zoeratmand
New member
Mengenang kenangan di masa lalu yang pahit pun masih merasakan pahitnya sampai sekarang.
Mengapa kita tidak bisa kembali ke masa yang dulu dan merubah semuanya menjadi lebih baik?atau mengapa kita tidak bisa menghilangkan bagian yang buruk dari masa lalu agar kita selalu merasa baik karena tidak mengingat masa yang dulu pahit?
Waktu, ya waktu tidak akan pernah kembali lagi. Waktu adalah penguasa, yang paling kuat karena kita tidak bisa melawan waktu walau hanya sepersekian detik. Wak tu akan terus berjalan ke depan dan tidak pernah kembali lagi ke belakang.
Maka dari itu, semua bisa terjadi dan tak mungkin terulang lagi. Rasa sakit yang amat dalam tidak bisa hilang begitu saja dari pikiran orang yang merasa atau pernah mempunyai kenangan buruk di waktu dulu. Semua butuh waktu, semua butuh proses. Tapi apakah kita harus menjalani kenangan buruk di waktu dulu? Kenapa kita harus merasakan rasa sakit yang sama sekali lama hilangnya dari ingatan kita? Apakah semua ini sudah ada yang mengatur kita bahwa kita adalah pemain dalam waktu ini?
Kadang kita sudah berjalan di jalan yang benar, bertindak yang benar, akan tetapi karena orang yang berlaku tidak benar dan tidak mau di benarakan, kita menjadi kaming hitam untuk sesuatu yang tidak kita lakukan. Atau kita terkena kotoran sapi sedang kita tidak pernah dekat dengan sapi.
Seiring dengan berjalannya waktu, kita dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang kurang baik. Dari semua itu kita bisa melihat apakah kita akan memilih untuk menjalani bagian yang baik atau malah melakukan hal – hal yang kurang baik. Mungkin memang benar dulu kita pernah mendapat perlakuan yang kuarang baik dari seseorang yang sangat dekat dengan kita atau dengan siapapun orang itu. Itu mungkin suatu ujian bagi pemain waktu agar kita mengetahui bahwa sesuatu yang kurang baik itu adalah hal yang sangat menyakitkan dan kita sudah merasakan hal tersebut. Betapa inginnya membalas dan mengamuk untuk melampiaskan semua rasa yang tidak enak dan membalas apa yang kita rasakan terahadap orang yang melakukan hal tersebut kepada kita. Bahkan sampai ingin menghilangkan dia dari muka bumi ini untuk selama – lamanya. Tapi akankah kita ppuas dengan semua yang kita lakukan itu/ Apakah kita merasakan nyaman dan terobati oleh kelakuan kita yang seperti itu?
Kalau memang benar kita merasakan sakitnya dan kita merasa bahwa orang itu orang yang tidak pantas untuk ditiru, tetapi dengan kita melakukan pembalasan apa yang dia perbuat kepada kita itu berarti sama saja kitamengganggap bahwa orang yang jahat itu adalah kita sendiri. Karena keinginan kita yang selalu ingin membalas apa yang kita rasakan, kita menjadi orang sama bejatnya dengan dia. So dengan berjalannya waktu ke depan itu membuktikan bahwa kita harus selalu maju cara berpikirnya, jangan hanya bepikir membalas apa yang mereka perbuat tapi coabalah untuk memaafkan dan menjalani hidupmu kembali dengan cara berpikir lebih positif dari setiap apa yang kita lakukan.
Tapi di lubuk hati yang paling dalam masih terasa sakit yang begitu sangat dalam sehingga mungkin tidak akan bisa hilang bekas dari sakit itu. Ibarat paku yang ditancapkan, walaupun paku tersebut sudah kita cabut dan di buang, tetap masih ada bekas dari paku tersebut. Kalau saja aku bisa kembali ke masa itu, akan kubunuh dirinya...
Mengapa kita tidak bisa kembali ke masa yang dulu dan merubah semuanya menjadi lebih baik?atau mengapa kita tidak bisa menghilangkan bagian yang buruk dari masa lalu agar kita selalu merasa baik karena tidak mengingat masa yang dulu pahit?
Waktu, ya waktu tidak akan pernah kembali lagi. Waktu adalah penguasa, yang paling kuat karena kita tidak bisa melawan waktu walau hanya sepersekian detik. Wak tu akan terus berjalan ke depan dan tidak pernah kembali lagi ke belakang.
Maka dari itu, semua bisa terjadi dan tak mungkin terulang lagi. Rasa sakit yang amat dalam tidak bisa hilang begitu saja dari pikiran orang yang merasa atau pernah mempunyai kenangan buruk di waktu dulu. Semua butuh waktu, semua butuh proses. Tapi apakah kita harus menjalani kenangan buruk di waktu dulu? Kenapa kita harus merasakan rasa sakit yang sama sekali lama hilangnya dari ingatan kita? Apakah semua ini sudah ada yang mengatur kita bahwa kita adalah pemain dalam waktu ini?
Kadang kita sudah berjalan di jalan yang benar, bertindak yang benar, akan tetapi karena orang yang berlaku tidak benar dan tidak mau di benarakan, kita menjadi kaming hitam untuk sesuatu yang tidak kita lakukan. Atau kita terkena kotoran sapi sedang kita tidak pernah dekat dengan sapi.
Seiring dengan berjalannya waktu, kita dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang kurang baik. Dari semua itu kita bisa melihat apakah kita akan memilih untuk menjalani bagian yang baik atau malah melakukan hal – hal yang kurang baik. Mungkin memang benar dulu kita pernah mendapat perlakuan yang kuarang baik dari seseorang yang sangat dekat dengan kita atau dengan siapapun orang itu. Itu mungkin suatu ujian bagi pemain waktu agar kita mengetahui bahwa sesuatu yang kurang baik itu adalah hal yang sangat menyakitkan dan kita sudah merasakan hal tersebut. Betapa inginnya membalas dan mengamuk untuk melampiaskan semua rasa yang tidak enak dan membalas apa yang kita rasakan terahadap orang yang melakukan hal tersebut kepada kita. Bahkan sampai ingin menghilangkan dia dari muka bumi ini untuk selama – lamanya. Tapi akankah kita ppuas dengan semua yang kita lakukan itu/ Apakah kita merasakan nyaman dan terobati oleh kelakuan kita yang seperti itu?
Kalau memang benar kita merasakan sakitnya dan kita merasa bahwa orang itu orang yang tidak pantas untuk ditiru, tetapi dengan kita melakukan pembalasan apa yang dia perbuat kepada kita itu berarti sama saja kitamengganggap bahwa orang yang jahat itu adalah kita sendiri. Karena keinginan kita yang selalu ingin membalas apa yang kita rasakan, kita menjadi orang sama bejatnya dengan dia. So dengan berjalannya waktu ke depan itu membuktikan bahwa kita harus selalu maju cara berpikirnya, jangan hanya bepikir membalas apa yang mereka perbuat tapi coabalah untuk memaafkan dan menjalani hidupmu kembali dengan cara berpikir lebih positif dari setiap apa yang kita lakukan.
Tapi di lubuk hati yang paling dalam masih terasa sakit yang begitu sangat dalam sehingga mungkin tidak akan bisa hilang bekas dari sakit itu. Ibarat paku yang ditancapkan, walaupun paku tersebut sudah kita cabut dan di buang, tetap masih ada bekas dari paku tersebut. Kalau saja aku bisa kembali ke masa itu, akan kubunuh dirinya...