CINTA ADALAH RASA SAKIT
--o0o--
Aku berjalan menghampiri dia, aku tak tau mengapa aku melakukan semua ini. Bertahan demi dirinya yang sesungguhnya tidak pernah mengharapkanku. Aku memang bodoh tapi aku mencintainya bahkan sangat-sangat mencintainya.
"andi" dia menoleh kearahku, tak ada senyum diwajahnya yang ada hanya tatapan kebencian yang selalu ada saat dia bersamaku. Andi mengucapkan salam perpisahan kepada teman-temannya lalu berjalan melewatiku.
"sabar ra, andi memang seperti itu orangnya" aku hanya menanggapinya dengan senyuman. Aku hira seorang gadis yang kehilangan adiknya karena sang adik mendonorkan ginjalnya kepadaku, sejak saat itu kehidupanku berubah. Aku dijodohkan dengan orang yang sangat aku cintai, tapi sayangnya dia tidak mencintaiku. Dia mencintai Hika adiku yang telah tiada. Aku, aku iri padamu dek kamu memiliki seseorang yang sangat mencintaimu, orang yang kan selalu mengenangmu meski sekarang kamu sudah pergi kesurga. Sedangkan disini kakak begitu menderita! Kakak ingin menyusulmu, dek kenapa dulu kamu berikan ginjal ini ke kakak? Kenapa kamu tak membiarkan kakak pergi saja? Dek kakak ingin menyusulmu.
Karna asyik melamun aku sampai tak sadar ternyata aku dan andi telah sampai dipinggir danau, tempat tujuan kita.
"jadi apa yang ingin kau katakan?"
aku menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan
"aku rasa ada yang salah dengan hubungan kita"
aku beranikan diri menatap kedua matanya, mata yang dapat mencabik-cabikku hanya dengan memandangnya saja
"kamu bersikap seolah-olah aku tak ada, apa sebegitu bencikah kamu kepada ku? Kamu bahkan tak pernah melihatku padahal aku tepat didepan matamu. Kamu tau? Kamu itu secara tak langsung menyiksaku, menyiksaku dalam rasa bersalah. Apa aku benar-benar tidak berharga?"
Andi tersenyum lalu maju melangkah kearaku. Menipiskan jarak diantara kami, aku menahan nafas saat dia berbisik padaku
"itu memang benar, kau sama sekali tak berharga"
Tuhan, sakit rasanya benar-benar sakit. Dek kamu disana pasti sedang tertawa melihat kakak menderita? Apa ini balasan buat kakak atas semua penderitaan yang kamu alami dulu? Kalau memang iya, selamat dek kamu berhasil.
Dia tersenyum tepat disaat air mata jatuh membasahi pipiku. Andi meletakan tangannya dipipiku dan mengusap jejak air mataku dengan ibu jarinya
"pergilah"
Satu kata yang membuat bunga-bunga yang sempat mekar kembali layu bahkan mati. Badanku bergetar menahan tangis, tuhan aku hanya ingin dicintai aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya mencintai dan dicintai itu seperti apa? Tapi mengapa begitu susah rasanya?
"kenapa?" tenggorokanku terasa dicekat, suaraku pun bergetar "kenapa kamu tak pernah bisa mencintaiku seperti kamu mencintai hika dulu? Apa salahku sehingga kamu begitu membenci ku?"
"kau benar-benar tak tau kesalahanmu? Biarku ingatkan, kau penyebab segala penderitaan yang selama ini hika rasakan, hira memangnya kamu tak malu menikah dengan seseorang yang sangat mencintai orang yang selama ini menderita karna mu? Yang selalu menangis setiap hari, yang begitu kesepian, begitu mengharapkan kasih ibunya, yang selalu berkorban dan mengalah untukmu! Memangnya kau tak malu menikah dengan mantan pacar dari adikmu sendiri hah?!" dia mengguncang kedua bahuku. Tuhan! Apa begitu kejamnya diriku kepada adikku? Dek maaf kan kakak
" hiks...itu bukan salahku"
"bukan salahmu! Lalu salah siapa hah?! Asal kau tau! Saat dia memberikan semua organ dalamnya kepadamu, saat kau merasakan kesakitan karna penyakitmu. Hika pun merasakannya, dia berjuang sendiri tanpa keluarga tanpa teman dan saudara. Disaat kau mendapatkan organ tubuh yang baru, hika justru kehilangan organ tubuh yang masih berfungsi dan kau tau kanapa itu terjadi?! Karena mu!!"
"hiks.......hiks"
"saat hari pengambilan rapot disaat semua murid yang mendapat peringkat dikelas dipeluk dicium dan dibanggakan oleh ibu mereka, hika justru bersedih padahal dia menjadi yang pertama dikelas. Dan kau tau karna apa?! Semua karna mu!! Karna ibu kalian lebih memilih mengambil rapotmu dan melupakan hika. Kau tau betapa sedihnya dia?! Sudahlah, mulai saat ini perjodohan kita batal! Dan selamat tinggal!" dan setelah itu dia meninggalkan ku, selamanya.
Masalalu memang kisah lampau kita dulu, tapi masalalu merupakan penentu kehidupan kita yang baru.
Maaf kan kaka dek, kakak menyesal.
