI banyak hal lain yang akan jadi prioritas Presiden mendatang. "Paling tidak apa yang dibicarakan harus jadi masukan dalam penyusunan kabinet yang akan datang," Roy menambahkan.
 
Back
Top