agen_pale
New member
Thread ini aku buat khusus untuk menjadi referensi kita semua dan bisa mengenang kehebatan para pemain sepak bola dunia yang melegenda.
Siapapun bisa ikut meramaikan thrread ini dengan memberikan postingan yang lengkap tentang pemain sepakbola dunia yang melegenda tersebut.
Untuk pertama ini aku tampilan PAOLO ROSSI sang legenda dari ITALIA
#1st edition : PAOLO ROSSI
Siapapun bisa ikut meramaikan thrread ini dengan memberikan postingan yang lengkap tentang pemain sepakbola dunia yang melegenda tersebut.
Untuk pertama ini aku tampilan PAOLO ROSSI sang legenda dari ITALIA
#1st edition : PAOLO ROSSI
Paolo Rossi adalah salah satu pemain yang pernah berjasa untuk tim nasional Italia. Pada tahun 1982 dia memastikan Italia merebut gelar juara Piala Dunia. Paolo Rossi mencetak 6 gol pada saat itu sehingga membawanya menerima penghargaan berupa Sepatu Emas (Golden Boot) penghargaan yang diberikan kepada pemain yang menjadi pencetak gol terbanyak (top skorer). Dan pada Piala Dunia 1982 tersebut Paolo Rossi juga mendapatkan penghargaan sebagai Pemain Terbaik dan berhak atas penghargaan Bola Emas (Golden Ball). Setelah penampilannya pada FIFA World Cup 1982, dia seperti menjadi pahlawan dan dipuja oleh semua rakyat Italia. Paolo Rossi termasuk salah satu dari dua pemain sepak bola di dunia yang tercatat dalam sejarah yang mampu mendapatkan 3 gelar sekaligus dalam satu turnamen (pencetak gol terbanyak, pemain terbaik, dan menjadi Juara turnamen), pemain lainnya yang berprestasi sama seperti Paolo Rossi adalah Mario Kempes asal Argentina dan dilakukan pada saat FIFA World Cup 1978. Dia juga masuk dalam daftar 125 pemain sepak bola terbaik sepanjang sejarah versi Pele.
Tahun – tahun Awal Karir
Paolo Rossi lahir di kota Santa Lucia dalam wilayah provinsi Prato, Italia, dia memulai debut sebagai pamain sepak bola profesional Italia bersama club Como di mana Juventus telah meminjamkannya untuk mendapatkan pengalaman tambahan setelah menjalani tiga kali operasi pada bagan lututnya. Sebagai pemain sayap kanan dengan tubuh yang mungil bukan menjadi halangan untuknya.
Karirnya menjadi sangat bagus dan bersinar ketika Vicenza (dulu Lanerosi Vicenza) mengontraknya pada tahun 1976. Sang pelatih Fabbri memutuskan untuk menjadikannya sebagai penyerang tengah (striker murni) hanya beberapa saat sebelum musim kompetisi di mulai.
Paolo Rossi dalam waktu yang cepat berhasil menunjukan kemampuannya yang luar biasa untuk mencari ruang terbuka di kotak pinalti lawan dan kemudian mencetak gol, dan meraih gelar sebagai pencetak gol terbanyak (top skor) dan berhak atas penghargaan the Golden Boot (sepatu Emas) di Serie B. Pada musim kompetisi 1976/1977 Rossi dengan kualitasnya sebagai striker yang garang memastikan timnya untuk promosi ke Serie A. Pada musim kompetisi selanjutnya Paolo Rossi berhasil mencetak 24 gol dan menjadikannya sebagai pemain pertama yang berhasil menjadi top skorer pada dua jenjang kompetisi Serie B dan Serie A secara berurutan. Dan karena prestasinya tersebut ia terpilih dan bergabung dengan tim nasional Italia yang akan mengikuti Piala Dunia 1978 dibawah pelatih Enzo Bearzot.
Rossi menegaskan bahwa peningkatan kemampuannya dalam turnamen World Cup ini untuk menambah pangalaman internasional dan menjadi salah satu striker kelas dunia. Bermain unntuk timnas Italia, dia akan bertukar posisi dengan dua striker Italia lainnya dalam setiap pertandingan, menempati posisi asalnya sebagai sayap kanan ia menunjukan kemampuan sebagai pengumpan yang baik. Pemain sayap kanan di timnas Italia Causio yang memiliki kemampuan bermain dua kaki (kanan-kiri) sama baiknya berpindah ke sayap kiri dan dan di posisi depan ditempati Battega pemain sayap kiri yang jangkung. Taktik sederhana bisa diterapkam dengan kualitas kemampuan dari ketiga pemain tersebut dan mengakibatkan kacaunya pertahanan tim lawan saat itu, dan pada Piala Dunia 1978 ini Italia menunjukan gaya menyerang yang bagus. Rossi berhasil mencetak tiga gol dan memberikan empat asist penting pada Piala Dunia 1978 ini.
