cerpen: Dengarkan curhatku Guruku

madAs

New member
Perkenalkan Pak, aku ini mungkin salah satu makhluk yang paling sering buat hatimu jengkel, kehabisan akal dengan cara apa lagi tuk bisa ubah sikap brutalku.Pikirmu aku murid tak beradab, tidak paham norma-norma kesopanan, selalu berbuat seenaknya tanpa mau memahami perasaan orang.Bisanya cuma menghamburkan duit orang tua, lupa harapan yang dinanti mereka, bekerja keras penuhi segala pinta anaknya.Anggapmu, aku tak lebih dari anak kecil, paling banter remaja, yang sedang mencari jatidiri, berpetualang dalam kenakalannya.Benar-benar buta akan makna sebuah kehidupan.Hidup tanpa tanggung jawab, merasa bangga dengan image pemberontak, bangga diteriaki preman, lebih-lebih bisa bikin anak kecil bergetar ketakutan.Entah manusia macam apa aku ini di matamu.Tapi seetidaknya, meski serendah itu posisiku di hatimu, aku masih harus bersyukur, semua itu menunjukkan kepedulianmu, sebagai sang Guru.

Tapi tunggu.Demi Tuhan, kau belum coba memahamiku.Kau selalu saja melihatku melalui kacamata seorang guru, membiarkan jurang lebar yang membuat jiwa kita enggan duduk bersama.Cobalah Pak, coba singkirkan jarak pemisah itu sejenak.Dekati aku, semakin dekat, hingga kau berhasil sentuh jiwaku.Atau , kalau kau terlalu lelah, tak kuasa tembus tebalnya kabut gelap jiwaku, baik Pak, kan kubantu tipiskan kabut-kabut itu.Boleh juga aku yang kan dekatimu.Cukup kau biarkan jiwamu kusentuh.Mulailah lepas kacamata gurumu, pahami aku, dan dengarkan semua kata-kata yang mengalir lembut dari mulut kurang ajarku.Tenangkankan jiwamu, jangan kau muntahan dulu setiap huruf ini, karena dari situ segala kegalauan kumuntahkan.Sebentar kaupun akan tahu kalau aku punya alasan .Setiap orang pasti punya alasan tentunya.Alasan paling tolol sekalipun' "karena aku bukan kamu".Dan aku yakin, alasanku tak setolol itu, keluar tanpa campur tangan akal sehat.Ketidakwarasanku ini hanya hasil pergulatan pikiran yang tak berkesudahan.Apa yang bisa kuputuskan sejauh ini, ya sikapku ini, yang kau katakan sebagai kejahatan.Aku sadar, bukan jalan terbaik, tapi inilah yang paling masuk akal sesuai yang kudengar dari permusyawaratan akal, jiwa, nafsu dan diriku.Karena itulah, aku butuh sumbangan masukan atau sekedar kata-kata yang bisa kujadikan renungan.Jujur Pak, aku lelah melihat selalu saja ada hal yang harus dikorbankan.Hidup ini perjuangan, bukan pengorbanan.Perjuangan agar tak ada lagi yang dikorbankan, berupaya semua bisa berjalan beriringan.Dan kalau diizinkan, aku ingin menyebut apa yang kau sebut kejahatan ini sebagai bentuk perjuangan.Ya, perjuangan yang tadi telah coba kutafsirkan.Mungkin memang belum berakhir.Entahlah apa iya perjuangan semacam ini punya titik akhir.Seandainya ada, itupun cuma akhir bagi kita, selanjutnya tongkat estafet kita serahkan kepada mereka, anak cucu kita.

