Cheney Khawatirkan Militer China

andree_erlangga

New member
Wakil Presiden Amerika Serikat, Dick Cheney, Jumat (23/2), memperingatkan China bahwa pengembangan kekuatan militernya telah mengkhawatirkan dunia. Saat berada di Sydney,
Dalam kunjungan di Sydney Australia, Cheney mengatakan uji coba rudal antisatelit China menunjukkan ketidakkonsistenan Beijing sebagai negara besar untuk menciptakan dunia yang damai.
?Tes antisatelit China bulan lalu menunjukkan China semakin mempercepat pembangunan militer dan merupakan langkah yang tidak membangun, dan tidak konsisten dengan pernyataan mereka yang ingin menciptakan perdamaian,? ujar
Cheney di hadapan peserta Dialog Australia-Amerika. Beijing mengklaim rudal itu sengaja digunakan untuk memusnahkan satelit cuaca yang sudah lama tidak digunakan lagi. Namun, Washington menilai langkah itu dapat semakin memancing perlombaan senjata di luar angkasa. Selain itu, uji coba yang dilakukan bulan lalu itu dikhawatirkan negara-negara tetangga China seperti Jepang dan Korea Selatan.
Meski demikian, Cheney tetap mengakui peranan besar Beijing dalam tercapainya kesepakatan menyangkut krisis nuklir Korea Utara (Korut). Cheney mengatakan China memiliki peran utama dalam pembicaraan enam pihak yang berujung pada kesediaan Pyongyang melucuti senjata nuklirnya.

Perkuat Hubungan
Sementara itu, Kepala Negosiator AS Christopher Hill, Kamis (22/2), juga mengatakan peran China telah membawa perkembangan positif terhadap hubungan Washington-Beijing. Ia juga mengatakan terobosan kesepakatan nuklir Korut meningkatkan hubungan China dengan sekutu-sekutu tradisional AS seperti Jepang dan Korea Selatan.
?Kesepakatan itu kini telah memperkuat hubungan dengan China dan Korsel,? kata Hill. China menginginkan kejelasan dari Korut atas penghentian program senjata nuklirnya. ?Kami benar-benar menyelaraskan kepentingan kita dengan mereka,? kata Hill.
Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice berencana bertemu dengan para menlu kelima negara lain di Beijing, April mendatang. Kelima negara tersebut adalah Korut, Korsel, China, Jepang dan Rusia.
Dalam langkah yang paralel, Wakil Menlu John Negroponte akan mengadakan kunjungan awal bulan depan ke Jepang, Korsel dan China. Namun, Deplu menyatakan Negroponte tidak akan singgah ke Pyongyang.
Hill menekankan Korut belum menyatakan akan menghentikan seluruh programnya.
?Mereka akan membuat keputusan setahap demi setahap. Setiap mereka mengambil satu langkah, mereka akan menengok ke belakang dan berkata ?ini lebih baik dari kemarin?. Dan hal itu akan mendorong mereka untuk mengambil langkah yang lain,? kata Hill.
Sementara itu, katanya, Korut sangat ingin keluar dari daftar sponsor teror Deplu AS. ?Kami bersiap-siap untuk memulai proses tersebut, dengan pemahaman hal itu perlu waktu? kami perlu beberapa jawaban dari mereka,? katanya.
Traktat perdamaian untuk menggantikan kesepakatan gencatan senjata akan mengakhiri secara resmi Perang Korea secara teknis bukan isu perundingan enam pihak. Hill mengatakan dia memperkirakan China, AS, Korut dan Korsel akan mengadakan pertemuan khusus guna membahas masalah tersebut. Jika hal itu terjadi, perdamaian di semenanjung Korea akan diambil alih dari pasukan AS, yang selama ini menjaganya sejak Perang Korea.

sumber : SINAR HARAPAN
 
Back
Top