terry_okay007
Mod
Desa kecil itu terletak di sekitar kaki gunung slamet,di salah satu rumah yang paling besar terlihat seorang laki-laki separuh baya memakai belangkon mundar-mandir di teras,ia adalah lurah desa tersebut,raut wajahnya menggambarkan kecemasan dan rasa takut,apa yang di khawatirkannya?,kita kembali ke tiga hari lalu di mana desa itu di datangi oleh dua orang penunggang kuda,keduanya adalah lelaki berpakaian serba merah dan masing-masing membawa golok,kedua orang itu berhenti di rumah yang terlihat paling besar yang tidak lain adalah rumah milik ki lurah,salah seorang dari penunggang kuda itu kemudian membentak,"ki lurah!cepat keluar!",dari dalam rumah muncul seorang lelaki yang tidak lain adalah ki lurah sendiri adanya,melihat tamu yang datang itu sontak ki lurah menjadi kaget,nampaknya dia mengenali siapa adanya kedua orang itu,lalu dia memberanikan diri untuk bertanya,"mau apa kalian datang kemari?",salah satu dari kedua orang itu tersenyum sinis lalu berkata,"kau jangan pura-pura tidak tau ki lurah,sudah dua bulan terakhir desamu belum memberikan upeti kepada kami,dan itu sudah melewati batas yang di tentukan",lelaki yang satu lagi menyambung,"ingat ki lurah,tiga hari lagi kami akan datang kembali ke sini,jika tiga hari kemudian warga desa belum juga menyediakan apa yang kami minta,maka kami akan hancurkan desa ini dan bunuh semua warga desa".
Tercekatlah ki lurah mendengarkan ucapan ke dua orang itu dan membantah,"tapi itu tidak mungkin,hasil panen kami sedang tidak bagus dan ternak-ternak banyak yang mati karena penyakit,sementara kalian dengan seenaknya membuat peraturan yang jelas-jelas kami tidak mampu untuk memenuhinya",mendengar ucapan ki lurah marahlah lelaki yang di sebelah kanan,dia turun dari kudanya dan menampar pipi ki lurah hingga giginya tanggal dan darah segar muncrat dari mulut dan hidungnya,ki lurah berusaha menahan rasa sakit itu,sebenarnya ingin sekali dia melawan kedua orang itu namun tingkat kepandaian beladirinya jauh di bawah mereka,jadi akan sia-sia saja dia kalau melawan,"dengar ki lurah!aku tidak suka dengan ucapanmu barusan,pokoknya warga desa ini harus menyerahkan upeti kepada kami dua kali lipat tiga hari di muka,atau kau akan rasakan sendiri akibatnya!",setelah itu lelaki tadi naik kembali ke punggung kudanya dan memberi isyarat pada kambratnya,lalu mereka membedal kuda masing-masing dan berlalu dari tempat itu,tak lama datanglah seorang gadis berparas cantik berlari ke arah rumah ki lurah,"ayah!",gadis itu berseru lalu segera menghampiri ki lurah yang terluka,"ayah,apakah mereka yang membuat ayah begini rupa?,kalau benar biar aku hadapi mereka dan bunuh mereka kalau perlu!".
Ki lurah menahan anak gadisnya itu,"wulan,kau jangan bertindak ke susu dan gegabah,mereka bukan orang-orang sembarangan,salah-salah kau akan di buat celaka",mendengar ucapan ayahnya sang dara yang ternyata bernama wulan menyahuti,"tapi ayah,mereka itu sudah meresahkan warga desa kita,manusia-manusia laknat macam mereka memang pantas untuk di musnahkan",ki lurah hanya gelengkan kepala melihat tekad anaknya itu,"tidak nak,jangan sekali-kali kau berurusan dengan mereka,aku takut terjadi apa-apa padamu,sekarang sebaiknya kau bantu mengobati ayah",dengan setengah menggerendeng wulan akhirnya membatalkan niatnya dan membantu mengobati luka ayahnya,wulan memang bersifat pemberani dan di bekali ilmu beladiri,gurunya adalah seorang kiyai yang tinggal di gunung slamet,dengan berbekal ilmu yang dia pelajari dan di tambah keyakinan yang kuat wajar saja tadi kalau dia berani untuk berhadapan dengan dua penunggang kuda itu,adapun kedua penunggang kuda itu adalah para rampok sakti yang di kenal dengan julukan sepasang golok maut,mereka berdua adalah kakak beradik yang malang melintang dengan membuat peraturan pada desa-desa kecil agar menyerahkan upeti kepada mereka,kalau itu tidak di laksanakan maka mereka tidak segan-segan untuk menghancurkan desa tersebut.