Baiklah, akan aku mulai jelaskan perjuangan macam apa yang sedang kujalani.Bapak tentu tahu setiap orang pasti punya mimpi, begitupun aku.Mimpi yang telah kulempar setinggi mungkin, memaksaku mencari trampolin agar kudapat melompat, meraih sayap, terbang mengejar mimpi itu.Dan kini, mimpi itu mulai berhasil kudekap.Dengan begitu, akupun bisa kemudikan mimpiku ke arah manapun aku mau.Tidak seperti orang kebanyakan, yang tidak lagi bisa kendalikan arah mimpi mereka.Seakan-akan bukan lagi mereka yang mengejar mimpi, tapi mimpi yang mengejar mereka.Pun demikian, saat pertama kali mimpi itu kulempar, aku tentu punya satu titik sasaran yang kuharapkan, dan aku tak ingin lemparanku melenceng, menyimpang, hingga akhirnya hilang.Bisa dikatakan, kendali yang kini kugenggam cuma kugunakan untuk merangkul mimpi dan harapan orang yang kusayang, berjalan beriringan menatap satu tempat persinggahan.

Yang kedua, aku ini ditakdirkan terlahir sebagai orang Jawa.Separuh hidupku ini milik orang tua, kemudian dibagi tak rata kepada semua anggota keluarga, tetangga, sampai bangsa dan negara.Mustahil kutemukan cara untuk memiliki kembali hidupku seutuhnya, kecuali bersedia diteriaki anak durhaka.Bagaimana tidak.Sejak kecil jalan hidupku sudah mereka tentukan.Mereka memang berikan banyak pilihan.Tapi bagiku, pilihan itu tak lebih dari sebuah paksaan.Memaksa dengan cara berbeda.Memberiku kebebasan mencicipi jalan-jalan yang mereka tawarkan, terus satu persatu jalan-jalan itu mereka hancurkan, buntu, sampai akhirnya aku tersadar, yang tersisa tinggal satu jalan.Jalan yang sedari awal telah mereka tentukan.Benar-benar paksaan yang mengasyikkan! Masih ada lagi.Cara mereka menyayangi.Bayangkan saja, semenjak lahir hingga tumbuh mencapai usia segini, tak ada satupun kebutuhanku yang tak mereka penuhi.Aku yakin sampai nanti aku punya istri, mereka masih saja akan terus begini.Berikan kasih sayang sepanjang jalan, seperti banyak orang katakan.Jadi semakin jelas bukan, sudah ada dua mimpi yang harus terus kuperjuangkan.Ingat, aku tak suka jika harus ada yang dikorbankan.Oh ya, tadi aku katakan "dua mimpi" , karena memang mimpi kami berbeda.Tidak sama sekali berbeda memang.Hanya dalam hal-hal kecil saja.Dan sejauh ini, setelah kami coba bicara, ada jalan tengah yang bisa mendamaikan perbedaan-perbedaan dalam impian kami.Itu juga yang aku harapkan dari perbincangan kita ini.Mimpi-mimpi kita bisa berjalan bersama, suatu hari nanti.



:terimakasih:
 
Bls: Dengarkan curhatku Guruku

good job!!
sedikit bagus awalnya, tapi kata-katanya semakin lama semakin ruwet, ini segi pandangan orang umum saja, jadi itu curhatanmu kepada gurumu..? itu saja, yah...? hanya itu yang mau saia sampaikan.
e, satu lagi, kamu dapat kartu rename, keep posting!
 
Bls: cerpen: Dengarkan curhatku Guruku

nggg,,,,,
untuk penjelasan mengenai 'kartu rename' dapat dilihat disini,kk,,,

disini:
https://indonesiaindonesia.com/f/75889-prolog-maen-forum-cerpenbung-baca-satu/

daina review,yah,,,,,,
saya dah baca ceritanya,,,,heheee~
bagus,dehh,,,,,
tapi kalau bisa 'enter' nya diperbanyak,
nggak apa apa kok,walau jadi agak lebih panjang page nya, tapi kan' bacanya jadi lebih enak,,,
(just my opinion,,,hehe)

sangat suka!
pengalaman nyata,yaaa?????
rasanya banyak juga dehh yang pernah merasakan hal hal yang anda tulis diatas,jadi 'perasaannya' kena banget,,,,,
(saya nggak tahu bahasa yang lebih tepaaaaaattt!!! ah,iyaaa!!! 'SENSE'!!!)
anda punya 'sense',,,,sobat!!!

berjuanglah,
kita sama sama berjuang,yaaaaa!!!!


(sebagai sesama author,)
Dyna.
 
Back
Top