WirelessGuy
New member
Hama dan penyakit tanaman sawit seperti gulma merupakan tantangan terbesar yang dihadapi oleh para petani sawit untuk meningkatkan hasil pertanian sawit. Sampai saat ini, kegunaan dari tanaman gulma masih tidak diketahui. Bahkan adanya tumbuhan gulma di sekitar tanaman sawit hanya akan menurunkan produksi sawit. Selain itu, tanaman sawit yang berada di sekitar gulma hanya akan mengganggu pertumbuhan sawit. Oleh sebab itu, gulma tanaman sawit harus dikendalikan dan diberantas.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengendalikan gulma disjikan oleh pengelola situs sawit PPKS marihat. Tindakan mengendalikan gulma yang paling cepat dilakukan adalah tindakan preventif atau pencegahan. Tujuan dari upaya preventif ini dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan gulma sehingga memudahkan upaya pengendalian gulma secara menyeluruh.
Untuk melakukan pencegahan tanaman, perlu diketahui cara-cara penyebaran gulma agar tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan tepat. Tindakan pencegahan bisa dilakukan untuk meniadakan sumber invasi atau sumber penyebaran gulma. Caraya adalah:
a. Membersihkan gulma yang berada di pinggir saluran air
b. Mencegah pengangkutan tanaman dan tanahnya dari tempat lain
c. Membersihkan tanah-tanah yang berasal dari tempat lain, karena berpotensi memiliki biji-biji gulma
d. Menghindari penggunaan pupuk kandang yang belum matang
e. Menyaring air yang digunakan untuk pengairan
Upaya selanjutnya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan gulma adalah karantina tumbuhan. Tujuannya untuk mencegah masuknya tanaman pengganggu tumbuhan melalui perantaraan perdagangan.
Kultur teknis juga bisa dilakukan dengan cara penanganan kacangan agar bisa menyaingi pertumbuhan gulma pada tanaman sawit pada fase tanaman sawit belum menghasilkan.
Cara mengendalikan gulma melalui kultur teknis bisa dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
a. Sistem bertanam (cropping system)
Sistem ini dilakukan dengan cara penanaman tumpang sari, tanaman sela, tumpang gilir, dan tanaman lainnya dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma. Hal ini disebabkan karena gulma tidak sempat berkembang biak karena sinar matahari dan tempat tumbuhnya terganggu.
b. Pengaturan jarak tanam (crop density)
Meningkatnya kepadatan tanaman akan meningkatkan efek naungan terhadap gulma sehingga reproduksi dan pertumbuhannya bisa dikurangi. Untuk itulah, penanaman sebaiknya dilakukan pada jarak tanam yang optimal.
c. Pemulsaan (mulching)
Pemulsaan berfungsi untuk mempertahankan kelembapan tanah dan mempengaruhi temperature tanah. Mulsa biasanya mempengaruhi cahaya yang akan sampai di permukaan tanah sehingga menyebabkan kecambah gulma dan gulma dewasa menjadi mati.
d. Rotasi tanaman (crop rotation)
Tujuan dari rotasi tanaman adalah untuk memanfaatkan sinar matahari, air, tanah, dan waktu secara optimal sehingga hasil yang diperoleh memadai. Jika dilakukan pergiliran tanaman, maka permukaan tanah akan selalu tertutp naungan daun, dan gulma akan semakin tertekan.
e. Tanaman penutup tanah
Tanaman ini disebut juga tanaman pesaing yang berfungsi penutup tanah. Biasanya tanaman penutup tanah yang digunakan adalah tanaman kacang-kacangan dengan alasan tanaman kacang-kacangan bisa tumbuh dengan sangat cepat dan dan juga dapat digunakan sebagai pupuk hijau. Untuk menekan pertumbuhan gulma, tanaman penutup tanah harus dapat berkembang dan tumbuh dengan cepat. Selain itu, tanaman penutup tanah ini sebaiknya tidak menyaingi tanaman sawit. Jika tanaman penutup tanah tumbuh sangat rpat maka harus dikendalikan dengan cara dibabat sehingga tidak mengganggu tanaman sawit.
Cara selanjutnya yang dilakukan untuk mengendalikan gulma tanaman sawit adalah pengendalian secara biologi. Caranya yaitu dengan mengembangkan tumbuhan liar yang berguna sebagai musuh alami gulma. Pengendalian gulma secara biologis ini dilakukan untuk menghindari ketergantungan dari bahan kimia yang dilakukan untuk memusnahkan tanaman gulma.
Namun demikian, kebanyakan petani tanaman sawit menggunakan zat-zat kimiawi untuk mengendalikan gulma karena bisa memusnahkan gulma dengan cepat. Senyawa kimia yang biasanya digunakan untuk memusnahkan gulma adalah herbisida.