Hari itupun telah tiba,ki lurah yang mundar-mandir di teras karena was-was kemudian duduk untuk mencoba menenangkan diri,dari dalam rumah wulan muncul dan berkata,"ayah,aku tau hari ini mereka akan datang untuk mengambil upeti,namun desa kita sedang mengalami masa paceklik,itu artinya mereka akan menghancurkan desa kita,tidak ada jalan lain selain harus melawan mereka",ki lurah menghela nafas panjang lalu berkata,"ayah sudah memikirkannya semalaman,memang benar katamu tidak ada jalan lain lagi,tapi sebaiknya kau pergilah yang jauh dari desa ini,biarlah ayah sendiri yang berhadapan dengan mereka",wulan kaget mendengar ucapan ayahnya itu,"tidak ayah!aku lebih baik mati melawan mereka daripada melihat ayah celaka dan desa ini hancur",ki lurah sudah menyadari kalau anaknya itu akan menolak untuk pergi,dia tau betul kalau anak gadisnya itu berhati teguh dan pemberani,tak lama kemudian terdengar derap kaki kuda mendekati rumah ki lurah,ketika sampai di halaman rumah kuda itu pun berhenti,yang datang tidak lain adalah sepasang golok maut adanya,kemudian salah satu dari sepasang golok maut berkata,"ki lurah!kami sudah peringatkan agar segera memenuhi persyaratan dari kami,sekarang lekas serahkan hasil panen dan ternak sebagai upeti untuk kami".
Ki lurah hendak menjawab namun wulan segera memotong,"cuih..hei dua kunyuk kesasar!jangan harap kami akan patuhi segala persyaratan busuk kalian,sebaiknya kalian lekas pergi dari sini dan jangan ganggu desa kami lagi atau aku akan membunuh kalian!",sepasang golok maut tertawa gelak-gelak mendengar ucapan wulan,"gadis tolol,berani-beraninya kau menghina kami!apa kau mau ku buat celaka?,sudahlah,kami tidak punya banyak waktu untuk meladeni gadis macam dirimu,ki lurah!cepat serahkan apa yang kami minta",ki lurah menyahuti,"tidak ada upeti untuk kalian",marahlah sepasang golok maut mendengar ucapan ki lurah itu,"apa katamu?,tidak ada upeti?baiklah kami akan hancurkan desa ini,tapi sebelumnya kau harus mampus lebih dulu!",lalu salah satu sepasang golok maut turun dari kudanya dan segera menyerang ki lurah,namun dia tarik mundur serangannya kembali karena wulan sudah menghadangnya dengan pedang terhunus,"gadis cantik,daripada aku kesalahan tangan terhadapmu sebaiknya kau ikut aku untuk bersenang-senang,ha..ha..ha..",merasa di lecehkan marahlah wulan,lalu dengan gerakan kilat dia menyerang lelaki itu sementara ki lurah maju menerjang melawan lelaki yang berada di atas kuda.
BERSAMBUNG
Tercekatlah ki lurah mendengarkan ucapan ke dua orang itu dan membantah,"tapi itu tidak mungkin,hasil panen kami sedang tidak bagus dan ternak-ternak banyak yang mati karena penyakit,sementara kalian dengan seenaknya membuat peraturan yang jelas-jelas kami tidak mampu untuk memenuhinya",mendengar ucapan ki lurah marahlah lelaki yang di sebelah kanan,dia turun dari kudanya dan menampar pipi ki lurah hingga giginya tanggal dan darah segar muncrat dari mulut dan hidungnya,ki lurah berusaha menahan rasa sakit itu,sebenarnya ingin sekali dia melawan kedua orang itu namun tingkat kepandaian beladirinya jauh di bawah mereka,jadi akan sia-sia saja dia kalau melawan,"dengar ki lurah!aku tidak suka dengan ucapanmu barusan,pokoknya warga desa ini harus menyerahkan upeti kepada kami dua kali lipat tiga hari di muka,atau kau akan rasakan sendiri akibatnya!",setelah itu lelaki tadi naik kembali ke punggung kudanya dan memberi isyarat pada kambratnya,lalu mereka membedal kuda masing-masing dan berlalu dari tempat itu,tak lama datanglah seorang gadis berparas cantik berlari ke arah rumah ki lurah,"ayah!",gadis itu berseru lalu segera menghampiri ki lurah yang terluka,"ayah,apakah mereka yang membuat ayah begini rupa?,kalau benar biar aku hadapi mereka dan bunuh mereka kalau perlu!".