END
follow twiter saya
@Titinmaryatin20
dan fanspage saya
mobile.facebook.com/Azahra-Putri-1583834351898429/
--o0o--
Aku berjalan menghampiri dia, aku tak tau mengapa aku melakukan semua ini. Bertahan demi dirinya yang sesungguhnya tidak pernah mengharapkanku. Aku memang bodoh tapi aku mencintainya bahkan sangat-sangat mencintainya.
"andi" dia menoleh kearahku, tak ada senyum diwajahnya yang ada hanya tatapan kebencian yang selalu ada saat dia bersamaku. Andi mengucapkan salam perpisahan kepada teman-temannya lalu berjalan melewatiku.
"sabar ra, andi memang seperti itu orangnya" aku hanya menanggapinya dengan senyuman. Aku hira seorang gadis yang kehilangan adiknya karena sang adik mendonorkan ginjalnya kepadaku, sejak saat itu kehidupanku berubah. Aku dijodohkan dengan orang yang sangat aku cintai, tapi sayangnya dia tidak mencintaiku. Dia mencintai Hika adiku yang telah tiada. Aku, aku iri padamu dek kamu memiliki seseorang yang sangat mencintaimu, orang yang kan selalu mengenangmu meski sekarang kamu sudah pergi kesurga. Sedangkan disini kakak begitu menderita! Kakak ingin menyusulmu, dek kenapa dulu kamu berikan ginjal ini ke kakak? Kenapa kamu tak membiarkan kakak pergi saja? Dek kakak ingin menyusulmu.
Karna asyik melamun aku sampai tak sadar ternyata aku dan andi telah sampai dipinggir danau, tempat tujuan kita.
"jadi apa yang ingin kau katakan?"
aku menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan
"aku rasa ada yang salah dengan hubungan kita"
aku beranikan diri menatap kedua matanya, mata yang dapat mencabik-cabikku hanya dengan memandangnya saja
"kamu bersikap seolah-olah aku tak ada, apa sebegitu bencikah kamu kepada ku? Kamu bahkan tak pernah melihatku padahal aku tepat didepan matamu. Kamu tau? Kamu itu secara tak langsung menyiksaku, menyiksaku dalam rasa bersalah. Apa aku benar-benar tidak berharga?"
Andi tersenyum lalu maju melangkah kearaku. Menipiskan jarak diantara kami, aku menahan nafas saat dia berbisik padaku
"itu memang benar, kau sama sekali tak berharga"
Tuhan, sakit rasanya benar-benar sakit. Dek kamu disana pasti sedang tertawa melihat kakak menderita? Apa ini balasan buat kakak atas semua penderitaan yang kamu alami dulu? Kalau memang iya, selamat dek kamu berhasil.
Dia tersenyum tepat disaat air mata jatuh membasahi pipiku. Andi meletakan tangannya dipipiku dan mengusap jejak air mataku dengan ibu jarinya
"pergilah"
Satu kata yang membuat bunga-bunga yang sempat mekar kembali layu bahkan mati. Badanku bergetar menahan tangis, tuhan aku hanya ingin dicintai aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya mencintai dan dicintai itu seperti apa? Tapi mengapa begitu susah rasanya?
"kenapa?" tenggorokanku terasa dicekat, suaraku pun bergetar "kenapa kamu tak pernah bisa mencintaiku seperti kamu mencintai hika dulu? Apa salahku sehingga kamu begitu membenci ku?"
"kau benar-benar tak tau kesalahanmu? Biarku ingatkan, kau penyebab segala penderitaan yang selama ini hika rasakan, hira memangnya kamu tak malu menikah dengan seseorang yang sangat mencintai orang yang selama ini menderita karna mu? Yang selalu menangis setiap hari, yang begitu kesepian, begitu mengharapkan kasih ibunya, yang selalu berkorban dan mengalah untukmu! Memangnya kau tak malu menikah dengan mantan pacar dari adikmu sendiri hah?!" dia mengguncang kedua bahuku. Tuhan! Apa begitu kejamnya diriku kepada adikku? Dek maaf kan kakak
" hiks...itu bukan salahku"
"bukan salahmu! Lalu salah siapa hah?! Asal kau tau! Saat dia memberikan semua organ dalamnya kepadamu, saat kau merasakan kesakitan karna penyakitmu. Hika pun merasakannya, dia berjuang sendiri tanpa keluarga tanpa teman dan saudara. Disaat kau mendapatkan organ tubuh yang baru, hika justru kehilangan organ tubuh yang masih berfungsi dan kau tau kanapa itu terjadi?! Karena mu!!"
"hiks.......hiks"
"saat hari pengambilan rapot disaat semua murid yang mendapat peringkat dikelas dipeluk dicium dan dibanggakan oleh ibu mereka, hika justru bersedih padahal dia menjadi yang pertama dikelas. Dan kau tau karna apa?! Semua karna mu!! Karna ibu kalian lebih memilih mengambil rapotmu dan melupakan hika. Kau tau betapa sedihnya dia?! Sudahlah, mulai saat ini perjodohan kita batal! Dan selamat tinggal!" dan setelah itu dia meninggalkan ku, selamanya.
Masalalu memang kisah lampau kita dulu, tapi masalalu merupakan penentu kehidupan kita yang baru.
Maaf kan kaka dek, kakak menyesal.
END
follow twiter saya
@Titinmaryatin20
dan fanspage saya
mobile.facebook.com/Azahra-Putri-1583834351898429/