Kalina
Moderator
sebelum cerita.. alangkah baiknya aku ngomong ini dulu
Judulnya.. sewaktu-waktu bisa diganti..
Cerita ini.. diambil dari mimpiku.. dua hari yang lalu..
Dan aku merasa wajib menulisnya.. entah itu berbentu novel, cerpen, atau cerbung.. ahh terserah..
start!
Hari pernikahan sudah dekat.. Dua minggu lagi. Tapi.. kenapa mendadak ada rasa ragu menghinggapi hatiku. Jiwaku merasa terganggu, saat aku temukan foto seorang wanita cantik di rak atas lemari pakaiannya. Di balik foto itu.. tertulis nama.. Yanti. Siapa wanita ini? Selama aku kenal Dimas, calon suamiku.. aku belum pernah tau wanita ini. Aku sangat ingin menanyakan. Tapi.. aku terlalu khawatir dengan rencana pernikahan, yang sudah ku rancang sedemikian rupa.
Jujur saja, aku bertemu Dimas pertama kali lewat kencan buta. Dan, aku nekat melamarnya duluan.. di tengah guyuran hujan deras di jembatan penyeberangan Jalan Raya Sultan Agung (Jember). Betapa memalukan.. Tapi aku mencintai dia.. aku tidak mau kehilangan dia.. Walau aku pernah tau.. bahwa di hatinya ia masih menyimpan perasaan terhadap wanita lain. Apakah wanita itu adalah Yanti? Entahlah.. Dalam pikiranku saat itu.. pokoknya, aku mau menikah dengan Dimas. Titik!
"Shena.."
Mama memanggilku.
"Ya, Ma?"
Sahutku dari dalam kamar. Aku keluar menemuinya.
"Ah.. Yuni dan Susi menunggu kamu di luar. Kamu mau belanja kan hari ini?"
Ya ampun! Kenapa aku bisa melupakan acara hari ini? Aku tersenyum pada Mama. Lalu, secepatnya berganti pakaian.
Aku, Yuni, dan Susi pergi belanja ke Golden Mall. Yea.. mall terbesar yang Jember punya. Kami memilih-milih berbagai produk kebutuhan sehari-hari. Entah kenapa, aku jadi tidak fokus.
"Shena.. kenapa kau beli odol sebanyak itu?" tanya Yuni.
Aku terkejut. Saat kami sudah di tempat kasir, dan melihat di keranjang belanjaku malah banyak odol.
Susi mencibir. "Jangan bilang, kau ingin gigimu seputih gaun pengantinmu.."
Aku jadi canggung. Tapi aku berhasil menemukan alasan yang tepat. "Ini tadi.. mama yang pesan.."
Setelah belanja.. kami masih bersenang-senang. Kata Yuni, mumpung masih ada waktu sebagai lajang untuk bermain puas di G-Fan. Semacam Time Zone, yang menyediakan mesin game, dan tiket untuk ditukarkan dengan hadiah. Puas di Golden Mall, kami beralih ke Matahari Dept. Store. Memilih pakaian, boneka, dan masih banyak lagi. Tidak terasa.. hari itu kami bertiga sangat boros! Dan, saat kami memutuskan mau pulang.. oh.. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pm.
Susi menepikan mobil di depan rumahku. "Sampai besok ya!!" Ia dan Yuni melambaikan tangan. Aku membalasnya, dengan hal yang sama.
Sebelum masuk rumah..
Mendadak aku melihat seseorang berdiri dekat tiang listrik. Hanya terlihat bayangannya yang menempel di jalanan. Tiba-tiba.. seseorang membekapku dari belakang. Membuatku.. akhirnya.. tak sadarkan diri..
Bersambung
Judulnya.. sewaktu-waktu bisa diganti..
Cerita ini.. diambil dari mimpiku.. dua hari yang lalu..
Dan aku merasa wajib menulisnya.. entah itu berbentu novel, cerpen, atau cerbung.. ahh terserah..
start!
Hari pernikahan sudah dekat.. Dua minggu lagi. Tapi.. kenapa mendadak ada rasa ragu menghinggapi hatiku. Jiwaku merasa terganggu, saat aku temukan foto seorang wanita cantik di rak atas lemari pakaiannya. Di balik foto itu.. tertulis nama.. Yanti. Siapa wanita ini? Selama aku kenal Dimas, calon suamiku.. aku belum pernah tau wanita ini. Aku sangat ingin menanyakan. Tapi.. aku terlalu khawatir dengan rencana pernikahan, yang sudah ku rancang sedemikian rupa.
Jujur saja, aku bertemu Dimas pertama kali lewat kencan buta. Dan, aku nekat melamarnya duluan.. di tengah guyuran hujan deras di jembatan penyeberangan Jalan Raya Sultan Agung (Jember). Betapa memalukan.. Tapi aku mencintai dia.. aku tidak mau kehilangan dia.. Walau aku pernah tau.. bahwa di hatinya ia masih menyimpan perasaan terhadap wanita lain. Apakah wanita itu adalah Yanti? Entahlah.. Dalam pikiranku saat itu.. pokoknya, aku mau menikah dengan Dimas. Titik!
"Shena.."
Mama memanggilku.
"Ya, Ma?"
Sahutku dari dalam kamar. Aku keluar menemuinya.
"Ah.. Yuni dan Susi menunggu kamu di luar. Kamu mau belanja kan hari ini?"
Ya ampun! Kenapa aku bisa melupakan acara hari ini? Aku tersenyum pada Mama. Lalu, secepatnya berganti pakaian.
Aku, Yuni, dan Susi pergi belanja ke Golden Mall. Yea.. mall terbesar yang Jember punya. Kami memilih-milih berbagai produk kebutuhan sehari-hari. Entah kenapa, aku jadi tidak fokus.
"Shena.. kenapa kau beli odol sebanyak itu?" tanya Yuni.
Aku terkejut. Saat kami sudah di tempat kasir, dan melihat di keranjang belanjaku malah banyak odol.
Susi mencibir. "Jangan bilang, kau ingin gigimu seputih gaun pengantinmu.."
Aku jadi canggung. Tapi aku berhasil menemukan alasan yang tepat. "Ini tadi.. mama yang pesan.."
Setelah belanja.. kami masih bersenang-senang. Kata Yuni, mumpung masih ada waktu sebagai lajang untuk bermain puas di G-Fan. Semacam Time Zone, yang menyediakan mesin game, dan tiket untuk ditukarkan dengan hadiah. Puas di Golden Mall, kami beralih ke Matahari Dept. Store. Memilih pakaian, boneka, dan masih banyak lagi. Tidak terasa.. hari itu kami bertiga sangat boros! Dan, saat kami memutuskan mau pulang.. oh.. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pm.
Susi menepikan mobil di depan rumahku. "Sampai besok ya!!" Ia dan Yuni melambaikan tangan. Aku membalasnya, dengan hal yang sama.
Sebelum masuk rumah..
Mendadak aku melihat seseorang berdiri dekat tiang listrik. Hanya terlihat bayangannya yang menempel di jalanan. Tiba-tiba.. seseorang membekapku dari belakang. Membuatku.. akhirnya.. tak sadarkan diri..
Bersambung