Ki lurah menahan anak gadisnya itu,"wulan,kau jangan bertindak ke susu dan gegabah,mereka bukan orang-orang sembarangan,salah-salah kau akan di buat celaka",mendengar ucapan ayahnya sang dara yang ternyata bernama wulan menyahuti,"tapi ayah,mereka itu sudah meresahkan warga desa kita,manusia-manusia laknat macam mereka memang pantas untuk di musnahkan",ki lurah hanya gelengkan kepala melihat tekad anaknya itu,"tidak nak,jangan sekali-kali kau berurusan dengan mereka,aku takut terjadi apa-apa padamu,sekarang sebaiknya kau bantu mengobati ayah",dengan setengah menggerendeng wulan akhirnya membatalkan niatnya dan membantu mengobati luka ayahnya,wulan memang bersifat pemberani dan di bekali ilmu beladiri,gurunya adalah seorang kiyai yang tinggal di gunung slamet,dengan berbekal ilmu yang dia pelajari dan di tambah keyakinan yang kuat wajar saja tadi kalau dia berani untuk berhadapan dengan dua penunggang kuda itu,adapun kedua penunggang kuda itu adalah para rampok sakti yang di kenal dengan julukan sepasang golok maut,mereka berdua adalah kakak beradik yang malang melintang dengan membuat peraturan pada desa-desa kecil agar menyerahkan upeti kepada mereka,kalau itu tidak di laksanakan maka mereka tidak segan-segan untuk menghancurkan desa tersebut.
Hari itupun telah tiba,ki lurah yang mundar-mandir di teras karena was-was kemudian duduk untuk mencoba menenangkan diri,dari dalam rumah wulan muncul dan berkata,"ayah,aku tau hari ini mereka akan datang untuk mengambil upeti,namun desa kita sedang mengalami masa paceklik,itu artinya mereka akan menghancurkan desa kita,tidak ada jalan lain selain harus melawan mereka",ki lurah menghela nafas panjang lalu berkata,"ayah sudah memikirkannya semalaman,memang benar katamu tidak ada jalan lain lagi,tapi sebaiknya kau pergilah yang jauh dari desa ini,biarlah ayah sendiri yang berhadapan dengan mereka",wulan kaget mendengar ucapan ayahnya itu,"tidak ayah!aku lebih baik mati melawan mereka daripada melihat ayah celaka dan desa ini hancur",ki lurah sudah menyadari kalau anaknya itu akan menolak untuk pergi,dia tau betul kalau anak gadisnya itu berhati teguh dan pemberani,tak lama kemudian terdengar derap kaki kuda mendekati rumah ki lurah,ketika sampai di halaman rumah kuda itu pun berhenti,yang datang tidak lain adalah sepasang golok maut adanya,kemudian salah satu dari sepasang golok maut berkata,"ki lurah!kami sudah peringatkan agar segera memenuhi persyaratan dari kami,sekarang lekas serahkan hasil panen dan ternak sebagai upeti untuk kami".
Ki lurah hendak menjawab namun wulan segera memotong,"cuih..hei dua kunyuk kesasar!jangan harap kami akan patuhi segala persyaratan busuk kalian,sebaiknya kalian lekas pergi dari sini dan jangan ganggu desa kami lagi atau aku akan membunuh kalian!",sepasang golok maut tertawa gelak-gelak mendengar ucapan wulan,"gadis tolol,berani-beraninya kau menghina kami!apa kau mau ku buat celaka?,sudahlah,kami tidak punya banyak waktu untuk meladeni gadis macam dirimu,ki lurah!cepat serahkan apa yang kami minta",ki lurah menyahuti,"tidak ada upeti untuk kalian",marahlah sepasang golok maut mendengar ucapan ki lurah itu,"apa katamu?,tidak ada upeti?baiklah kami akan hancurkan desa ini,tapi sebelumnya kau harus mampus lebih dulu!",lalu salah satu sepasang golok maut turun dari kudanya dan segera menyerang ki lurah,namun dia tarik mundur serangannya kembali karena wulan sudah menghadangnya dengan pedang terhunus,"gadis cantik,daripada aku kesalahan tangan terhadapmu sebaiknya kau ikut aku untuk bersenang-senang,ha..ha..ha..",merasa di lecehkan marahlah wulan,lalu dengan gerakan kilat dia menyerang lelaki itu sementara ki lurah maju menerjang melawan lelaki yang berada di atas kuda.
BERSAMBUNG