Penggunaan herbisida ini memberikan keuntungan, diantaranya:
a. Dapat mengurangi kerusakan akar
b. Dapat mengurangi erosi karena gulma dimusnahkan dengan pemakaian herbisida
c. Herbisida pre-emergence mampu mengendalikan gulma sejak awal.
d. Dapat mengendalikan gulma yang tumbuh bersama tanaman sawit yang merupakan tanaman budidaya yang sulit disaingi
e. Herbisida dianggap lebih efektif membunuh semak belukar dan gulma tahunan
f. Gulma yang bersifat pohon terbukti lebih mudah dimusnahkan dengan menggunakan herbisida.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengendalikan gulma disjikan oleh pengelola situs sawit PPKS marihat. Tindakan mengendalikan gulma yang paling cepat dilakukan adalah tindakan preventif atau pencegahan. Tujuan dari upaya preventif ini dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan gulma sehingga memudahkan upaya pengendalian gulma secara menyeluruh.
Untuk melakukan pencegahan tanaman, perlu diketahui cara-cara penyebaran gulma agar tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan tepat. Tindakan pencegahan bisa dilakukan untuk meniadakan sumber invasi atau sumber penyebaran gulma. Caraya adalah:
a. Membersihkan gulma yang berada di pinggir saluran air
b. Mencegah pengangkutan tanaman dan tanahnya dari tempat lain
c. Membersihkan tanah-tanah yang berasal dari tempat lain, karena berpotensi memiliki biji-biji gulma
d. Menghindari penggunaan pupuk kandang yang belum matang
e. Menyaring air yang digunakan untuk pengairan
Upaya selanjutnya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan gulma adalah karantina tumbuhan. Tujuannya untuk mencegah masuknya tanaman pengganggu tumbuhan melalui perantaraan perdagangan.
Kultur teknis juga bisa dilakukan dengan cara penanganan kacangan agar bisa menyaingi pertumbuhan gulma pada tanaman sawit pada fase tanaman sawit belum menghasilkan.
Cara mengendalikan gulma melalui kultur teknis bisa dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
a. Sistem bertanam (cropping system)
Sistem ini dilakukan dengan cara penanaman tumpang sari, tanaman sela, tumpang gilir, dan tanaman lainnya dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma. Hal ini disebabkan karena gulma tidak sempat berkembang biak karena sinar matahari dan tempat tumbuhnya terganggu.
b. Pengaturan jarak tanam (crop density)
Meningkatnya kepadatan tanaman akan meningkatkan efek naungan terhadap gulma sehingga reproduksi dan pertumbuhannya bisa dikurangi. Untuk itulah, penanaman sebaiknya dilakukan pada jarak tanam yang optimal.
c. Pemulsaan (mulching)
Pemulsaan berfungsi untuk mempertahankan kelembapan tanah dan mempengaruhi temperature tanah. Mulsa biasanya mempengaruhi cahaya yang akan sampai di permukaan tanah sehingga menyebabkan kecambah gulma dan gulma dewasa menjadi mati.
d. Rotasi tanaman (crop rotation)
Tujuan dari rotasi tanaman adalah untuk memanfaatkan sinar matahari, air, tanah, dan waktu secara optimal sehingga hasil yang diperoleh memadai. Jika dilakukan pergiliran tanaman, maka permukaan tanah akan selalu tertutp naungan daun, dan gulma akan semakin tertekan.
e. Tanaman penutup tanah
Tanaman ini disebut juga tanaman pesaing yang berfungsi penutup tanah. Biasanya tanaman penutup tanah yang digunakan adalah tanaman kacang-kacangan dengan alasan tanaman kacang-kacangan bisa tumbuh dengan sangat cepat dan dan juga dapat digunakan sebagai pupuk hijau. Untuk menekan pertumbuhan gulma, tanaman penutup tanah harus dapat berkembang dan tumbuh dengan cepat. Selain itu, tanaman penutup tanah ini sebaiknya tidak menyaingi tanaman sawit. Jika tanaman penutup tanah tumbuh sangat rpat maka harus dikendalikan dengan cara dibabat sehingga tidak mengganggu tanaman sawit.
Cara selanjutnya yang dilakukan untuk mengendalikan gulma tanaman sawit adalah pengendalian secara biologi. Caranya yaitu dengan mengembangkan tumbuhan liar yang berguna sebagai musuh alami gulma. Pengendalian gulma secara biologis ini dilakukan untuk menghindari ketergantungan dari bahan kimia yang dilakukan untuk memusnahkan tanaman gulma.
Namun demikian, kebanyakan petani tanaman sawit menggunakan zat-zat kimiawi untuk mengendalikan gulma karena bisa memusnahkan gulma dengan cepat. Senyawa kimia yang biasanya digunakan untuk memusnahkan gulma adalah herbisida.
Penggunaan herbisida ini memberikan keuntungan, diantaranya:
a. Dapat mengurangi kerusakan akar
b. Dapat mengurangi erosi karena gulma dimusnahkan dengan pemakaian herbisida
c. Herbisida pre-emergence mampu mengendalikan gulma sejak awal.
d. Dapat mengendalikan gulma yang tumbuh bersama tanaman sawit yang merupakan tanaman budidaya yang sulit disaingi
e. Herbisida dianggap lebih efektif membunuh semak belukar dan gulma tahunan
f. Gulma yang bersifat pohon terbukti lebih mudah dimusnahkan dengan menggunakan herbisida.