Kalina
Moderator
Oleh : Rizka N
Edo lagi asyik tidur siang di atas kasurnya yang empuk di kamarnya yang adem. Tiba-tiba mimpinya siang itu dibuyarkan oleh suara handphone yang berdering berkali-kali. Ada SMS masuk. Sambil menggeliat dia membaca SMS dari nomor tak dikenal itu.
085748xxxxx
Jangan lupa nanti jam 4 di Kafe Sonar. Duh, ga sabar deh pngin lihat kmu skrg, lama bgt nih ga ktemu.
Edo mengucek-ucek matanya. "Nggak salah nih? Perasaan aku nggak janjian sama siapa-siapa".
Karena masih ngantuk dan pengin melanjutkan mimpinya yang terpotong, Edo pun meletakkan handphone-nya tanpa membalas SMS tadi dan langsung bablas tidur lagi. Di dalam mimpi, ceritanya dia lagi ngantuk berat dan pengin tidur. Dasar Edo, di dalma mimpi aja masih bisa ngantuk.
Sorenya Edo udah bangun, mandi, gosok gigi, dan siap nongkrong di depan tivi. Baru mau nonton Kejar Tayang favoritnya, lagi-lagi handphonenya bunyi. SMS masuk. Nomor tak dikenal muncul di layar.
085748xxxxx
Kamu dmn? Aq udah daritadi di Kafe Sonar. Buruan aq tunggu!
"Lhah, ini nomer yang tadi siang SMS nyasar. Siapa sih? Mana nggak nulis nama".
Edo akhirnya memutuskan membalas SMS itu, sekalian dia pengin tahu si pengirimnya.
Ini siapa? Kapan aq janjian sama situ?
Sent to: 085748xxxxx
Nggak sampai lima detik, Edo langsung dapat balasannya.
Omigod, kmu lupa ya? Ini Karin, temen SMP kmu.
Karin yg mana ya? Sori, aq ga inget.
Sent to: 085748xxxxx
Setelah itu, ditunggu sampai 15 menit, si pengirim SMS nggak membalas SMS Edo lagi. Edo berusaha mengingat-ingat. Sampai jidatnya mengkerut dan bibirnya jadi monyong lima senti. Udah mengerahkan segala daya ingatnya yang nggak sampai 2MB, Edo tetep nggak ingat juga pernah punya temen SMP yang namanya Karin. Dia jadi nggak enak sama Karin, takutnya Karin ngambek karena Edo nggak ingat dia. Tapi, mau gimana, emang bener-bener lupa.
Setengah jam, satu jam, akhirnya Edo lupa juga sama SMS Karin. Dia balik lagi menjalani rutinitasnya. Nonton tivi, makan malam, trus main games sampai jam sebelas malam. Tiba-tiba handphone-nya berdering lagi. Edo pikir itu dari Karin, yang hari ini 3 kali mengiriminya SMS. Ternyata bukan, nomor tak dikenal, tapi nomornya beda sama nomor yang tadi.
087855xxxxxx
Bsok jm 8 pagi loe lgsg siap di Senayan. Gw ud atur smw schedule. Be ontime!
Apa lagi nih? Apa hubungannya Senayan sama aku? Be ontime? Emangnya aku artis? Edo menduga SMS nyasar kali ini dari manajer artis buat artisnya yang suka telat. Hi hi hi. Membayangkan dirinya jadi artis bikin Edo geli sendiri. Dia langsung melihat cermin. Tinggi 160 senti lebih sedikit, kulit sawo kematengan sampai nyaris busuk, tampang pas-pasan, masak iya di-SMS-in manajer artis? Hi hi hi...
Udah ah, gelap, mending tidoorr.
Besok paginya, di sekolah. Edo lagi konsen dengerin penjelasan guru Fisika tentang gerak lurus berubah beraturan, tiba-tiba handphone-nya bergetar. Ada SMS masuk. Lagi-lagi dari nomor tak dikenal.
0819350xxxx
Mas, pulanglah. Tlg maafin aq. Anak qt dari kmrn nangis terus panggil2x nama pa2nya. Klo Mas blm bs maafin aq, plg ga pulang buat Dio. Please.
Haiyaa! Apa-apaan lagi ini. Dua hari ini kok rasanya Edo kena kutukan SMS salah sambung. Pertama dari cewek yang ngakunya janjian, terus dari manajer artis, sekarang dari istri yang minta suaminya pulang demi anak. "Memangnya ada berapa nomer kembar sih di Indonesia," Edo bersungut-sungut.
SMS yang terakhir itu datang bertubi-tubi karena Edo tak membalasnya. Sampai enam kali dengan isi sama, meminta suaminya pulang. Begitu SMS ketujuh masuk, Edo langsung mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Bersamaan dengan bel istirahat, Edo langsung melesat ke Kopsis, yang menyediakan kartu perdana. "
Edo langsung membeli nomer baru. Dia membuka handphone-nya, mengeluarkan SIM card lama, lalu memasukkan yang baru. Edo lalu menoleh pada benda kecil penyulut sebal dalam dua hari ini. SIM card lamanya. Diambilnya lalu dibuang ke tempat selesai. Selesai! Edo tersenyum puas. ***
Penulis adalah Pelajar SMAN 20 Sby