Rossi yang terus meningkat kemampuannya tetap menjadi milik 2 club Vicenza dan Juventus. Kemudian kedua club ini mengklaim bahwa Rossi adalah milik mereka masing-masing, Lannerosi sebagai pemilik club Vicenza akhirnya memberikan penawaran yang mengejutkan kepada Rossi sejumlah 2.612 juta lira dan ini menjadi rekor transfer termahal di Italia saat itu. Pada tahun 1979 Vicenza turun ke Serie B dan Rossi dipinjamkan ke club Perugia.
KASUS / SKANDAL ROSSI
Saat bermain untuk Perugia Rossi diduga terlibat dalam skandal perjudian keji pada thun 1980 yang dikenal di Italia dengan Tatonero (skandal perjudian sepak bola dengan mengatur skor pertandingan) yang mengakibatkan Paolo Rossi mendapat tuntukan hukuman 3 tahun yang kemudian hanya berlaku sanksi 2 tahun. Bagaimanapun, Rossi tetap mengaskan bahwa dia tidak bersalah dan hanya menjadi korban ketidakadilan. Dalam buku yang ditulisnya Ho Fatto Piangere il Brasile ( I Made Brazil Cry ; Aku membuat Brazil menangis, red) Ia adalah salah seorang yang dituduh dalam peristiwa 1980 dan harus mengakui bahwa tuduhan terhadapnya pada waktu itu tidak terbukti.
PIALA DUNIA 1982
Rossi kembali bermain pada Piala Dunia 1982, tetapi media dan para pendukung Italia mengatakan bahwa dia dalam kondisi yang buruk. Hal ini rupanya diungkapkan pertama kali olah orang Italia karena setelah melihatnya tampil dalam 3 pertandingan awal, Menurut para pengamat Rossi adalah pemain yang digambarkan seperti hantu yang melayang di lapangan tanpa tujuan.
Bearzot sebagai pelatih setia membela Rossi dan menegaskan bahwa Rossi adalah salah satu pemain kunci yang sangat menentukan untuk Italia dalam kaitannya dengan pertandingan melawan Argentina dan Brassil sesuai jadwal Piala Dunia. Brazil pada saat itu tampil sebagai tim paling favorit untuk menjadi juara Piala Dunia 1982 karena tim Brasil dihuni oleh beberapa orang pemain kelas dunia seperti ; Socrates, Zico, dan Falcao. Setelah Italai mengalahkan Argentina 2 – 1 dengan kerja keras pemain bertahan Gentile dan Scirea yang berhasil mematikan pergerakan Maradona, Rossi kemudian berhasil mencetak 3 gol kemenangan yang mengakibatkan Brasil kalah 2 – 3 dari Italia dan memloloskan Italia ke Semi Final untuk berhadapan dengan Polandia dan pada pertandingan semi final tersebut Rossi kembali mencetak 2 gol untuk meloloskan Italia ke babak Final berhadapan dengan Jerman Barat.
Pada pertandingan babak final melawan Jermat Barat, Rossi berhasil mencetak gol pertama dari tiga gol yang dicetak pemain Italia untuk mengalahkan Jerman Barat dengan skor 3 -1. Dan kemenangan ini menjadikan Italia menjadi juara dunia untuk yang ketiga kalinya dan Rossi keluar sebagai pencetak gol terbanyak.
Para pendukung Italia kemudian membentangkan spanduk besar bertuliskan “Man of the Match” untuk Rossi. Kehebatan Rossi ini menjadikan Spanyol sebagai tuan rumah menambahkan gelar kepadanya sebagai Pemain terbaik Sepak bola Eropa pada tahun itu dan Pemain terbaik dunia pada tahun 1982.
TAHUN-TAHUN TERAKHIR
Setelah gelaran Piala Dunia 1982 berakhir, Paolo Rossi bermain bersama Juventus dan memenangkan 2 kali Scudetto dan meraih gelar Piala Eropa bersama Italia pada tahun 1985.
Setelah bermain bersama Juventus, ia kahirnya pindah dan berjuang bersama AC Milan. Di Milan hal yang selalu diingatnya dalah saat dia berhasil mencetak dua gol kemenangan AC Milan atas Internazionale Milan pada pertandingan derby. Rossi kemudian masih terpilih untu bergabung ke timnas Italia pada Piala Dunia 1986 di Mexico tetapi ia tidak dapat bermain karena mengalami cedera. Paolo Rossi mengakhiri karirnya sebagai pemain sepak bola di club Helas Verona pada tahun 1987. Saat ini ia bergabung pada salah satu perusahaan real estate bersama teman lamanya Giancarlo Salvi.
Paolo Rossi secara keseluruhan berhasil mencetak 20 gol dan 48 kali pertandingan internasional bersama timnas Italia. Percayalah, bahwa Rossi adalah salah seorang yang sangat penting dalam perannya mencetak hattrick ke gawang Brasil pada Piala Dunia 1982 dan memproklamirkan negaranya Italia sebagai ancaman kekuatan baru pada negara-negara Amerika Selatan/latin. Lebih lanjut Rossi akhirnya mewakili Italia pada tahun 1991 pada edisi majalah “World Cup of Masters”.
sumber : dihimpun dari berbagai sumber dan dokumentasi pribadi.
Last edited: