Cerita Kisah Nyata Disaat Terakhir Bung Karno Setelah Terusir Dari Istana Negara (II)

majalahberita855

New member
Sukarno-Mega-Guntur-fatmawati.jpg

Fatmawati Istri ke 3 Presiden Soekarno

Keseharian Bung Karno, setelah meninggalkan Istana ketika berada dirumah Fatmawati hanya duduk sendirian saja dipojokan halaman, matanya kosong. Ia Meminta bendera pusaka dirawat hati-hati. Bung Karno kesehariannya pun hanya menguntingi daun-daun dihalaman.

Kadang-kadang sesekali ia memegang dadanya yang sakit. seperti diketahui Bung Karno mengalami Sakit Ginjal parah namun obat yang biasanya diberikan kepadanya sudah tidak boleh diberikan. karena sisa obat nya di Istana dibuangi.

Suatu saat ketika Bung Karno mengajak ajudannya yang bernama Nitri / Ni Luh Putu Sugianitri (Gadis Bali) untuk pergi berjalan-jalan. Saat itu melihat Duku, Bung Karno pun kepengen duku tapi dia tidak punya uang. "Aku pengen duku,..Tru, Sing Ngelah Pis, aku tidak punya uang" Nitri yang kala itu juga yang memiliki uang pas-pasan juga melihat dompetnya, ia pun merasa cukuplah buat dia beli duku untuk sekilo.

Ni_Luh_Putu_Sugianitri.jpg

Ni Luh Putu Sugianitri Bersama Bung Soekarno

Lalu Nitri pun turun berjalan kearah penjual duku dan berkata "Pak Bawa dukunya ke orang yang ada didalam mobil". Tukang duku itu pun lantas berjalan dan mendekat kearah mobil yang ditunjuk oleh Nitri. "Mau pilih mana, Pak manis-manis nih" Sahut tukang duku dengan logat betawi kental.

Bung Karno pun dengan hanya tersenyum senang dan berkata "coba kamu cari yang enak". Tukang Duku itu pun tampak mengusap dahinya, karena ia merasa kenal dengan suara yang berada didalam mobil. Lantas tukang duku tersebut berteriak "Bapak...Bapak..Bapak...Itu Bapak...Bapak..." Tukang duku pun malah berlarian kearah teman-temannya yang kebetulan berada dipinggir jalan" Ada Pak Karno, Ada Pak Karno..." mereka pun semua lantas berlarian kearah mobil VW Kodok yang berwarna putih itu dan serta merta para tukang buah tersebut memberikan buah-buah kepada Bung Karno.

Awalnya Bung Karno bisa tertawa senang, karena ia merasa sudah terbiasa dengan rakyat-rakyatnya itu. namun keadaan berubah total seketika itu ketika bung karno takut rakyat yang tidak tau apa-apa nantinya bisa digelandang oleh tentara gara-gara dekat dengan dirinya. "Tri. berangkat... cepat" perintah Bung Karno dan ia pun melambaikan tangan nya kearah rakyatnya yang terus menerus memanggil namanya bahkan ada yang juga menitikan air mata. Mereka Sadar dan Tau bahwa pemimpinnya sedang dalam keadaan susah.

Mengetahui bahwa Bung Karno sering bepergian keluar dari Jalan Sriwijaya, membuat beberapa perwira yang pro terhadap Soeharto tidak suka. Tiba-tiba saja satu malam kemudian datanglah satu truk ke rumah Fatmawati dan mereka langsung membawa Bung Karno untuk dipindahkan ke Bogor. Ternyata selama di Bogor diketahui yang merawat Bung Karno adalah Dokter Hewan.

Rachmawati.jpg

Rachmawati Putri Soekarno yang dinilai sangat berani

Tidak berselang lama setelah Bung Karno dipindahkan ke Bogor, datanglah Putri dari Bung Karno Rachmawati, dia melihat ayahnya disana dan menangis keras-keras saat tau wajah ayahnya bengkak-bengkak dan sulit berdiri.

Saat melihat Rachmawati, Bung Karno pun langsung berdiri lalu kemudian terhuyung dan jatuh. ia merangkat untuk memegang kursi. Rachmawati langsung berteriak menangis melihat kondisi ayahnya sampai begitu.

Malam itu langsung nya Rachmawati meminta kepada Bapaknya agar pergi ke Jakarta saja dan dirawat keluarga disana. "Coba aku tulis sebuah surat permohonan kepada Presiden" kata Bung Karno dengan suara terbata-bata. Dengan tangan gemetar Bung Karno menulis surat yang meminta dia bisa dipindahkan ke Jakarta untuk bisa dirawat dan bisa dekat dengan anak-anaknya.

Rachmawati merupakan salah satu anak Bung Karno yang paling nekat. Pagi-pagi setelah dia mengambil surat dari Bapaknya, Rachma langsung bergegas menuju ke rumah Soeharto yang berada di Cendana. di Cendana dia langsung menemui Bu Tien (Istri Soeharto) yang kaget ketika melihat Rachma berada diteras rumahnya.

"Lho, Mbak Rachma ada apa ?" tanya Bu Tien dengan nada kaget. Bu Tien langsung memeluk Rachma, setelah itu Rachma langsung menceritakan semua tentang nasib bapaknya. Hati Bu Tien pun langsung tersentuh dan memegang tangan Rachma lalu bu Tien pun mengantarkan nya keruangan kerja Pak Harto.

Pak Harto pun kaget, "Lho,Mbak Rachma .. ada apa ? kata Pak Harto dengan nada santun. Rachma-pun tanpa panjang lebar langsung menceritakan semua nya mengenai kondisi Bapaknya yang dinilai sangat tidak terawat di Bogor. Pak Harto sejenak berpikir dan langsung kemudian menuliskan sebuah memo yang dimana memerintahkan anak buahnya itu segera membawa Bung Karno balik ke Jakarta, Namun diputuskan Bung Karno akan dirawat nantinya di Wisma Yaso.

BERSAMBUNG... Cerita Kisah Nyata Disaat Terakhir Bung Karno Setelah Terusir Dari Istana Negara (III)
 
Last edited:
Back
Top